Keterlaluan! Soal Ujian MAN Lecehkan Megawati!!
Soal Ujian MAN Dinilai Diskreditkan Megawati
Selasa, 5 Mei 2009 | 08:38 WIB
SUMENEP, KOMPAS.com —Anggota DPR asal Madura, MH Said Abdullah, memprotes materi soal mata pelajaran Sejarah ujian akhir sekolah (UAS) siswa madrasah aliyah negeri (MAN). Masalahnya, ada pertanyaan yang dinilai telah mendiskreditkan mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri.
Materi ujian pelajaran sejarah itu pada pertanyaan nomor 30 berbunyi, Pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri terjadi disintegrasi bangsa, yaitu di a. Aceh dan Maluku, b. Aceh dan Madura, c. Ambon dan Medan, d. Kalimantan dan Bali, e. Sulawesi dan Medan.
Selain itu, pada pertanyaan nomor 31, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI yang ke berapa? Dua soal yang dinilai penuh nuansa politis itu ditemukan pada pelaksanaan UAS di MAN Sumenep, Senin (4/5).
Menurut MH Said Abdullah, pascareformasi dari era Presiden Abdurrahman Wahid ke Megawati Soekarnoputri hingga masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah terjadi disintegrasi bangsa. ”Kami yakin soal itu mengada-ada karena ditunggangi kepentingan tertentu dan bermuatan politis,” katanya.
Ditambahkan, materi UAS mata pelajaran Sejarah menyesatkan anak didik dan penuh nuansa politis, khususnya menjelang pemilu presiden. Anak didik, khususnya siswa kelas III yang merupakan pemilih pemula, ditunggangi demi ambisi rezim penguasa. ”Ini cara-cara menyesatkan dan menghalalkan segala cara melalui birokrasi pendidikan menjelang pemilu presiden,” ungkapnya.
Dari hasil penelusuran yang dilakukan Said, soal-soal sejarah yang dinilai mendeskriditkan Megawati itu juga ditemukan di semua MAN se-Madura. ”Menyikapi masalah UAS di Madura itu, kami sepakat memanggil Menag untuk rapat kerja,” katanya.
Sementara itu, Kepala MAN Sumenep Moh Bakri saat dikonfirmasi Surya sedang tidak ada di tempat. Telepon selulernya juga tidak aktif. Namun, salah seorang guru MAN yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, soal-soal itu hasil kerja semua kepala MAN se-Madura. ”MAN Sumenep tidak terlibat pembuatan soal sejarah karena hanya kebagian pembuatan soal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Teknologi Informatika,” tuturnya. (st2)
5 Mei 2009 pukul 09:39
Pertamaaaxx….
So? Menurut para blogger, soal tsb mendiskreditkan kah?
8 Mei 2009 pukul 14:11
Perasaan dilecehkan atau tidak terserah nama yang disangkutkan pada materi tsb. tapi yang jelas menurut saya ini sebuah pembodohan yang luar biasa karena seyogyanya sejarah adalah fakta yg hrs dicatat sebagai lembaran kisah sebuah bangsa jadi harus konkrit, sedang saya pantau sementara para komentator sendiri tdk menguasai sejarah tsb, (Ada kejadian apa, dan penyebabnya, berikut penyelesaianya?) Kaciaaann…..deh!!! bangsa saya ini koq tambah runyam.
5 Mei 2009 pukul 10:41
DISININ JUGA ADA BERITA MENARIK
______________________________________________
Foto—foto mesra Antasari azhar dan rani julianti
http://muntaz.wordpress.com/2009/05/05/foto-foto-mesra-antasari-azhar-dan-rani-julianti/
………….
HUKUMAN MATI ANTASARI AZHAR
http://muntaz.wordpress.com/2009/05/05/hukuman-mati-antasari-azhar/
………….
5 Mei 2009 pukul 15:04
Hahaha ad ad aja deah..ya masyarakat tau sendiri lah,kalo di daerah jawa aku ga tau,tapi kalo dikalimantan ya gimana ya…Tanya aja pada tetangGA ANA..Soalnya ana waktu itu masih sekolah jd ga mikirin pemerintahan.Walau pun ngerasain radiasi nya hehe.
