Konsultasi: Teman Tapi Mau Mesra

Posted on Updated on

ust klo bleh sy mu mnta saran .. sy alumni pesantren. sy pny teman ikhwan yg keilmuannya lbih dibanding sy. tp skrg stlh dy kluar dy bubah msk gank mtor,mbuk”an, pcrn jg. ktny se dy frustasi dg kluarga. trus dy mnta bntuan pd sy bwt mrubah driny sperti smula.
dy sering tlpn smpe bjam” dan org rmhpun komen tentng it. sy jg tkut klo tlalu sring tlp tkt jtuh ny zina hati.. akhrny sy sarankn dy bwt tmnan dgn yg sm2 ikhwan, tp ust dy mnolak..dan mutusin bwt gk ngobrol lg sm sy. trus trang sy sdih dy bsikap sperti it.. mnurut ust bgm cara yg tpat untk mmbantu dy.. apkh sring btlpn it bleh? apkh it tdk mndekati zina..
atau serahkn ajh sm Allah yg mmbolakblikan hati.. trims jazaakallah

Tanggapan M Shodiq Mustika:

Sekadar sering bertelepon itu tidak tergolong mendekati zina. (Lihat “Pengertian Zina Hati dan Mendekati Zina Lainnya”.) Namun, segala yang berlebihan itu kurang baik. Jadi, kalau telponan nggak perlu sering-sering dan nggak perlu berlama-lama.

Sungguhpun demikian, tidak perlu pula menyarankan dia untuk mencari orang lain untuk menggantikan dirimu. Cukuplah kau membatasi diri dengan alasan ada urusan lain yang juga perlu mendapat perhatian darimu. Kalau memang dia sangat membutuhkan bantuan seseorang, tentu dia akan mencarinya sendiri tanpa disuruh siapa pun.

Untuk membantu dia, mungkin sebaiknya kau lebih berfokus pada “menjadi pendengar yang baik”. (Lihat “Cara Ngobrol Pria-Wanita Yang Mengasyikkan“.) Dengan demikian, dia akan merasa tenang. Dalam keadaan tenang, dia akan lebih mudah menerima hidayah Allah untuk kembali ke jalan yang benar.

Wallaahu a’lam.

3 respons untuk ‘Konsultasi: Teman Tapi Mau Mesra

    v2love said:
    8 Mei 2009 pukul 02:21

    Kalo menurut saya kamu kan bisa berdoa,jadi kamu doakan aja dia moga dia taubat,dan kembali kejalan yang benar, “addua’u syaiful mu min” paling manjur doa tengah malah habis sholat tahjud,dan jangan lupakan doakan saya juga ya…Kalo kamu istiqomah mendoakan insya allah terqabul amen.

    Bambang Edi Winarso said:
    13 Mei 2009 pukul 08:46

    Assalamualaikum WR. WB

    Sebenarnya kita perlu tahu apakah teman Anda keluar dari ponpes atau D.O, karena hal serupa juga terjadi kepada keponakan saya. Setelah keluar (D.O) dari ponpes sekarang dia suka mengkonsumsi narkoba, mabuk-mabukan dan bahkan berzina. Padahal dulunya dia sangat pintar mengaji dan rajin sholat. Bahkan ketika sama-sama menghafal yasin, saya baru hafal setengah dia sudah hafal sampai selesai. Saya saja sempat iri dengan kemampuan menghafalnya. Tapi sekarang kelakuannya sungguh sangat memalukan.

    Tapi, kita lupakan saja cerita di atas.

    Ini analisa saya dari masalah Anda.
    Seseorang yang meminta perhatian cenderung terlalu manja untuk dinasehati. Dia akan terus, terus dan terus mengiba dan menolak apa yang dinasehatkan kepadanya karena dia beranggapan kalau dia terima begitu saja maka perhatian itu akan hilang. Dia tidak akan mendapatkan rasa kasihan dan perhatian itu lagi. Sehingga tanpa disadari dia akan terus membuat dirinya semakin tenggelam dengan tingkah lakunya yang tidak benar itu. Semakin dia berbuat maksiat, maka akan semakin banyak perhatian yang dia terima. Termasuk dengan cara tidak menerima nasehat Anda sehingga durasi telpon akan semakin lama. Saya tidak tahu apa yang dia bicarakan di telpon, tapi prediksi saya Anda dan dia kemungkinan berkutat dengan obrolan nasehat, curhat, nasehat, bantahan nasehat dan akhirnya Anda berdua lelah tanpa kesimpulan.

    Dia akan terus menolak nasehat Anda sampai akhirnya di dalam dirinya akan meyakini sikap penolakan itu, pelan tapi pasti keyakinan itu akan membenarkan semua tindakan maksiatnya selama ini. Proses ini terjadi menanam benih. Tanpa kita rasakan prosesnya, benih itu akan terus tumbuh dan akhirnya berbuah dengan sendirinya. Tidak banyak orang yang kemudian sadar atas apa yang terjadi di dalam dirinya. Hanya orang-orang yang menerima Hidayah dari Allah yang mampu melihat proses “pembenaran” itu telah menggerogoti sisa-sisa imannya. Bersyukurlah mereka yang menerima hidayah itu.

