Dialog Cinta

Posted on Updated on

Di suatu malam, tepatnya malam 13 bulan Ramadhan 1430/2009 ada seorang sarjana alumnus universitas ternama di Surabaya menghubungi penulis melalui hanphone. Diantara dialog kami pokok bahasannya adalah cinta.

Penelpon : Saya mengetahui identitas anda melalui shodiq.com dimana posisi anda adalah seorang Redaktur Misteri Cinta, saya ingin bertanya, apakah cinta itu?

Penulis : Terima kasih sebelumnya telah berkenan menghubungi kami yang dipercaya oleh Ustad Muh.Shodiq untuk mengembangkan Redaksi Misteri Cinta. Sebelum saya menjawab saya minta maaf apabila jawaban saya nantinya kurang berkenan dan kurang memuaskan hati saudara. Apakah saudara pernah membaca tulisan kami di Misteri cinta tentang cinta?

Penelpon : Saya belum sempat membacanya, yang jelas saya ingin langsung mendengarnya dari anda. Karena yang saya ketahui ketika kata manis melayang kepada lain jenis dengan segudang janji itu bukan cinta tetapi adalah rayuan. Saat tangan mulai meangkul dan memeluk pasangan dengan mesranya, itu pula bukan cinta tetapi karena takut kehilangan. Ketika rasa takut kehilangan telah semakin menghantui perasaan, itu juga bukan cinta melainkan ingin bersama. Saat kecupan mendarat di pipi dan bibir pasangan kita, itu juga bukan cinta tetapi telah mengikuti langkah dan jejak syetan, lalu apakah cinta?

Penulis : Rupanya saudara adalah seorang puitikus. Pertanyaan anda pun sangat menarik dan bagus walau initinya hanya satu yaitu apa itu cinta. Kalau saudara ingin mengetahui makna cinta dari versi saya, mungkin saya bias memberikan sedikit diskripsi tetapi bukan memberikan difinisi. Memberikan difinisi sama halnya dengan memberikan batasan ruang dan waktu terhadap sesuatu. Begitu pula dengan cinta, memberikan difinisi tentang cinta, sama halnya dengan memberikan batasan terhadap makna cinta, padahal setahu saya bahwa cinta tidak terbatas.

Penelpon : Lalu menurut anda apa itu cinta?

Penulis : Sebagaimana jawaban saya diatas, saya tidak akan menjawab dengan arah difinitif tetapi kea rah diskriptif saja. Perlu juga anda ketahui bahwa posisi saya di mesteri cinta bukan karena kemampuan tetapi karena keinginan untuk belajar. Selama ini kita pahami sebagai hasrat untuk bersama dan memiliki, ketika ada seseorang mengatakan kepada lain jenis “I Love You” maka mereka akan memahami dengan isyarat saya mencintaimu. Pertanyaan saya apakah kita tidak tertipu dengan kalimat tersebut atau kita berusaha menipu diri kita lantaran ikut alur pemahaman yang belum jelas tentang cinta? Saya piker anak kelas enam SD juga bias mengatakannya, apakah perkataan itu beda?

Penelpon : Ya, pasti beda. Anak kecil dengan orang dewasa kan pasti beda dan kalau anak kelas enam SD yang mengatakan pasti tidak akan dipercaya tetapi kalau orang dewasa, pastilah dipercaya.

Penulis : Kalau saya memahami ucapan itu sama saja hanya lain subjek saja. Masalah kita kana pa yang dikatakan bukan siapa yang mengatakan, sebagaimana pertanyaan saudara, apa itu cinta bukan siapa yang bercinta atau siapa itu cinta. Kalau saudara bertanya tentang difinisinya, saya jawab kalau saya tidak mampu menjawab pertanyaan yang agung itu.

Penelpon : Mengapa anda mengatakan itu pertanyaan agung, bukankah pertanyaan yang saya ajukan adalah pertanyaan yang sudah biasa terutama dikalangan para pemuda dan pemudi.

Penulis :  Cinta adalah sesuatu yang suci, kita terlahir karena cinta. Semestinya kita memiliki prioritas awal dalam cinta. Objek yang paling penting untuk mendapatkan prioritas tertinggi dalam cinta kita. Dan semestinya cinta terlahir dari hati yang suci, tulus ikhlas. Rabi’ah al-adawiyah yang kita pahami sebagai sosok yang berpahamkan cinta hanya mampu memberikan gambaran bukan difinisi tentang cinta. Khalil Gibran sosok manusia yang menghias hidupnya dengan syair-syair cinta juga tidak pernah memberikan pengertian mutlak tentang cinta. Mereka hanya merasakan dan menikmati serta menggambarkan saja itulah cinta.

Penelpon : Maaf mas waktu saya habis lain kali saya akan menghubungi lagi seputar cinta.

Penulis : Ok. Terima kasih atas silaturrahimnya melalui telpon. Kalau Allah berkehendak, saya juga akan memberikan jawaban seputar cinta karena apa yang kita bahas mulai tadi hanyalah appersepsi belum masuk ke pokok bahasan.

Pada dialog diatas, kita tidak menemui kepuasan makna tentang cinta, karena memang selama ini cinta hanya digambarkan dengan yang indah-indah saja, bagaimana kalau misalnya ada seorang pria mencintai gadis yang dinikahkan dengan orang lain sementara si gadis juga mencintai pria tersebut, Apakah itu cinta hakiki, cinta yang tidak harus memiliki atau bukan cinta melainkan hanya hasrat ingin bersama yang tidak tercapai?