5 Mei 2009 pukul 15:13
Ya smoga aja pemerintahan yg akan datang lebih memperhatikan masyarakat nya lagi,dan tidak gengsi untuk turut serta membersihkan kemisikan,.Dan mempermudah melanjut kan pendidikan kejenjang kuliah,dalam artian tidak hanya yg punya uang banyak aja yg bisa.
5 Mei 2009 pukul 18:54
Nuansa politik dan brainwashing inplisit terjadi … mau gimana negara ini !
5 Mei 2009 pukul 19:20
Yang paling penting siswa jangan dibuat bingung dan siswa jangan dijejali dengan muatan2 yang tidak pada porsinya.
5 Mei 2009 pukul 20:21
pelajar itu masih rawan dan gampang menerima.
kalau ingin negara kita maju, lindungi pelajar dari hal-hal yang salah
5 Mei 2009 pukul 21:01
Kalo menurut saya, itu hanya kesalahan ketik atau kesalahan konsep saja. Karena menjelang Pilpres 2009 akhirnya dipolitisir supaya mendapatkan simpati 🙂
6 Mei 2009 pukul 01:26
@ mutiara
Salah ketik? Yang “benar ketik” yang gimana? Lha wong jelas-jelas pembodohan gitu.
5 Mei 2009 pukul 21:57
mestinya pertanyaannya diganti, dari semua presiden RI, siapa yang paling suka menangis? gitu aja kog repot!!
6 Mei 2009 pukul 10:26
ah kayaknya biasa aja dalam sejarah rezim yg berbeda, dulu waktu rezim orba, di sejarah sejarah semua si buat sedemikian rupa untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan dan mendiskreditkan rezim terdahulu
6 Mei 2009 pukul 12:46
@ mesin kasir
Kebiasaan yang buruk itu perlu dikoreksi, bukan?
6 Mei 2009 pukul 05:15
@atmO
emang sapa yg plg suka nangs?
6 Mei 2009 pukul 07:32
Yg benar pertanyaannya : pada masa presiden siapa aset-aset negara pada dijual semua kepada asing?
6 Mei 2009 pukul 07:59
Megawati Soekarno Putri pak guruuuu…………….!!!!!!!!
6 Mei 2009 pukul 07:32
itu soal-soal sejarah? jadi heran kenapa yang begitu disebut sejarah pantesan generasi bangsa ini tak pandai memahami dan menghayati sejarah..
http://serbasejarah.wordpress.com/2009/05/05/antasari-antikorupsi-antisirri-menulis-sejarah-korupsi-bumi-pertiwi-bareng-rani-juliani/
6 Mei 2009 pukul 07:44
[…] Keterlaluan! Soal Ujian MAN Lecehkan Megawati!! Soal Ujian MAN Dinilai Diskreditkan Megawati Selasa, 5 Mei 2009 | 08:38 WIB SUMENEP, KOMPAS.com —Anggota DPR asal […] […]
6 Mei 2009 pukul 09:03
Lebay, gak ada hubungannya ma politik saat ini. Pemahamannya aja yg kurang, disintegritas bukan berarti pecah ato memisahkan diri kayak timtim, yg dimaksud adalah perpecahan karena adanya konflik di daerah tsb, jwbnny aceh dan maluku. SBY presiden ke 6, gitu aja koq repot. Nah yg salah kalo pertanyaannya siapa presiden RI periode 2009-2014, jd pembodohan yg mana, kurang jeli aja memahami pertanyaan
6 Mei 2009 pukul 12:40
@ selaludidepan
Bukannya dirimu yang kurang jeli dalam membaca? Yang dipersoalkan itu adalah masalah disintegrasi, bukan disintegritas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “disintegrasi” bermakna “keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah”. Sama sekali tidak disebutkan pengertian “perpecahan karena konflik”.
6 Mei 2009 pukul 09:50
Kalo pertanyaan:
siapakah yang paling sering cipika-cipiki akhir2 ini? boleh gak?
atau siapakah yang pasangan hidupnya paling sering bolos sidang di DPR? boleh?
atau siapakah yang anaknya punya saham di Buddha Bar yang diprotes itu? juga boleh?
wassalam…
blog olahraga – http://sabalongsamalewa.wordpress.com
6 Mei 2009 pukul 09:51
yang buat siapa sih?
