Berdosakah menyukai sesama jenis?

Posted on Updated on

saya laki2 berusia 22 th, saya ingin bertAnya apakah yang saya lakukan ini dosa atau tidak, selama ini saya meraskan bahwaa saya cenderung menyukai sesama jenis, saya pernah bercumbu dengan lakilaki, tapi saya sangat menghormati wanita dan memuliakannya, saya bingung harus bagaimana? sementara rasa itu terus ada dan semakin menjadi jadi dalam diri saya, saya minta tolong bagaimana saya haruis menjalani kehidupoan saya ini, perasasan ini (suka sesama jenis) sudah ada sejak saya masih kecil, terlebih dahulu saya pernah menjadi korban perkosaan oleh laki-laki juga.

Tanggapan M Shodiq Mustika:

Persoalan kecenderungan homoseksual seperti itu tampaknya sudah sering dibahas di luar blog ini. Kita bisa dengan mudah mencarinya melalui mesin pencari, misalnya dengan kata kunci: hukum islam homoseks. Namun, blog ini mungkin belum pernah membahasnya. Okelah sekarang aku membicarakannya, tentunya sebatas ilmuku, wallaahu a’lam.

Dari apa yang telah kau “lakukan”, sebagaimana tersebut di atas, ada yang menurutku berdosa, tetapi ada pula yang tidak berdosa. Yang jelas-jelas tidak berdosa adalah menghormati wanita dan memuliakannya. Bukan hanya tidak berdosa, sikap tersebut justru berpahala. Selain itu, yang juga jelas-jelas tidak berdosa adalah menjadi korban perkosaan.

Yang juga tidak berdosa adalah sekadar mencintai atau menyukai sesama jenis, baik sesama pria maupun sesama wanita. (Mengenai tidak berdosanya rasa cinta, lihat buku “Ayat-Ayat Mesra“.) Hanya saja, seringkali terjadi, orang mencintai itu bukan sekadar mencintai, melainkan ada tindak lanjutnya yang keluar dari koridor Islam, sehingga berdosa.

Apabila rasa cinta itu diiikuti dengan perbuatan yang mendekati zina, maka mendekati zina itu berdosa (walaupun rasa cintanya itu sendiri pada dasarnya tidak berdosa). Mengenai mendekati zina, silakan simak artikel “Pengertian zina-hati dan mendekati-zina lainnya“.

Mengenai bagaimana kau harus menjalani kehidupan ini, menurutku kau membutuhkan bantuan psikologis yang profesional. Untuk itu, silakan hubungi lembaga psikologi yang islami. Misalnya, lembaga yang dikelola oleh fakultas psikologi di perguruan tinggi Islam yang terdekat dengan tempat tinggalmu.

Sementara itu, alangkah bagusnya bila kau mendalami berbagai tinjauan psikologis terhadap fenomena homoseksual. Misalnya, menyimak artikel “Homoseksual: Apa Dan Mengapa?“.

Selain itu, alangkah eloknya bila ikhtiar-ikhtiarmu itu kau sertai dengan doa & zikir yang relevan. Untuk itu, silakan simak buku Doa & Zikir Cinta.

Demikian saran-saran dariku. Semoga Allah Sang Maha Penyayang senantiasa menyayangimu. Aamiin.

34 respons untuk ‘Berdosakah menyukai sesama jenis?

    akuiniobenk said:
    18 Februari 2009 pukul 22:06

    kalo dari segi kepercayaan (agama saya), saya mungkin akan bilang dosa..bukan sesuatu yang akan disukai bukan??

    dari dari sisi manusiawi..rasanya yang dirasain bisa terjadi ama manusia manapun..dan kita sendiri kadang gak berharap bgtu..

    gak berani menilai..tapi kalo bisa kasih suara..bisa gak hal2 seperti ini dianggap sebagai sesuatu yang gak pada tempatnya yang tentu bisa disembuhkan, bisa di antisipasi, tanpa harus mengucilkan, menghina atau ,menghakimi. terutama pada yang masih sadar kalo itu adalah suatu yang perlu disembuhkan…dan kita perlu seadil mungkin pada mereka.

      M Shodiq Mustika responded:
      19 Februari 2009 pukul 05:17

      @ akuiniobenk
      ada yang menurutku berdosa, tetapi ada pula yang tidak berdosa. Yang jelas-jelas tidak berdosa adalah menghormati wanita dan memuliakannya. Bukan hanya tidak berdosa, sikap tersebut justru berpahala.
      semoga saja hal tersebut bisa di atasi semaksimal mungkin, agar orang itu bisa hidup normal.
      bukan nya mereka juga sebenernya ingin sembuh, kepengen seperti yang lainnya.

    Rindu said:
    18 Februari 2009 pukul 23:28

    Haram itu kang … HARAM.

      fatchurrochman said:
      4 Mei 2009 pukul 03:26

      Setuju banget HARAM,cZ mana da pasangan sesama jenis……….
      pake logika ja lah,ex:sandal kalo yang dipake kiri semua mang nyaman……..?
      ga kan……!!!!!!!!!!!!!!!
      hanya orang yang ga punya akal sehat plus pikiran jernih ja yang doyan ma sesama jenis……..!!!
      yang jelas Tuhan menciptakan makhluk hidup tu berpasang-pasangan.
      cobalah buat orang-orang penyuka sesama jenis,gunakan pikiran dan akal sehat kalian…..!!!
      Allah udah banyak banget menyuruh manusia agar menggunakan pikirannya untuk berfikir.

        rosx said:
        29 Mei 2009 pukul 07:34

        hey
        namanya homoseks tuh bukan sandel
        ha.ha.
        terus yg namanya cinta memang tak pakai logika
        hm..
        salam peace kawan

      ridho said:
      28 Juli 2009 pukul 08:45

      rindu ya…cakep gud..gud..gud, knalan dunk

    Yep said:
    19 Februari 2009 pukul 09:34

    Saya setuju sekali dengan pendapat Pak Shodiq :

    Yang juga tidak berdosa adalah sekadar mencintai atau menyukai sesama jenis, baik sesama pria maupun sesama wanita. Hanya saja, seringkali terjadi, orang mencintai itu bukan sekadar mencintai, melainkan ada tindak lanjutnya yang keluar dari koridor Islam, sehingga berdosa.