Diatas juga telah dicontohkan dengan perkataan I Love You yang berasal dari seorang dewasa dan anak di bawah umur. Dikatakan oleh penelpon kalau perkataan yang diucapkan anak kecil tersebut beda dengan yang dikatakan orang dewasa. Kalau ucapan saja ya sama hanya makna yang mengatakan mungkin berbeda.

Saudara dan teman sekalian, janganlah terlalu mudah membuka jendela hati untuk mempercayai lisan yang mengatakan I Love You kepada kita karena itu belum tentu benar. Bisa saja itulah permainan dalam hidup yang harus disikapi, bisa juga hanya sebatas uji coba. Tetapi percayalah kepada hati yang mengatakan I Love You sebab sebentar lagi saudara akan tersenyum dalam ketenagan dan kebahagiaan bukan dalam tangis memilukan.

22 respons untuk ‘Dialog Cinta

    Dyah said:
    19 September 2009 pukul 15:36

    Cinta memang memiliki banyak pengertian.., orang tua yang menghukum anakny krn brsalah pun dikarenakan Cinta… So, nikmatilah cinta teman…

    amalia said:
    22 September 2009 pukul 23:16

    hmm….cinta memang harus dirasakan bukan dengan kata-kata buaian….cinta yg tulus pasti datangnya dari Allah semata….

    Rina Suardi said:
    25 September 2009 pukul 19:41

    Cinta itu anugrah Ilahi..
    Pelajari dengan benar bagaimana mencintai sebagai khalifah Allah
    bukan hanya sebagai manusia yang layak dicintai dan mencintai.

    riri said:
    29 September 2009 pukul 15:33

    cinta bisa mengubah dunia kita menjadi dunianya….

    vixs said:
    2 Oktober 2009 pukul 17:02

    berbau mantap ni!!!! salam kenal…

    Fahrizal Fasalama said:
    22 Oktober 2009 pukul 07:04

    Kang Shodiq, mhon izinnya, menggunakan kata2 akang yang penuh makna, ….

    mudrikah said:
    27 Oktober 2009 pukul 13:37

    Cinta dan Napsu itu ibarat kedua mata pisau jika salah penepatannya maka celakalah, jika benar penempatannya ,maka bahagialah, untuk itu berpengang teguhlah pada Ajaran Agama

    rizal said:
    28 Oktober 2009 pukul 17:34

    mmm..
    saya sndr trmsk org awam dlm urusan cinta..
    krna saya msh blm mengerti apa cinta,makna cinta,dan isi cinta..
    terkadang kita mencintai krna ingin memiliki..
    tp,kita tak prnh tau akan arti sbnr’a cinta itu..
    tp,Allah lah yg akan membantu kita tuk mengerti apa itu cinta..
    insya allah..

      risky said:
      28 Januari 2010 pukul 15:37

      cintailah orang yang mencintai kamu,suatu saat pasti kamu akan menemukan cinta sejati mu

    jofanka said:
    29 Oktober 2009 pukul 17:35

    wahai para pemuja cinta?jagalah cintamu jangan kkotori dengan nafsum!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

      Mumtaz Rachman said:
      9 November 2009 pukul 10:15

      betul…betul..betull

        risky said:
        28 Januari 2010 pukul 15:38

        hae

        risky said:
        28 Januari 2010 pukul 15:39

        hae friend

    Mumtaz Rachman said:
    9 November 2009 pukul 10:12

    Hmmm..bilaa membahas masalah cinta maka tidak akan habis2nya karena cinta memiliki daya tarik tersendiri yang dapat menghipnotis seseorng,sebagai seorang muslim kita bisa menempatkan cinta itu sesuai dengan tempatnya, jangan mudah tergoda oleh tipu daya ucapan cinta.Ingatlah bahwa cinta sejati itu adalah milik Allah SWT

    abi composer said:
    11 November 2009 pukul 08:31

    cinta =rasa=Bhgia= jgn mau diperhamba perasaan sndiri…

    dee said:
    14 November 2009 pukul 09:36

    cinta is cinta. gak usah mengartikan cinta, sebab akan menghilangkan makna dari apa yg disebut cinta.
    oppooohhh iki…aku yo bingung broooo…..:p

    vava said:
    22 November 2009 pukul 10:22

    mmang zman skrg sngatlah sulit m’gambarkn dan memaknai cinta dgn sbenarnya…

    widarti said:
    24 November 2009 pukul 17:29

    kalau menurut aku se………….. cinta itu showing action donk

    Haru said:
    3 Desember 2009 pukul 09:08

    Cintailah Allah.. Krn dengan mencintaiNya qt pun akan mencintai jg sluruh ciptaanNya..
    Qt akan mencintai tanpa mengharap balas krn cinta qt ikhlas krn Allah.. Dan memberi cinta krn hanya berharap ingin dicintai oleh Allah..
    Dengan melakukan segala perintahNya & menjauhi LaranganNya..

    mintari said:
    3 Desember 2009 pukul 11:48

    bagaimana seseorang yang berkeinginan menikah tetapi dia memiliki penyakit hiv/aids?

    syakir nimal maula said:
    5 Desember 2009 pukul 20:55

    cinta adalah suatu anugrah yg d berikan okeh ALLAH

    risky said:
    28 Januari 2010 pukul 15:35

    cinta berakHir dengan air mata

Tinggalkan Balasan ke Rina Suardi Batalkan balasan