6 Mei 2009 pukul 10:04
Namanya juga politik. Demi kepentingan pejabat, segala cara pun di halalkan.
http://islambukanpenyembahberhala.blogspot.com
6 Mei 2009 pukul 10:16
kalo menurut saya sih,ga mendiskreditkan. itu sih pihak megawati-nya ajah yang terlalu sensitif..
6 Mei 2009 pukul 12:27
@ Billy Koesoemadinata
Bukannya dirimu yang kurang sensitif melihat pembodohan?
6 Mei 2009 pukul 10:57
what wrong with that questions?
pelajaran sejarah kudu jujur apa yang terjadi pada masa lalu. kalau ada fihak-fihak yang menilai itu merugikan masa depan (dia dan golongannya) itulah resiko menjadi pejabat. ‘dosa’ masa lalu jangan dihapus begitu saja demi kekuasaan.
6 Mei 2009 pukul 12:51
@ boediarto
Kesalahannya sudah tercermin dalam komentar boediarto ini. Maksudku, pembaca bisa salah duga bahwa disintegrasi tersebut (kalau pun ada) merupakan ‘dosa’ masa lalu seorang presiden tertentu. Padahal, masalah tersebut bisa saja ditimbulkan oleh lawan politik sang presiden atau pun merupakan ‘warisan’ dari presiden sebelumnya.
6 Mei 2009 pukul 11:03
ada ada aja, dari dulu juga seperti itu tapi sekarang terkadang hal kecil bisa jadi gede alias sensinya lagi tinggi maklum lagi ada maunya hehehe
6 Mei 2009 pukul 11:15
harusnya mungkin bukan berdasarkan presidennya, tapi tahunnya ya..
6 Mei 2009 pukul 12:44
@ Bani Biasa
Ya, begitulah seharusnya; itu pun bila kita terima asumsi bahwa ketika itu memang ada disintegrasi.
6 Mei 2009 pukul 11:25
Pertanyaannya sebenernya gak ada masalah tetapi umumnya kejadian sosial budaya masyarakat yang masih dalam rentang waktu dekat belum bisa dimasukkan ke pelajaran sejarah karena masih harus diselidiki kebenarannya.
6 Mei 2009 pukul 11:39
mAsa Seh da So@l yg mLecehKn meGaWti????
kalo emNk da Mfan z deH… toh kn Jg bs BuaT peLajaRan
iyA g, iYa G…ea,,ea,,heP
6 Mei 2009 pukul 13:03
kayaknya gak juga deh mas..tp tergantung orang yg menilainya sih
6 Mei 2009 pukul 15:58
yang bikin soal itu takut di turunkan dari jabatannya, makanya yang bersangkutan mendukung yang lagi berkuasa, biasanya di periode ke 2 tidak se konsisten yang pertama, itulah sejarah, itulah politik
6 Mei 2009 pukul 17:26
Bila benar soal itu dibuat oleh para kepala sekolah MAN se-Madura, maka mereka itu dapat diduga patut dikasihani. 🙂 Soal yang bias menunjukkan ketidaktahuan dan ketidakmampuan penyusunnya. Substansi salah, ‘cantolan’-nya lemah, bahasanya pun bisa bikin bubrah. Terima kasih kepada Pak Shodiq yang punya ‘mustika’ dan kepada Kopral Cepot yang mengajak belajar menulis sejarah sambil melakoninya.
6 Mei 2009 pukul 19:26
itu lah kenyataannya,
memanfaatkan situasi
6 Mei 2009 pukul 20:49
wuih, kayaknya sejarah gak masuk UN deh. itu US ato UN? terus, guru”ku gak pernah ngajarin politik jaman sekarang. pernahnya politik jaman dulu pas mau merdeka. yaa… semacam itu lah. 😀
6 Mei 2009 pukul 21:25
no komen..politik gak pernah ada yang jelas…ayak2 wae….
http://sendit.wordpress.com
6 Mei 2009 pukul 22:53
Kalo soal ujian yang trmasuk uas biasanya di buat d suatu kabupaten dimana ujian di laksanakan, kmungkinan hy kurang teliti dlm soal penulisan dan bahasa dan mungkin juga akibat kurang y pengawasan. Tapi yang trpenting “husnuszhon atau berbaik sangkalah kita”.