    Wassalam
    Yep

      rosx said:
      29 Mei 2009 pukul 07:35

      betul
      suka mah suka aja
      g usah pake perbuatan
      ah intinya
      terserah mereka
      mau apa kek
      terserah
      asal jangan merugikan orang lain
      merugikan diri sendiri??
      terserah loe kale

    Irawan Danuningrat said:
    20 Februari 2009 pukul 12:04

    Assalamu’alaykum wr.wb.

    “Berdosakah menyukai sesama jenis?” Jika yg dimaksud dgn “menyukai” dlm pertanyaan tsb adalah rasa suka yg dilandasi hasrat dan gairah syahwat thdp sesama jenis sebagaimana diutarakan dalam paragraph selanjutnya, menurut ajaran Islam yg saya pahami hal tsb adalah DOSA!!

    “Bagaimana saya harus menghadapi hidup ini?”, untuk menjawab pertanyaan tsb tak ada salahnya kita cermati dulu hal2 berikut :

    1. Apakah Allah menakdirkan “kelainan” tsb hanya pd anda/ybs seorang? – Menurut hemat saya jawabannya pasti “tidak”. Banyak orang yg terlahir dgn dan dlm kondisi kejiwaan spt itu namun hidupnya justru bahagia stlh berhasil mengalahkan hasrat menyimpang homoseksualitas tsb hingga mereka mencintai dan menikah dengan wanita tulen dan mempunyai keturunan.

    Saya pribadi kenal 4 pria yg secara lahiriah “sangat feminin” dan menurut pengakuan mereka sejak kanak2 sering diolok-olok dan diperlakukan sbg “wanita” sehingga konon hampir terjebak ikut menganggap dirinya berjiwa wanita yg diikuti dgn timbulnya rasa suka kpd sesama pria. Namun dengan segala kesungguhan hati mereka tanamkan pemahaman bhw mereka adalah LAKI-LAKI, mereka tanamkan bhw kelaian itu adalah UJIAN Allah yg harus mereka atasi. Dengan menanamkan pemahaman tsb mereka terbukti berhasil menemukan jati diri sbg LAKI-LAKI. Mereka berusaha menjadi muslim yg baik, jatuh cinta pada dan menikah dgn wanita, masing-masing punya anak dan saat ini keempatnya berkarir sbg Diplomat.

    Disamping 4 orang tsb, saya kenal dekat dgn anak perempuan seorang karib saya. Ia menikah dengan pria yg bekerja pd satu badan PBB di Jenewa. Suaminya ‘ndilalahnya juga seorang laki2 yg penampilan dan gerak-geriknya sangat feminin. Namun tidak demikian dgn hati dan vitalitasnya. mereka terlihat bahagia, saling mencintai dan hidup harmonis bersama seorang anak lucu yg lahir pd pertengahan 2006 (saat saya ketemu ybs sdg hamil 8 bln) dan bergaul aktif dalam masyarakat Indonesia di lingkungan PTRI Jenewa.

    2. Allah menurunkan ujian “ketidak sempurnaan” lahiriah (fisik, mental maupun psikis) a.l. mata yg buta, tuna-grahita, cacat fisik, kelainan mental atau kelainan fisik lainnya, thdp siapapun yg dikehendaki-Nya. Sehubungan dengan itu, apakah dgn kekurangan2 tsb mereka boleh menyerah dan tidak berpeluang mengecap kebahagiaan jika mampu mengatasi kekurangannya?

    Kenyataannya, mereka bisa sukses dan umumnya justru jadi lebih merasa bahagia dibanding yg terlahir normal manakala mereka mencapai level prestasi tertentu. (tengoklah Stefi Wonder, Ucok Baba, Fiersha Mama-Mia, Dr. Boyke dll). Mereka sukses dan bahagia karena mereka adalah orang2 kuat yg tidak menyerah pada kekurangan dan “kelainan” dirinya, dan justru menjadikan kekuarangan2 tsb sebagai pendorong untuk mengatasi Ujian Allah dan meraih sukses dlm hidup dan karirnya.

    Dalam skala berbeda, pengalaman saya berusaha menyukai buah pare (paria), mungkin dpt dijadikan analogi ringan yg mudah-mudahan bermanfaat.

    Waktu saya masih duduk di tingkat SMP, saya sungguh tidak suka buah pare karena rasanya yang pahit. Kedua orang tua saya yg kebetulan sangat doyan buah pare tsb, mendorong saya untuk menyukainya karena meyakini buah pare tsb bagus untuk kesehatan, mencegah malaria, memacu pertumbuhan kulit, menghilangkan jerawat dan meningkatkan nafsu makan.

    Mengetahui hal tsb saya yg kebetulan mulai berjerawat, serta demi tidak mengecewakan orang tua, berusaha sungguh-sungguh untuk menyukai buah pare. Tidak mudah memang, buah pare betul-betul pahit, meski dicoba berulang-ulang termasuk dgn cara dimasak berbagai rupa, buah pare tersebut tetap saja…. pahit!.
    Hampir putus asa, akhirnya saya berpikir, jika orang tua saya yg juga manusia seperti saya bisa menikmati rasa buah pare tsb, mengapa saya tidak bisa…? Saya tidak boleh kalah oleh orang tua dalam memperoleh kenikmatan rasa…..! demikian saya meyakinkan diri sendiri.

    Dengan cara seperti itu, ternyata saya mampu melawan penolakan diri dan antipati saya thdp “rasa pahit” buah pare tsb, bahkan akhirnya saya juga bisa mereguk rasa NIKMAT dibalik rasa PAHIT buah pare tsb !!! Sungguh! Sekarang saya sangat menyukai lalapan rebus buah pare dengan sambal terasi!!