    Lalu pertanyaannya, apa yang mesti Anda lakukan?
    Betul apa yang dikatakan oleh Pak Shodiq, dia akan mencari sendiri jika membutuhkan seseorang untuk menjadi tempat sampah bagi unek-uneknya. Jika saat ini dia tidak mau menghubungi Anda lagi, jangan salahkan diri Anda karena saya yakin Anda sendiri sudah kehabisan cadangan nasehat untuknya. Biarkan dia merenungi kesalahannya dengan tanpa bantuan Anda (Anda sudah cukup membantunya). Doakan saja mudah-mudahan dia merenung dan berpikir bahwa ada yang selalu mengawasi, memberi perhatian dan nikmat, memberi rezeki, memberi nafas, memberi rasa, memberi air mata dan memberi kehidupan untuk dia sampai detik ini, yakni Allah SWT. Dan dia mulai menyadari bahwa dia tidak sendiri.

    Tentu kita juga pernah merasa sedih ketika tengah seorang diri, perasaan galau, masalah menghimpit kepala dan dada, susah rasanya hidup untuk sehari saja, dan pada saat itu kita teringat sesuatu yang selama ini kita lupakan, kita jauhi dan kita sirnakan. Ya, pada akhirnya hanya Allah tempat kita untuk mengadu dan memohon pertolongan. Insya Allah teman Anda akan melewati fase ini dan kembali sadar akan kesalahannya. Doa Anda sangat ia butuhkan dibandingkan hanya sekedar kata-kata yang ada habisnya. Anda sudah cukup berusaha dengan nasehat yang tak terhitung lagi, Anda sudah melakukan tugas Anda dengan baik, jadi sekarang serahkan semua kepada Allah.

    Semoga Membantu
    Wassalam

    redaksi said:
    13 Juli 2009 pukul 10:27

    PROPA GANDA POLITIK HASIL QUICK COUNT

    8 juli 2009, beberapa saat setelah gelaran pemilu baru saja dilaksanakan, sejumlah setasiun televisi menayangkan hasil quick count sementara di wilayah Indonesia Timur sebelum gelaran pilplres usai. Sekitar pukul 10.30 WIB atau pukul 12.30 WIT (30 menit sebelum pilpres usai). Apakah maksud dari penayangan hasil quick count tersebut? Benarkah ini upayah propaganda politik untuk mempengaruhi psikologis pemilih agar mencontreng capres tertentu?

    …………………………………………………………..

    Seiring tumbuhnya demokrasi, sedikit banyak mengubah wajah dunia perpolitikan di Indonesia. Bukan sja pada kontestasinya yang berubah, namun juga pada metodologi cara berpolitik. Hal ini diindikasikan dengan menjamurnya lembaga survey sekaligus konsultan politik capres dan cawapres.

    Fungsi sesungguhnya survey/jajak pendapat adalah memantau opini publik, mengintip persepsi, harapan, pendapat apa yang dipikirkan masyarakat. Fungsi normatif survei, menjembatani kepentingan publik (rakyat) dengan penentu kebijakan publik/ pemerintah. Hasil survei yang muncul dipandang sebagai barometer aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Bahkan dalam era demokrasi sekarang ini hasil dari lembaga survei dianggap sebagai kekuatan kelima, selain media massa dan trias politica(eksekutif-legislatif-yudikatif). Oleh karena itu lembaga survei kini dianggap sebagai algojo penentu kebijakan publik.

    Seiring bermunculan lembaga survei, Lembaga surveipun berperan ganda: peneliti sekaligus tim konsultan atau tim sukses. lembaga survei menjelma menjadi lembaga komersial yang berafiliasi pada partai politik, tokoh ataupun kelompok tertentu. Lembaga survei beralih fungsi sebagai event organizer, menawarkan jasa, menerima pesanan hasil survei costomer dengan atasnamakan ilmu pengetahuan/kedok metode ilmiah. hasil survei jelas hanya menguntungkan sumber penyandang dana.

    Dengan dasar hasil survei pesanan tadi, sipenyandang dana mempublikasikan penelitian. Tujuannya propaganda politik. Pengumumam hasil survei dinilai sebagian kalangan akan menimbulkan efek bandwagon atau efek yang membuat orang mengikuti apa yang dilakukan orang banyak.

    …………………………………………………

    Menjawab pertanyaan diatas, jelas Quick count saat gelaran pilpres berlangsung adalah upaya sistematis mempengaruhi jalannya pemungutan dan perhitungan suara. Propaganda opini publik, teror untuk mempengaruhi psikologi pemilih agar mencontreng capres tertentu.

    “Akankah Bawaslu memproses kejadian tidak sportif ini??? kita tunggu saja kelanjutannya…..”

Silakan sampaikan pemikiran Anda