Tentang Sekolah Islam di Belanda

Posted on Updated on

dikutp dari rnw.nl

Di Belanda banyak bertebaran sekolah-sekolah Islam. Namun sekolah-sekolah Islam tersebut kadang memusingkan kepala pemerintah Belanda. Mereka biasanya dianggap kurang berintegrasi.

Berbagai ancaman diluncurkan terhadap sekolah Islam dari pemangkasan subsidi hingga penutupan. Seperti misalnya sekolah dasar Islam As-Siddieq yang terletak di Amsterdam. Kotapraja Amsterdam mewanti-wanti untuk mengurangi subsidi sekolah As Siddieq dengan 210 ribu euro.

Hal itu karena menurut penilaian, mutu pendidikan sekolah yang memiliki tiga cabang dan satu sekolah pusat di kota Amsterdam tersebut di bawah standar. Selain itu sekolah dasar As Siddieq dianggap tidak berintegrasi.

Di sekolah-sekolah Islam banyak murid yang bukan asli orang Belanda. Sangat mungkin sekali banyak murid yang tidak menguasi bahasa Belanda dengan baik. Untuk mengatasi problem itu membutuhkan waktu yang lama.

Mutu sekolah
Hal itu juga menjadi salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan sekolah-sekolah tersebut. Tentang rendahnya mutu pendidikan ditentang oleh Budi Santoso, warga Indonesia yang menyekolahkan ketiga anaknya di sekolah dasar Islam As Siddieq di Amsterdam.

Budi Santoso: Saya kurang sependapat dengan hal itu. Karena tahun kemarin saya mendapatkan informasi dan saya membaca di koran juga bahwa tiga anak lulusan As Siddieq itu termasuk nilainya cukup bagus dan masuk kategori sekian besar di Belanda. Itu dari segi prestasi.

Menurut anggota dewan pengurus As Siddieq, Abdel Rahman El Shershaby memang ada laporan dari inspeksi pendidikan di Belanda bahwa sekolahnya dalam beberapa hal menyangkut mutu berada di bawah rata-rata. Namun selama ini sekolah dasarnya sedang berupaya keras untuk mengembalikan mutunya.

El Shershaby: Kami bukanlah sekolah yang pertama yang disebutkan soal kelemahan itu. Kan tidak mungkin jika ada sebuah sekolah di Belanda yang kurang berprestasi maka langsung diambil tindakan itu. Dengan mengurangi subsidi berarti mutu sekolah itu akan semakin menurun. Jadi logika yang mendasari keputusan itu juga tidak jelas.

Pemangkasan dana pendidikan berarti juga mengorbankan kepentingan murid-murid sekolah itu sendiri, tandas El Shershaby. Itu adalah tindakan yang tidak tepat juga dipandang dari segi hukum. Untuk itu pihaknya juga menyeret masalah tersebut ke pengadilan.

Integrasi
Namun apakah memang benar sekolah As Siddieq seperti yang dituduhkan menghalangi integrasi murid-muridnya dengan masyarakat Belanda? Budi Santoso membenarkan hal itu. Apa alasannya menurut Budi Santoso?

Budi Santoso: Kalau untuk masalah integrasi memang agak benar. Seperti misalnya di situ anak laki dan perempuan itu mulai dari umur empat tahun itu dipisah. Anak juga tidak boleh memakai pakaian bergambar hewan. Itu memang pandangan mereka. Tapi kalau menurut saya anak umur empat tahun itu kan belum tahu apa-apa. Kedua misalnya ada acara-acara pesta, ga boleh ada foto-foto. Lalu laki dan perempuan benar-benar dipisahkan. Itu saya sendiri secara pribadi, apalagi saya orang Indonesia kurang sependapat. Tapi sekali lagi saya akan melihat positifnya saja.

Ada beberapa sekolah-sekolah Islam di Amsterdam lainnya seperti Al Qaidisiyah di Slotervaart, Al Amin School di Osdorp itu memang relatif agak fleksibel, hingga mereka tidak mendapat sorotan dari pemerintah gitu. Yang ekstrim hanya As Siddieq.

Pengurus El Shershaby membantah hal tersebut. Ia bahkan mengatakan sekolah yang diasuhnya itu justru mementingkan integrasi.

Shershaby: Untuk masalah integrasi, kami justru memimpin karena enam tahun lalu kami merupakan salah satu sekolah di Belanda yang pertama menjalankan UU Actief Burgerschap (UU yang menetapkan sekolah-sekolah untuk aktif berintegrasi). Dan baru-baru ini kami juga bekerjasama dengan perusahaan luar yang turut menjalankan metode sekolah perdamaian. Ya memang ada keterlambatan di sana-sini namun itu karena pengaruh dari luar. Anak-anak di sekolah kami memang berintegrasi lebih baik dibanding rata-rata sekolah di Amsterdam.

Budi Santoso mengirim anaknya ke sekolah Islam As Siddieq bukan tanpa alasan. Ia menganggap pendidikan agama sangat penting buat membekali anak-anaknya. Di sekolah As Siddieq menurut Budi Santoso prinsip agamanya bagus. Itu adalah satu-satunya alasan. Sementara pendidikan integrasi? Itu diberikan Budi Santoso kepada anak-anaknya di rumah.

Di kolom komentarnya, ada yang berpendapat bahwa Pak Budi Santoso hanya melihat/membandingkan kualitas sekolah As Siddieq dengan sekolah di Indonesia yang mutunya kurang.

Masa’ sih. sekolah di Indonesia memang banyak yang mutunya kurang, tapi tidak sedikit kok yang mutunya bagus. Saya rasa, sekolah di mana saja itu baik. Tinggal kitanya saja, apakah kita bisa jadi yang terbaik di sekolah tersebut atau tidak. Kalau kita bisa jadi yang terbaik, otomatis kita–sebagai murid berprestasinya–telah mengangkat pamor sekolah tersebut. Iya tho?

6 respons untuk ‘Tentang Sekolah Islam di Belanda

    hadi said:
    15 September 2009 pukul 20:26

    Memang tergantung kitanya, tapi tergantung sekolah juga

    Peluang Usaha dunia akhirat said:
    12 Desember 2009 pukul 10:51

    ya, namanya sekolah islam,.. kalo cowok ma cewek dipisah mah kan uda hukumnya,.. kecuali mukhrimnya,..

    muji leistar said:
    27 Januari 2010 pukul 11:17

    adakah informasi sekolah islam di groningen ? trims.

    cut nur fadhilah said:
    8 Januari 2012 pukul 20:41

    anak TK zaman sekarang saja bisa pacaran (cinta monyet misal), itu satu tanda dia sudah tau prihal perbedaan laki-laki atau perempuan sejak sebelum masuk sekolah TK nya. Makanya dari situ peran ortu amat penting dalam memberi pengertian yang mudah di pahami anak ny, jadi bukan sekeder tugas guru saja dalam membimbing anaknya sebelum melakukan hal-hal yang tidak di inginkan di hari esok (dewasanya) tapi peran ortu memberi pembelajaran setelah ada segang waktu di rumah pun itu wajib agar sebagai ortu nya tau, sejauh mana anak nya mengalami perkembangan mental dan kemampuan nalarnya. bukan begitu kan, kawan-kawan semua…………………? >_^

    GPS tracking said:
    28 Mei 2013 pukul 14:48

    semoga tetap di dukung untuk sekolah2 islam di sana

    Absorbent cotton said:
    15 Januari 2014 pukul 10:10

    harus bener2 tahu pertaturannya ya

Silakan sampaikan pemikiran Anda