    Intinya, adakalanya kita sulit menerima atau menyukai sesuatu hingga bagi kita hal tsb terasa sangat pahit. Namun jika kita sungguh-sungguh berusaha, fokus pada manfaat yg akan didapat, apalagi kita tahu bhw hal tsb pada hakekatnya adalah sebuah kelaziman, maka dengan disertai doa memohon pertolongan Allah swt, yakinlah segalanya bisa menjadi mudah dan akan terasa nikmatnya.

    Demikian, mudah-mudahan bermanfaat.

    Wassalamualaykum wr.wb.

      garut said:
      5 Februari 2015 pukul 13:21

      setuju sekali dengan komen nya

    Irawan Danuningrat said:
    20 Februari 2009 pukul 13:55

    Assalamu’alaykum wr.wb.

    Sebagai tambahan tanggapan/jawaban sebelumnya …

    KENAPA AKU TIDAK PEROLEH APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN?

    “Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
    (Surah Al-Baqarah ayat 216)

    KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

    “Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ”
    (Surah Al-Baqarah ayat 286)
    “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”
    (Surah Al-Imran ayat 139)

    BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

    “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan) , dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan)”. (Surah Ali- Imran ayat 200)

    “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk”
    (Surah Al-Baqarah ayat 45)

    “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka…… ”
    (Surah At-Taubah ayat 111)

    lelakipendoza said:
    21 Februari 2009 pukul 23:01

    Mungkin ini adalah kisah hidupku, dan aku bertaubat kepadaNya, semoga Allah memberi petunjuk bagi hambanya yang mencari petunjukNya.

      M Shodiq Mustika responded:
      22 Februari 2009 pukul 05:14

      @ lelakipendoza
      Allah maha pemaaf dan maha pengampun

    seniman mimpi said:
    29 Maret 2009 pukul 19:08

    dosa sh iya. . tapi lbh b’dosa lg membhongi dr sndri u/ menutupi p’rsaan ska trhdap ssma. ayo bagi yang m’cntai ssma itu bukan hal yang slah atau tidak bermoral. . kejar cintamu sblum ajal mengejarmu. tapi jka bisa nasehati ht untuk belajar mencintai lawan jenis. tetap berusaha dan jujur dngan perasaan. tdak ada yang membnarkan atau mnylahkan jk mencintai ssama jenis.

    irwan said:
    10 April 2009 pukul 14:30

    itu menurut agama islam haram bang…..
    jadi itu wajib kita tinggalkan…

    Andreas said:
    25 April 2009 pukul 22:10

    Ya, ktx agma i2 sgt dlrang

    no name said:
    8 Mei 2009 pukul 21:02

    mnrut saya smw nya itu memang sangat berdosa. tapi Allah memang menciptakan sedikit rasa sayang/suka terhadap sesama jenis. dan smw itu tergantung qt bgaimana mengontrolnya. aq merupakan salah satu pecinta sesama jenis (lesbian). terkadang saya merasa bahagia. tapi terkadang saya merasa tersiksa. sekarang saya sudah ga da hbungan lg m dy. tapi saya belum bisa melupakan dy, saya masih sayang m dy. bantu saya untuk nyelesaian masalah ini….

    lina said:
    13 Mei 2009 pukul 18:49

    masalah cinta adalah masalah perasaan….datangnya cinta kadang di luar kendali kita…….jadi kalo menurut saya kalo hanya sekedar mencintai toh gak ada dosanya…..hanya saja yang bersangkutan perlu pengendalian diri agar rasa itu tidak terus masuk jauh ke dalam hati…

    perlu perjuangan hati … dan ini tidak mudah….

    hesty said:
    6 Juni 2009 pukul 10:02

    menurut saya,,sih dosa tp mau gmana lg semua kalah dngan perasaan yg kt miliki.

    ninik said:
    26 Juni 2009 pukul 12:19

    tolonglah saya bgmn sy harus bersikap krn kliatanya dya sdh dari dulu punya sifat buruk seperti yg tertuang di atas. sy berusaha sabar smp akhirnya sy putuskan gmn caranya sy harus bisa mengobati penyakit yg diderita slama ber tahun2 itu.

    ahmad surya said:
    6 Juli 2009 pukul 18:48

    yap btul sekali kata mbak rindu. haram. wanita dgn wanita laki dgn laki, enakan sama lawan jenis tapi klo dah nikah, kayak umatnya nabi luth klo gk salah ya, dihancurkan krena allah murka dgn perbuatan mereka, lesbi / homo sperti itu, mbak rindu slam kenal ya

    albayinah said:
    6 Juli 2009 pukul 20:51

    Perbuatan menyukai sesama jenis (homo/lesbi) adalah dosa, harus dan wajib untuk ditinggalkan sekuat mungkin dan sejauh-jauhnya. Melalui kisah kaum nabi Luth AS kita dapat mengetahui tentang betapa murkanya Allah atas perbuatan tsb, melalui kisah itu pula kita dapat mengetahui bahwa pada hakikatnya perbuatan tersebut adalah merupakan salah satu bentuk perbuatan penyembahan terhadap hawa nafsu, nafsu kitalah yang menyuruhnya, sedangkan secara pasti kita ketahui bahwa Allah telah melarangnya. Maka posisi kita disini adalah bebas memilih apakah ingin menjadi abdi hawa nafsu (menuhankan hawa nafsu) atau menjadi abdi Allah (menuhankan Allah), terserah…yang pasti Allah telah menegaskan bahwa perbuatan tsb adalah perbuatan melampaui batas; melampaui batas kemanusiaan.
    Telah digariskan oleh-Nya bahwa setiap makhluk hidup secara alamiah pasti menginginkan adanya keturunan yang melanjutkan tugas kemanusiaannya dimuka bumi ini, baik dalam rangka ibadah kepada-Nya ataupun sebagai khalifah Allah/pengelola bumi ini, dan ini hanya dapat terwujud dengan cara yang telah Allah tetapkan yaitu perkawinan antara lelaki dan perempuan, bukan dengan cara lain. Bayangkan apa yang terjadi jika salah satu pihak tidak menginginkan pihak yang lain; perempuan hanya menginginkan perempuan atau lelaki hanya menginginkan lelaki, dapatkah kehidupan umat manusia itu bertahan?…
    Ini hanyalah salah satu contoh hikmah yang dapat kita ambil dari adanya larangan Allah atas perbuatan homo/lesbi tsb, Allah dengan kesempurnaan ilmu-Nya pastilah memiliki alasan-alasan lain yang kita belum mengetahuinya.
    Cara yang paling efektif menyikapi perasaan ini -penyakit suka sesama jenis- adalah dengan selalu berinteraksi dengan Allah, Dia lah yang menciptakan kita Dia pula yang paling mengetahui tentang hal ihwal kita, berinteraksi dengan-Nya akan memberikan kita kekuatan lahir dan batin untuk menjalani kehidupan yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita, rutinkanlah membaca kalam Allah karena dengan cara itulah kita dapat mengetahui apa dan bagaimana kemauan Allah terhadap kita manusia, jadikanlah Alquran sebagai tolok ukur kebenaran sehingga kita tidak terombang-ambing oleh pendapat manusia yang atara satu dengan yang lainnya selalu berbeda.
    Mudah-mudahan Allah mempermudah jalan bagi orang-orang yang benar-benarberusaha menuju kepada-Nya.
    Aamiin. Wallahu a’lam.

