Konsultasi: Bisnis Yang Dijamin Sukses

Posted on Updated on

Selama ini [saya] bekerja pada perusahaan yang pemiliknya adalah ibu dan paman saya sendiri.. sudah hampir 12 tahun saya disana. dan ketika ibu saya menikah lagi dengan salah satu karyawan di perusahaan ini dengan terlebih dahulu menceraikan ayah saya, paman juga menikah lagi dengan janda beranak -4 .. saya sangat kecewa namun teman2 kantor malah sepertinya menertawakan dan melecehkan saya sepertinya hal seperti itu sudah biasa terjadi… akhirnya saya berhasil keluar dari perusahaan itu dan mencoba bisnis dengan beberapa teman, namun ternyata bisnisnya tidak jalan / tersendat, akhirnya ibu saya menawarkan saya unutk kembali bekerja disana.. saat itu keputusan sangat berat rasanya saya harus ambil dan kembali keperusahaan dimana suami muda ibu saya ada disana yang notabene mantan nasrani itu.dan .masih seumuran dengan saya… saat ini saya hampir 1 tahun bekerja kembali diperusahaan ibu saya.
jujur saja saya merasa sangat tidak nyaman dan tidak merasa ada kaderisasi buat saya.. suaminya ibu sayalah yang secara posisi memang diposisikan unutk kaderisasi.. dan paman saya tidak bermasalah dengan hal tersebut.

bagaimana pak ustad saya harus mengambil keputusan unutk keluar dari usaha ini kembali mengingat tdak adanya kaderisasi dan condongnya ibu saya pada suaminya dan membangun usaha bersama suami saya dari nol lagi , megingat biaya hidup yang sampai saat ini harus saya tanggung semua sendiri karena suami saya tidak bekerja dan tidak menafkahi saya sejak kami menikah 11 tahun yang lalu? apa jaminan bila usaha dengan suami saya bisa sukses ya pak ?
saya bertahan dengan suami saya karena dia sangat senang dengan Islam dan senang mengkaji Al’quran. saya banyak dapat pencerahan dari dia..
padahal dari awal keluarga saya kurang suka dengan dia karena dia dinilai kurang bisa kerja keras / malas…

bagaiman saya harus bersikap dan ambil keputusan ya pak.. mohon masukannya.. terima kasih..

Tanggapan M Shodiq Mustika:

Masalah seperti yang sedang kau hadapi ini dialami oleh banyak orang. Karena itu, aku memuatnya di sini supaya [1] ada pembaca yang menyampaikan tambahan masukan dan [2] para pembaca lain dapat mengambil hikmah dari kasus ini.

Menurutku, yang terpenting bagimu adalah mengenali apa saja tujuan hidupmu yang terpenting. Tentunya kau lebih tahu daripada aku. Namun dari curhatmu itu, yang masih setia kepada suami yang sedang menganggur, aku menduga bahwa uang/harta bukanlah motivasimu yang utama dalam bekerja. Aku menduga, perasaan kurang nyamanmu dalam bekerja di perusahaan ibumu adalah karena kau merasa kurang dihargai oleh semua orang.

Kalau memang begitu, kusarankan kepadamu untuk tidak usah terlalu berharap akan mendapat penghargaan dari orang-orang. Lebih baik kau menaruh harapan yang lebih besar kepada Sang Maha Pemurah. Dialah yang lebih berhak kita harapkan untuk menghargai kita.

Bagaimana supaya mendapatkan penghargaan dari Sang Maha Pemurah (berupa kasih-sayang, ridho, pahala, dan sebagainya)? Caranya banyak. Tak perlulah aku rinci satu demi satu di sini. Aku yakin, suamimu dapat memberi pencerahan kepada dirimu dalam hal ini.

Di sini mungkin lebih baik aku menyampaikan sesuatu yang lain, yang selama ini barangkali belum mendapat perhatian secukupnya dari suamimu. Yang kumaksud ini adalah berusaha menjawab inti pertanyaanmu, yaitu “apa jaminan bila usaha dengan suami saya bisa sukses ya pak?” Dengan kata lain, bagaimanakah menjalankan bisnis yang “pasti sukses” (dengan seizin Sang Maha Pemberi rezeki)?

Metode yang paling tepat untuk meraih kesuksesan adalah dikenal dan mengenal banyak orang. Karena itu, sebagaimana yang termaktub di buku Eileen Rachman & Petrina Omar, Gaul Meraih Lebih Banyak Kesempatan, salah satu kunci sukses kita adalah “mau membuka diri untuk memasuki setiap kesempatan dan melakukan kontak dengan orang lain”.

Begitu kita mau membuka diri, bergaul dengan banyak orang, dunia luas pun terbentang di depan mata. Hasilnya, bersiaplah merengkuh lebih banyak kesempatan besar!

Besarnya kesempatan itu acapkali tak terduga. Contohnya, liat nih… gambaran dari Eileen Rachman & Petrina Omar:

Contoh, seorang fotografer yang punya keterampilan yang sangat prima dan memahami teknik fotogafi tercanggih, sayangnya dia tidak menemukan alasan untuk maju. Setiap kali ditanya mengapa dia tidak membuat pameran, dia selalu meragukan tentang siapa nanti yang akan datang. Ketika dipaksa untuk membuat daftar kenalannya, dia sendiri terkejut karena orang yang dikenalnya ternyata banyak juga. Dan, ketika pameran pun digelar, dia berhasil meraup sukses; banyak permintaan foto, bahkan ada yang mengajaknya bermitra.