7 Mei 2009 pukul 01:19
Bahasa kadang bisa lebih tajam dari pedang, mari kita berhati hati dalam bertutur kata dan dalam tulis menulis…. maaf bukan menggurui hanya salaing mengingatkan saja
7 Mei 2009 pukul 16:42
betul dik sampeyan memang orang yang baik, mereka bermasalah. Jadi lupakanlah.
7 Mei 2009 pukul 01:32
ya cuma org2 madura aza kan ?
klau emang gak suka jgn gitu dong apa mau nanggung dosa?
apa yg buat soal tuh gak mikir klau dia mati ?
semua perbuatan baik di sengaja mau tdk pasti akan ada balasannya
koreksi diri dulu sebelum bertindak
dan umpamakan diri kita dulu sebelum ke org laen
apa kt bs menerima klau kt di gitukan?
7 Mei 2009 pukul 10:43
ha ha ha ha
7 Mei 2009 pukul 11:05
ada-ada ajah
salam,
http://bursasepatu.wordpress.com
http://planetshoes.wordpress.com
7 Mei 2009 pukul 13:52
nah itu tu guru yang begini gak layak deh, itulah guru produk orde baru, selalu mencari kambing hitam, harus di usut itu guru , bila penting pecat tu guru
7 Mei 2009 pukul 14:05
atau yang dimaksud lepasnya pulau2 di nusantra itu?
sekalian aja ditambahin… pertanyaan
pada era siapa BUMN banyak dijual ke pihak Asing
trus tambahin lagi
siapa presiden yang paling lucu
tambahin lagi
blog siapa yang membahas masalah kontroversi ini
hayyah gak nyambung
sorri mas numpang nyampah
7 Mei 2009 pukul 14:23
wew… sejarah lagi… menarik sekaligus membingungkan… perlu dipelajari namun tak terungkap secara menyeluruh… perlu dikaji namun penuh kontroversi…
so,, in this case,, who’s wrong or right??
haiz kayak lagu nya michael heart aj.. 😛
menurutku sih disini smuanya bisa jadi bener,, tapi kalo masalah disintegrasi nya gak ikut2 ash.. soalnya cuma tau masalah yg timor timur ja.. tapi emg ada lagi ea yg misahin diri dari indonesia??? bukan nya yg ada justru provinsi nya jadi nambah???
ini sih bisa dibilang akal2n yg bikin soal supaya anak2 didik mereka terutama para pemilih pemula kebingungan dalam menentukan pilihan mereka saat pilpres nanti..
coba kalo misalkan megawati gak nyalonin lagi jadi presiden,, kira2 pertanyaan semacam itu bakal muncul gak ea?? huehue…
salam perjuangan bi..
7 Mei 2009 pukul 16:00
kalo dibilang mengandung muatan politik belum tentu juga, yang pasti soal tersebut tidak mengandung virus flu babi
*hmmm… aku barusan ngomong apa ya, wis mbuh sing penting isi komen
7 Mei 2009 pukul 16:41
kalau menurut pandangan saya ada dua masalah yaitu
1. mendiskredit Mega dan
2. Menjatuhkan martabat dan kebesarab SBY
jadi yang bikin perlu diinterogasi.was
8 Mei 2009 pukul 07:59
ya praktenya sih mungkin gak kentara pak.
tp pada masa itu emang lagi dodol sih para kepala pemerintahan nee.
sampe sekarang juga tuh.. masih pada dodol. tp mending sihhh
8 Mei 2009 pukul 09:09
Salam.
Makanya kualitas sekolah formalpun perlu diragukan lho. Nyatanya semua tujuan , sistem, kurikulum semua sudah berbau politis. Sertifikasi, Sekolah Gratis, BOS, UAN, itu semua politis semata-mata tidak hanya mencapai tujuan formal sekolah tetapi justru untuk mempercepat pencapaian tujuan politis penentu kebijakan.
8 Mei 2009 pukul 10:30
Kalau Soal seperti itu sih sudah ada di jaman baheula euy,.. so Biasa aja sih. trus kenapa sekarang jadi suatu masalah ? dulu2 kok ga ya ?
” TanYA keNaPA ” ?????
8 Mei 2009 pukul 10:34
@ mkomira
Dulu-dulu juga sudah dipermasalahkan, tapi mungkin karena publikasinya tak seluas sekarang, mkomira belum tahu saat itu.