    Alif said:
    13 Juli 2009 pukul 07:21

    Abang2\mba2 mudah mengatakn itu g pantas,itu g baik.coba anda pikirkan sp yg mao hdup dlm g normal sperti itu?kadang kt berpikir allah seperti g adil kok kt punya perasaan sperti itu,….kita udah berusaha untuk sembuh tp smakin dlwan smakin menjadi…yg bc ini tlng bantu kami.kami ingin hdup norma seperti anda semua..

      ridho said:
      28 Juli 2009 pukul 09:17

      to alif gmpang aj, sbnarnya klo qt pham cra kerja iblis dan knco2nya InsyaAllah pasti bs,rsa ingin bertoabt yang da seringkali dikalahkan oleh hawa nafsu.cr pertma: putuskan hub. dengan pcar sjenismu & pergi jauh2 drinya; 2. ganti no.hpmu(cat:jgan bri tau no.mu dan kbradaanmu); 3. kuatkan niatmu untuk berubah,berusaha tuk mencintai wanita(tnamkan dlm dr tdak akn mencintai laki2 sprti dlu); 4. menikahlah dgan wanita segera( mnta dia utk membmbingmu); 5.takutlah akan azab Tuhan sperti yang pernah mnimpa kaum nabi Luth dan dekatkan drimu dgan agama……kalo smua itu dah kmu lakukan step by step dgan niat dan harapan yang kuat utk brubah mudah2an bs berhasil….gud lak……

      sri said:
      21 Oktober 2016 pukul 16:06

      Saya bisa membantu email sya dinasriyunita360@gmail.com

    vanz valend said:
    27 September 2009 pukul 21:08

    gini ya…
    menurut aku, emang seh dosa.
    tapi klo dah cinta, mau bilang apa coba?
    cinta tu bisa sama siapa aja.
    klo emang anda termasuk dalam kategori cinta sesama jenis,
    gak perlu takut! gak perlu minder ato apalah,
    gak sah ngrasa bersalah…
    tu smua pasti ada pnyebabny kan??
    jika ingin hilangin smua rasa seperti itu,
    emang gak gampang!
    coba jalani dulu sma lwan jenis, trus dkit2 lpain si dia..
    jangan hub2 dy dlu.
    jalani dulu ma yg baru….
    asyik kok…….

    sigit said:
    27 Juni 2011 pukul 19:34

    untuk semua temen2…
    yang namanya suka sesama jenis tuh dosa. gak ada yg bilang tuh gak dosa.
    maaf sebelumnya, tadi ada yg bilang :
    ” tapi klo dah cinta, mau bilang apa coba? tapi klo dah cinta, mau bilang apa coba? ”
    “mengatakn itu g pantas,itu g baik.coba anda pikirkan sp yg mao hdup dlm g normal sperti itu?kadang kt berpikir allah seperti g adil kok kt punya perasaan sperti itu,….kita udah berusaha untuk sembuh tp smakin dlwan smakin menjadi…”
    itu bukan jawaban mas.
    semuanya itu hanya dalam niat.
    seseorang tidak bisa mengubah sifat orang, tapi seseorang hanya bisa memberi masukan yang mudah2an bisa dindengar dan dimengerti.
    hanya orang tersebut yang dapat mengubah sifatnya sendiri.
    intinya : kalau seseorang yang mencintai sesama jenis itu ingin berubah, harus dengan sungguh2.
    teman2mu hanya dapat memberi masukan atau nasehat kepadamu, tinggal kamu yang menentukan jalan hidup kamu sendiri.
    karna hanya kamu sendirilah yang merasakan susah dan senangnya hidup kamu.
    jadi intinya : MENCINTAI SESAMA JENIS ITU DOSA
    apa pun alasannya.
    allah memberi kita hawa nafsu tetapi kita salah menggunakannya

    sigit said:
    27 Juni 2011 pukul 19:35

    Hubungan kelamin antara laki-laki dengan laki-laki atau antara perempuan dengan perempuan adalah DOSA BESAR yang dilarang ALLAH dan RosulNya. Perbuatan seperti ini sudah pernah dilakukan oleh kaum Nabi Luth, dimana mereka melakukan hubungan seks antara laki-laki dengan laki-laki melalui pintu belakang (dubur) sampai mengeluarkan bau yang tidak enak dan benda kotor yang lain (tinja). Oleh sebab itu kaum Nabi Luth diabadikan didalam Al-Quran sebagai kaum yang dzolim lagi fasiq.