Dari contoh di atas, terlihat bahwa fotografer ini sesungguhnya punya banyak kenalan, tetapi tidak berusaha menghidupkannya. Hubungan pertemanan pun menjadi mubazir. Tapi, begitu ia memanfaatkannya, ia menemukan begitu banyak pintu yang mengajaknya ke dunia yang lebih luas.

That’s the power of network. Itulah keampuhan jejaring pergaulan. Itulah kekuatan gaul.

Kekuatannya tidak hanya berlaku bagi si kaya, tapi juga bagi miskin. Kalau si miskin sudah membina hubungan sedini mungkin, sejak belia, dengan banyak orang yang berposisi strategis atau yang berdaya-beli tinggi, sangat kuatlah jejaringnya.

Dengan kuatnya jejaringnya, bisa kita bayangkan betapa besar peluang suksesnya bila kemudian dia berwiraswasta seperti si fotografer tadi atau pun ambil bagian dalam bisnis yang berbasis MLM, seperti Amway, Tianshi, dll.. Kalau pun nganggur dan tak mampu berwiraswasta, lowongan pekerjaan lebih terbuka. Bagaimanapun, orang pada umumnya lebih suka mempekerjakan tenaga kerja yang sudah dikenal dengan baik daripada yang belum dikenal sama sekali.

Begitulah kuncinya. Kurasa, jawabanku cukup segitu dulu. Aku yakin bahwa dari situ, kau dan suamimu mampu mengambil keputusan terbaik mengenai karir kalian. Wallaahu a’lam.

7 respons untuk ‘Konsultasi: Bisnis Yang Dijamin Sukses

    ruly said:
    3 April 2009 pukul 15:12

    mantap

    amos said:
    20 April 2009 pukul 23:23

    kalo nanya bisnis jangan ke pak uztads kali ya. tanyanya ya ke orang yang ngerti bisnis. kalo tanya masalah kehidupan ya baru tepat.

      aditya said:
      14 Oktober 2009 pukul 21:48

      kadang bisnis tidak bisa di pisahkan begitu saja dengan urusan kehidupan, pertanyaan yang disampaikan kadang ada kaitannya dengan bisnis dan disisi lain juga ada masalah kehidupan keluarga…
      jadi kalau pak uztad membahas bisnis dari sisi kehidupan monggo saja.. malah bagus. BTW kalau ingin mendapatkan solusi bisnis atau inspirasi bisnis silakan klik bolg saya di <a href="solusibisnismu.wordpress.com"Solusi Bisnis Anda

      Terimakasih

    peter said:
    18 Mei 2009 pukul 00:17

    assallammualaikum…

    selama ini saya merasa seperti nya g ada arti pak…
    cerita nya waktu itu ibu saya kenal pada 2 orang lelaki,ibu saya suka pada satu lelaki yang bisa kita beri nama si A.si A itu pun suka kepada ibu saya,,tapi diam-diam si B juga suka sama ibu saya, lalu beberapa bulan itu ibu saya menikah dengan si A, dan alhamdullilah mengandung saya,tapi pada waktu sktar 2 bulan saya dikandung ibu saya si A ini pergi merantau kejakarta,, e…. dah 1bulan si A pergi merantau pada suatu saat itu ibu saya mendapat kabar bahwa si A masuk penjara dan kabar itupun dibenarkan akan info dari polisi di tempat kami tinggal(palembang).. lalu ibu saya dan kelurga dan nenek saya pun bingung.. lalu si nenek dan ibu sya pun mengajak si B tadi yang menikahi ibu saya lagi… sampai saya lahir dan punya adik 1 dari bapak si B dan waktu saya ber umur 4tahun ibu saya meninggal dunia.. pada hari itupun si B tadi beserta keluarga nya lari entah kemana dan saya pun di titipkan nya sama nenek saya tadi pak… sekarang umur sya sudah 23 tahun pak… tadi nya saya g tau crita2 itu pak… saya juga g ambil pusing akan tindakan si B tadi yang saya tau nya dia lah bapak saya itu atas tindkan nya neninggalkan saya sampai skrg pak,,, nah… tadi pagi saya baru tau dari sepupu sya sama crita2 itu pak…. saya putus semangat pak… si A tadi juga g tau dimana…… nenek saya itupun sudah meninggal….
    gimana sya menghadapin nya pak?

      M Shodiq Mustika responded:
      18 Mei 2009 pukul 04:58

      @ peter
      Mengapa putus semangat? Mengapa merasa gak ada arti? Apakah kau merasa bahwa ditinggal pergi oleh ayah kandung dan ayah tiri itu menjadikan keberadaanmu tak berarti? Ketahuilah bahwa arti keberadaan dirimu ditentukan oleh dirimu sendiri. Bila kau isi hidupmu untuk berbakti kepada Tuhan, menolong orang, menjadikan ilmumu bermanfaat, membuat orang lain tersenyum senang, melestarikan lingkungan hidup, dan sebagainya, maka keberadaanmu menjadi berarti.

    a'ak budi said:
    23 Desember 2009 pukul 14:08

    bisnis gak bisa dijamin sukses.. adakalanya isnis juga gagal

    NIA said:
    21 Maret 2010 pukul 18:52

    SAYA PY RUKO TAPI MASI SEPI TEMPATNYA, GMN MO SY KEMBANGKAN BISNIS BAJU UDA SY CB, TERAKHIR KOS2AN JG GA JLN, LISTRIK CM ADA MLM. JD GMN SY KONTRAKAN APA SY JUAL???

Tinggalkan Balasan ke aditya Batalkan balasan