8 Mei 2009 pukul 16:15
wakakakak..
kok Menter Agamanya yang disuruh tanggung jawab sih..
Kan bukan dia yang bikin soal..
wakakakk..
harusnya kan Menteri Penerangan yang dipanggil..
*apa kabar Departemen Penerangan??!! wakakak..*
8 Mei 2009 pukul 16:29
@ tikabanget
Sebab, secara administratif, MAN itu berada dalam tanggung jawab Departemen Agama.
8 Mei 2009 pukul 16:59
iya.
saya tau kok.. ^^
yang lucu itu adalah tuduhan muatan nuansa politik..
hehe..
8 Mei 2009 pukul 17:01
Mas, tolong semua thread dikomentari, masih ada yang belum dikomentari tuh…
*peace*
8 Mei 2009 pukul 17:42
@ Kazao
Maaf, kami kekurangan waktu untuk menanggapi semua komentar.
*peace juga*
8 Mei 2009 pukul 16:45
yang sudah terjadi, ya sekiranya kurang baik dan kurang bijaksana, jadikanlah sebagai pengalaman untuk memperbaikinya di masa mendatang, kurasa dengan terjadinya ini semoga bermanfaat bagi pembuat soal agar tidak mengulang lagi dan bagi masrarakat yang mendengar berita ini jangan sampai membuat hal yang serupa. (ambil sudut pandang: manfaat)
9 Mei 2009 pukul 06:10
Hemm…. bikin heboh aja nich…!
Ada satu hal yang belum kebahas…! Bener gak tuch soal? Emang terjadi gak tuch? Bener gak terjadi disintegrasi? 😀 Pulau lepas dari NKRI termasuk disintegrasi gak?
Ada juga soal aneh…. Masak pertanyaan buat anak MAN (sekelas SMA) kok SBY Presiden Nomor berapa? Wakakakakaaa ni cocok buat anak SD..! Mbok ya rada bermutu dikit buat soalnya…! :))
Sejarah adalah kejadian masa lalu, kejadian sekarang adalah sejarah masa yang akan datang. So, kalau emang hal itu terjadi layak dijadikan soal sejarah. Jadi, sebagai bangsa yang menghargai sejarah, walaupun kita sebagai pendukung salah satu pihak jangan egois dong…!!!! Kalau terjadi biarkan terjadi, ambil hikmahnya…! Jangan asal marah…! Buktikan kalau emang MEGA hebat…! Tunjukin kehebatannya…! Jangan hanya mau diagung-agungkan…! Pimpinan siap dikritik, siap dicaci, siap dimaki…! Itu ma… wajar…! Jangan lantas kebakaran jenggot….!
Era Orba… banyak cercaan kepada era Orla…! Era Mega banyak cercaan pada Era Orba…! Nah, sekarang Era SBY-JK, kalau pun ada dikit.. gosip miring … ya… buktikan aja dengan Uswatun Hasanah dari Mpok Mega….! Beress dech….!
Siswa, Masyarakat, dan pejabat kita butuh contoh kongkrit tindakan pimpinan, bukan hanya omongan dan lantunan janji belaka…!
Tuch… contoh lah Rasulullah SAW yang memberikan tuntunan perbuatan, bukan sekedar omongan…!
9 Mei 2009 pukul 06:21
@ farazinux
1) Perhatikan pilihan jawaban dalam soal tersebut. Di situ jelas tidak ada penyebutan pulau lepas.
2) Memang, pemimpin mesti siap dikritik, tetapi itu bukan alasan yang memadai bagi kita untuk melecehkan para mantan pemimpin kita.
9 Mei 2009 pukul 11:28
politik memang gak bisa ditebak…bisa masuk kemana-mana…
ngeri cuy….kaco daaaaahhhhh……
http://sendit.wordpress.com
13 Mei 2009 pukul 04:36
segala hal diseret ke politik. mulai dari hari besar agama, tempat ibadah, reuni sekolah, hari besar nasional. UAS MAN merupakan temuan baru. alhamdulillah saya dapat koleksi baru..
13 Desember 2011 pukul 23:05
klau qt ber urusan dngn yg nmx politik g bkln prnah selesai kwan……….
qt cmn bsa brharap n br do’a kph ALLAH.SWT