    Diterangkan dalam Al-Quran : dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari siksa (siksa yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji (homoseksual dan lesbian). Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasiq. (Quran surat Al-Anbiya: 74)

    perbuatan kaum Nabi Luth tersebut telah mendapat kan adzab yang sangat berat, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Quran :
    maka tatkala datang adzab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang diatas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang dibakar dengan bertubi-tubi. Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang dzolim. (Quran surat Hud: 82 – 83).

    dan diceritakan dalam Hadis
    barang siapa yang menjumpai orang yang mengerjakan perbuatan seperti perbuatan kaum Nabi Luth, maka bunuhlah baik yang mengerjai maupun yang dikerjai. (riwayat Abu Daud)

    Dari Abi Hurairoh, dari Nabi SAW, didalam urusan orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Nabi berkata, ” ranjamlah yang atas dan yang bawah, ranjamlah keduanya, semuanya”. (riwayat Ibnu Majah)

    jika kafir dzimni telah dodzolimi maka kemenangan ada di tangan musuh, dan ketika perzinaan telah merajalela maka banyak pula minuman keras, dan ketika banyak perbuatan kaum Nabi Luth maka Allah akan menghilangkan pertolonganNya dari makhluk kemudian Allah tidak perduli di jurang (neraka) mana mereka akan hancur.(riwayat tobir ibnu fil Kabir).

    sigit said:
    27 Juni 2011 pukul 19:41

    Maha Suci Allah Yang telah setiap makhluk-Nya dengan berpasang-pasangan. Ketentuan ini berlaku pada seluruh makhluq-Nya, tidak terkecuali berbagai penyakit yang menimpa manusia. Tidaklah Allah Ta’ala menciptakan suatu penyakit, melainkan telah menurunkan pula obatnya.

    Sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,

    (لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ فَإِذَا أُصِيبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. )

    “Setiap penyakit ada obatnya, dan bila telah ditemukan dengan tepat obat suatu penyakit, niscaya akan sembuh dengan izin Allah Azza wa Jalla.” (HR. Muslim)

    Dalam setiap proses pengobatan, langkah pertama yang akan ditempuh oleh dokter atau tenaga medis adalah mengadakan diagnotis. Diagnotis bertujuan mengetahui penyebab penyakit yang sedang diderita. Dalam dunia medis moderen, diagnotis dapat ditempuh dengan berbagai cara, dimulai dari wawancara dengan pasient, hingga dengan test laboratoris dengan menggunakan tekhnologi canggih.

    Dan dalam ilmu pengobatan yang diajarkan dalam syari’at, Islam telah memudahkan proses pengobatan dengan cara mengajarkan kepada umatnya hasil diagnotis yang benar-benar aktual. Allah Ta’ala yang menurunkan penyakit, telah mengabarkan kepada kita bahwa di antara penyebab datangnya penyakit adalah perbuatan dosa kita sendiri.

    Allah Ta’ala berfirman,

    وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

    “Dan musibah apapun yang menimpamu, maka itu adalah akibat dari ulah tanganmu sendiri.” (QS. As Syura 30).

    Abu Bilaad yang terlahir dalam keadaan buta bertanya kepada Al ‘Alaa’ bin Bader, bagaimana penerapan ayat ini pada dirinya, padahal ia menderita buta mata sejak dalam kandungan ibunya?

    Jawaban Al ‘Ala’ bin bader sangat mengejutkan, ia berkata: “Itu adalah akibat dari dosa kedua orang tuamu.”([1])

    Singkat kata, penyakit yang menimpa kita, tidak terkecuali penyakit suka sesama jenis sangat dimungkinkan adalah akibat dari perbuatan dosa, baik dosa yang kita lakukan atau yang dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitar kita.

    Diagnosa:

    Berikut beberapa perbuatan dosa atau kesalahan yang mungkin pernah dialami oleh orang yang dihinggapi penyakit suka sesama jenis:

    1. Nama yang tidak menunjukkan akan identitas.

    Di antara kewajiban pertama yang harus dilakukan oleh kedua orang tua ialah memilihkan nama yang bagus untuk anaknya. Bukan sekedar bagus ketika didengar atau diucapkan. Akan tetapi bagus dari segala pertimbangan, dari makna, nilai sejarahnya. Di antara pertimbangan nama yang baik adalah dapat menunjukkan akan identitas, baik identitas agama ataupun jenis kelamin. Oleh karena itu banyak ulama’ yang mencela penggunaan nama-nama yang terkesan lembut bagi anak lelaki.

    Ibnu Qayyim berkata, “Ada hubungan keserasian antara nama dan pemiliknya. Sangat jarang terjadi ketidak serasian antara nama dan pemiliknya. Yang demikian itu karena setiap kata adalah pertanda akan makna yang terkandung di dalamnya, dan nama adalah petunjuk akan kepribadian pemiliknya. Bila engkau merenungkan julukan seseorang, niscaya makna dari julukan tersebut ada padanya. Sehingga nama yang buruk adalah pertanda bahwa jiwa pemiliknya adalah buruk. Sebagaimana wajah yang buruk, pertanda bagi buruknya jiwa seseorang.”([2])

    Oleh karena itu, bila orang yang ditimpa penyakit suka sesama jenis memiliki nama yang kurang menunjukkan akan jati dirinya, hendaknya segera merubah namanya, sehingga lebih menunjukkan akan jati dirinya sebagai seorang lelaki atau wanita.

    2. Peranan pakaian dan perhiasan.

    Islam melarang kaum lelaki untuk menyerupai kaum wanita, baik dalam pakaian, perhiasan, perilaku atau lainnya, dan demikian juga sebaliknya.

    لَعَنَ النبي e الْمُخَنَّثِينَ من الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلَاتِ من النِّسَاءِ وقال: (أَخْرِجُوهُمْ من بُيُوتِكُمْ). متفق عليه

    “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknati lelaki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai lelaki, dan beliau bersabda: Usirlah mereka dari rumah-rumah kalian.” (Muttafaqun’alaih)

    Berdasarkan hadits ini, kaum lelaki dilarang untuk mengenakan pakaian dan perhiasan yang merupakan ciri khas kaum wanita, dan demikian juga sebaliknya. Sebagaimana kaum lelaki juga dilarang untuk menyerupai suara, cara berjalan, dan seluruh gerak-gerik kaum wanita, demikian juga sebaliknya.([3])

    Oleh karena itu diharamkan atas kaum lelaki untuk mengenakan perhiasan emas dan pakaian yang terbuat dari sutra. Ini semua karena kedua hal itu merupakan perhiasan yang dikhususkan untuk kaum wanita.

    (حرم لباس الحرير والذهب على ذكور أمتي وأحل لأناثهم) رواه الترمذي والنسائي وصححه الألباني

    “Diharamkan pakaian sutra dan perhiasan emas atas kaum lelaki dari umatku dan dihalalkan atas kaum wanita mereka” (HR. At Tirmizy, An Nasa’i dan dishohihkan oleh Al Albani)

    Para ulama’ menjelaskan hikmah dari larangan ini, bahwa perhiasan emas dan pakaian sutra dapat mempengarui kepribadian lelaki yang mengenakannya. Bahkan Ibnul Qayyim menyatakan bahwa biasanya orang yang mengenakan perhiasan emas atau pakaian sutra memiliki perilaku yang menyerupai perilaku kaum wanita. Kedua hal ini akan terus menerus melunturkan kejantanan lelaki yang mengenakannya, hingga pada akhirnya akan menjadi sirna, dan berubah menjadi kebancian. Oleh karena itu, pendapat yang lebih benar adalah: diharamkan atas orang tua untuk mengenakan kepada anak lelakinya perhiasan emas atau pakaian sutra, agar kejantanan anak tersebut tidak terkikis.([4])

    Bukan hanya sebatas dalam penampilan belaka, bahkan ketika sedang sholat pun kaum lelaki dilarang untuk menyerupai wanita.

    (يا أَيُّهَا الناس ما لَكُمْ حين نَابَكُمْ شَيْءٌ في الصَّلَاةِ أَخَذْتُمْ في التَّصْفِيقِ إنما التَّصْفِيقُ لِلنِّسَاءِ من نَابَهُ شَيْءٌ في صَلاتِهِ فَلْيَقُلْ سُبْحَانَ اللَّهِ) متفق عليه

    “Wahai sahabatku, mengapa ketika mendapatkan sesuatu ketika sedang sholat kalian bertepuk tangan. Sesungguhnya tepuk tangan hanya dibolehkan bagi kaum wanita. Barang siapa (dari kaum lelaki) mendapatkan sesuatu ketika sedang sholat, hendaknya ia mengucapkan : “Subhanallah”.” (Muttafaqun ‘alaih)

    Syari’at untuk membedakan diri dari lawan jenis ini juga ditekankan kepada kaum wanita, sehingga mereka dilarang melakukan hal-hal yang menyerupai kaum lelaki dan dianjurkan untuk melakukan hal-hal yang selaras dengan kewanitaannya. Di antara hal yang dapat menunjukkan identitas kewanitaan seseorang ialah dengan cara merubah warna kuku jari jemarinya dengan hinna’.

    عن عَائِشَةَ رضي الله عنها قالت: مَدَّتِ امْرَأَةٌ من وَرَاءِ السِّتْرِ بِيَدِهَا كِتَاباً إلى رسول اللَّهِ e، فَقَبَضَ النبي e يَدَهُ، وقال: (ما أَدْرِى أَيَدُ رَجُلٍ أو أيد امْرَأَةٍ) فقالت: بَلِ امْرَأَةٌ . فقال: (لو كُنْتِ امْرَأَةً، غَيَّرْتِ أَظْفَارَكِ بِالْحِنَّاءِ).

    Sahabat ‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengisahkan: ada seorang wanita yang dari balik tabir menyodorkan secarik surat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka Nabi pun memegang tangannya, dan beliau bersabda: “Aku tidak tahu, apakah ini tangan seorang lelaki atau wanita?” Wanita itu pun berkata: Ini adalah tangan wanita. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Andai engkau adalah benar-benar wanita, niscaya engkau telah mewarnai kukumu dengan hinna’.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa’i dan dihasankan oleh Al Albani)

    3. Peranan Makanan Haram.

    Tidak dapat dipungkiri bahwa perangai dan kepribadian setiap manusia terpengaruh dengan jenis makanan yang ia konsumsi. Oleh karena itu, tidak heran bila orang yang memakan daging onta disyari’atkan untuk berwudlu, guna menghilangkan pengaruh buruk daging yang ia makan.

    عن جَابِرِ بن سَمُرَةَ t أَنَّ رَجُلا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ e، أَأَتَوَضَّأُ من لُحُومِ الْغَنَمِ؟ قال: (إن شِئْتَ فَتَوَضَّأْ، وَإِنْ شِئْتَ فلا تَوَضَّأْ) قال: أَتَوَضَّأُ من لُحُومِ الإِبِلِ؟ قال: (نعم، فَتَوَضَّأْ من لُحُومِ الإِبِلِ). رواه مسلم

    “Diriwayatkan dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, ia mengisahkan: Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: Apakah kita diwajibkan berwudlu karena memakan daging kambing? Beliau menjawab: Engkau boleh berwudlu, dan juga boleh untuk tidak berwudlu”. Lelaki itu kembali bertanya: Apakah kita wajib berwudlu karena memakan daging onta? Beliau menjawab: “Ya, berwudlulah engkau karena memakan daging onta.” Riwayat Muslim.

    Ibnu Taimiyyah berkata: “Orang yang berwudlu seusai memakan daging onta akan terhindar dari pengaruh sifat hasad dan berjiwa kaku yang biasa menimpa orang yang hobi memakannya, sebagaimana yang dialami oleh orang-orang pedalaman. Ia akan terhindar dari perangai hasad dan berjiwa kaku yang disebutkan oleh Nabi shallallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits riwayat Imam Bukhary dan Muslim:

    (إن الغلظة وقسوة القلوب فى الفدادين أصحاب الإبل وإن السكينة فى أهل الغنم)

    “Sesungguhnya perangai kasar dan berjiwa kaku biasanya ada pada orang-orang pedalaman , para pemelihara onta, dan lemah-lembut biasanya ada pada para pemelihara kambing.”([5])

    Bila demikian adanya, maka tidak diragukan lagi bahwa makanan yang nyata-nyata haram memiliki pengaruh buruk pada diri dan kepribadian pemakannya.

    Dan di antara makanan haram yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, sehingga dijangkiti penyakit suka sesama jenis ialah daging babi dan keledai.

    Ibnu Sirin berkata, “Tidaklah ada binatang yang melakukan perilaku kaum Nabi Luth selain babi dan keledai.” ([6])

    Bila seseorang membiasakan dirinya dan juga keluarganya memakan daging babi atau keledai, lambat laun, berbagai perangai buruk kedua binatang ini dapat menular kepadanya.

    4. Peranan pergaulan & pendidikan.

    Setiap kita pasti memiliki pengalaman tersendiri tentang peranan pergaulan dalam pembentukan jati diri dan perangainya. Sedikit banyak, cara pikir dan kesukaan kita terpengaruh oleh keluarga, teman bergaul atau masyarakat sekitar. Oleh karena itu, jauh-jauh hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita agar memilihkan kawan yang baik untuk anak-anak kita, sehingga terpengaruh oleh kebaikan mereka dan terhindar dari pengaruh buruknya.

    عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه كان يقول: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : (ما من مولود إلا يولد على الفطرة فأبواه يهودانه وينصرانه ويمجسانه، كما تنتج البهيمة بهيمة جمعاء، هل تحسون فيها من جدعاء) متفق عليه

    “Dari sahabat Abu Hurairah rodiallahu’anhu, ia menuturkan: Rasulullah shollallahu’alaihiwasallam bersabda: Tidaklah ada seorang yang dilahirkan melainkan dilahirkan dalam keadaan fitrah (muslim) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, atau nasrani, atau majusi. Perumpamaannya bagaikan seekor binatang yang dilahirkan dalam keadaan utuh anggota badannya, nah apakah kalian mendapatkan padanya hidung yang dipotong?” (Muttafaqun ‘alaih)

    Sebagaimana Islam juga mengajarkan kita agar mulai memisahkan tempat tidur anak laki-laki dari tempat tidur anak wanita.

    (مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عليها وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ في الْمَضَاجِعِ)

    “Perintahlah anak-anakmu untuk mendirikan sholat ketika mereka telah berumur tujuk tahun, dan pukullan bila enggan mendirikan sholat ketika telah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud dan dishohihkan oleh Al Albany)

    Pemisahan tempat tidur anak laki-laki dari tempat tidur anak wanita dapat menumbuhkan kesadaran pada masing-masing mereka tentang jati dirinya. Sehingga anak laki-laki mulai menyadari bahwa dirinya berlawanan jenis dengan saudarinya, demikian juga halnya dengan anak wanita. Dan sejalan dengan perjalanan waktu yang disertai pendidikan yang baik, masing-masing dari mereka akan menjadi manusia yang berkepribadian lurus lagi luhur.

    Di antara hal yang dapat memupuk subur jati diri anak-anak kita adalah dengan membedakan jenis permainan mereka. Melalui sarana permainan yang terarah dan mendidik, kita dapat menumbuhkan kesadaran pada masing-masing anak tentang jati dirinya. Di antara permainan yang dapat memupuk subur kepribadian anak wanita adalah boneka.

    (كنت أَلْعَبُ بِالْبَنَاتِ في بَيْتِهِ وَهُنَّ اللُّعَبُ) متفق عليه

    “Dahulu aku bermain boneka anak-anak di rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Muttafaqun ‘alaih)

    Para ulama’ menyatakan bahwa izin membuatkan boneka untuk anak-anak wanita yang masih kecil ini merupakan keringanan atau pengecualian dari dalil-dalil umum yang melarang kita dari membuat patung. Melalui sarana permainan ini, diharapkan anak-anak wanita kita mulai memahami jati dirinya dan juga peranan yang harus mereka lakukan, kelak ketika telah dewasa dan berkeluarga([7]) .

    Dengan demikian, pergaulan, dan pendidikan memiliki peranan besar dalam pembentukan karakter dan cara pandang anak-anak kita. Sehingga kesalahan dalam pendidikan dan pergaulan dapat mengakibatkan hal-hal yang kurang terpuji di kemudian hari.

    Pengobatan:

    Bila melalui diagnosa di atas, kita dapat menemukan penyebab datangnya penyakit yang kita derita, maka pengobatan pertama yang harus dilakukan ialah dengan membenahi kesalahan dan bertobat dari kekhilafan.

    Langkah kedua: Berdoa kepada Allah.

    Saudaraku, ketahuilah bahwa perbuatan dosa dan khilaf dapat terjadi karena kita menuruti bisikan kotor, baik bisikan yang datang dari iblis atau dari jiwa yang tidak suci. Oleh karena itu, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memohon agar dikaruniai hati yang suci dan dijauhkan dari perilaku yang buruk :

    (اللهم آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أنت خَيْرُ من زَكَّاهَا) رواه مسلم

    “Ya Allah, limpahkanlah ketaqwaan kepada jiwaku dan sucikanlah. Engkau adalah sebaik-baik Dzat Yang Mensucikan jiwaku.” (HR. Muslim). Dan pada kesempatan lain, beliau berdoa:

    (اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلاَقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ). رواه الترمذي والحاكم والطبراني

    “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari akhlaq, amalan, dan hawa nafsu yang buruk.” (HR. At Tirmizy, Al Hakim, dan At Thabrani)

    Mungkin ini salah satu hikmah mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memohonkan kesucian batin (hati) untuk seorang pemuda yang datang kepada beliau guna memohon izin untuk berzina:

    “Sahabat Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia mengisahkan: “Ada seorang pemuda yang datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ia berkata: Ya Rasulullah! “Izinkanlah aku berzina.” Spontan seluruh sahabat yang hadir, menoleh dan menghardiknya, sambil berkata kepadanya: Apa-apaan ini! Mendengar ucapan sahabatnya itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mendekatlah”. Pemuda itu pun mendekat kepada beliau, lalu ia duduk. Selanjutnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda kepadanya: “Apakah engkau suka bila perbuatan zina menimpa ibumu? Pemuda itu menjawab: Tidak, sungguh demi Allah. Semoga aku menjadi tebusanmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Demikian juga orang lain tidak suka bila itu menimpa ibu-ibu mereka…… Selanjutnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut, lalu berdoa: “Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan lindungilah kemaluannya.” Sejak hari itu, pemuda tersebut tidak pernah menoleh ke sesuatu hal (tidak pernah memiliki keinginan untuk berbuat serong). ” (HR. Ahmad, At Thabrani, Al Baihaqy dan dishahihkan oleh Al Albany)

    Saudaraku, mohonlah kepada Allah agar jiwa anda disucikan, dan perangai anda diluruskan. Yakinlah bahwa bila anda bersungguh-sungguh dalam berdoa, terlebih-lebih ketika sedang sujud dan pada sepertiga akhir malam, pasti Allah akan mengabulkan.

    (يُسْتَجَابُ لأَحَدِكُمْ ما لم يَعْجَل، يقول: دَعَوْتُ فلم يُسْتَجَبْ لي). متفق عليه

    “Doa kalian pasti akan dikabulkan, selama ia tidak terburu-buru, yaitu dengan berkata: aku telah berdoa, akan tetapi tidak kunjung dikabulkan.” Muttafaqun ‘alaih

    Langkah ketiga: Melakukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan jenis kelamin kita.

    Di antara cara yang dapat kita tempuh untuk memupuk subur jati diri kita ialah dengan melakukan kegiatan yang selaras dengan diri kita. Misalnya dengan mengasuh anak kecil (keponakan, adik, atau lainnya), memasak, berdandan, menjahit, membuat karangan bunga, bagi kaum wanita. Atau mencangkul, olah raga angkat besi, bela diri, bertukang kayu, berenang, bagi kaum lelaki.

    Dan hendaknya kita menjauhi segala perbuatan dan perilaku yang biasa dilakukan oleh lawan jenis.

    Langkah keempat: Terapi hormon.

    Salah satu metode pengobatan yang sekarang dikenal masyarakat adalah dengan terapi hormon. Oleh karena itu, tidak ada salahnya bila orang yang menderita penyakit suka sesama jenis mencoba pengobatan dengan cara ini.

    Akan tetapi sebelum ia mencoba terapi ini, seyogyanya ia terlebih dahulu berkonsultasi kepada tenaga medis yang berkompeten dalam hal ini, guna mengetahui sejauh mana kegunaannya dan juga meyakinkan bahwa pada seluruh prosesnya tidak terdapat hal-hal yang diharamkan atau melanggar syari’at.

    Langkah Kelima: Besarkan Harapan dan kobarkan semangat.

    Sebagaimana telah diisyaratkan di atas, bahwa masing-masing kita terlahir ke dunia dalam keadaan normal dan berjiwa suci, hanya karena pengaruh dunia luarlah kita mengalami perubahan.

    (وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمْ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عن دِينِهِمْ) رواه مسلم

    “Allah Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi: Sesungguhnya Aku telah menciptakan seluruh hamba-Ku dalam keadaan lurus lagi suci, kemudian mereka didatangi oleh syetan dan kemudian syetanlah yang menyesatkan mereka dari agamanya.” (HR. Muslim).

    Oleh karena itu, hendaknya kita senantiasa membesarkan harapan dan optimis bahwa segala penyakit yang kita derita dapat disembuhkan. Yakinlah bahwa penyakit yang kita derita adalah salah satu akibat dari ulah dan godaan syetan. Syetanlah yang telah menodai kesucian jiwa kita. Oleh karena itu, besarkan harapan, bulatkanlah tekad dan kobarkanlah semangat untuk merebut kembali kesucian jiwa kita dari belenggu syetan.

    Saudaraku, ketahuilah, bahwa membaca Al Qur’an dengan khusyu’ dan penuh penghayatan adalah senjata yang paling ampuh untuk menghancurkan perangkap syetan.

    Dan di antara metode untuk menghindari perangkap syetan ialah dengan senantiasa menghadiri majlis-majlis ilmu, dan berusaha untuk senantiasa berada bersama-sama dengan sahabat yang baik.

    (إن الشيطان مع الواحد ، و هو من الاثنين أبعد) رواه أحمد وابن ماجة وصححه الألباني

    “Sesungguhnya syetan itu bersama orang yang menyendiri, sedangkan ia akan menjauh dari dua orang.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Al Albani)

    Semoga pemaparan singkat ini, dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan kesucian jiwa dan keluhuran budi pekerti kepada kita. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Wallahu a’alam bisshowab.

      Arie Aja said:
      1 Juni 2012 pukul 22:10

      aku sadar memiliki rasa cinta sesama jenis itu dosa ,tpi berat rasanya menghilangkan perasaan ini,perasaan ini tumbuh dan ada dri kecil. aku dah berusaha menolaknya dan menikah tpi karena aku orang yg tidak mampu dan istri tidak bisa trima aku dengan segala kekuranganku ( kurang dlam ekonomi) akhirnya saya memutuskan bercerai. dripd tiap hari ribut trus soal ekonomi. karena aku ingin nikah lgi merasa ga pnya ekonomi yg cukup, wanita mn sih di jaman skarang yg mau hidup susah dlam kemiskinan pasti ga ada yg mau. akhirnya aku pasrah aja menurutin perasaan gay yg tidak bsa aku hilangkan,.mungkin kalo aku orang kaya bsa nahan perasaan gay ,dengan nikah. ya Allah masih sudikah kiranya Engkau mengampuni dosa2ku. yg baca tulisanku ini tlong bantu bagaimana aku bsa menghilangkan perasaan cinta ke sesama jenis ini……! 083896381371

    Arie Aja said:
    2 Juni 2012 pukul 01:04

    tolong para pembaca bagaimana caranya meninggalkan cinta terlarang ini…………….

    atman said:
    7 Januari 2013 pukul 16:56

    ea emang c sulit bgt menghilangkan rsa itu,tpi mungkin mlai sdikit2 mencoba pacaran dngan cwex, nha mka mlai dari itu mungkin bisa menumbuhkan rasa cintamu trhdap lain jenis, ok sob!! met mencoba

Tinggalkan Balasan ke sigit Batalkan balasan