Penulis Yang TIDAK Membodohi Pembaca

Posted on Updated on

Mulai hari ini kemarin, blog ini tampil baru loh! Slogannya kuubah dari “rekam-jejak seorang penulis, pencinta, dan pencantik-jiwa” menjadi “penulis yang TIDAK membodohi pembaca“.

Menyesuaikan slogan baru ini, gambarnya pun kuubah dari gambar buku-buku menjadi gambar pensil-pensil. Gambar pensil dengan penghapus itu lebih dinamis drpd buku cetak, ‘kan? (Dengan gambar ini, kuperlihatkan harapanku bahwa aku ingin para pembaca berkenan “mencoret-coreti” tulisan-tulisanku dan “menghapus” bagian-bagiannya yang buruk kurang baik untuk menggantinya dengan tulisan lain yang lebih bagus.)

Berbagai perubahan itu kulakukan setelah kubaca sebuah buku karya Al Ries & Jack Trout tentang komunikasi pemasaran, Positioning: The Battle for Your Mind. Kuusahakan menerapkan teorinya di blog ini. (Ehm, ehm….)

positioning.jpg

Membaca buku tsb, aku merasa bodoh. Ternyata begitu banyak hal yang belum kuketahui. Hmmm…. Belajar lagi aja deh.

Enaknya belajar ama siapa ya?

Paling enak, belajar dari para penulis blogger yang “tidak membodohi pembaca”. Untungnya, ada beberapa blog yang kulihat memenuhi kriteria ini. Di antaranya:

  • Psycho Avatar (“karena kemerdekaan adalah segalanya”);
  • Dunia Iwana (“yang ingin diulang bila kepenatan dan keletihan datang menyergap”);
  • just a little note (“welcome to my sweet home”);
  • …. (mana lagi ya? tambahi dong!)

Apa ciri-ciri penulis yang tidak membodohi pembaca? Menurutku sih, di antaranya:

  • menyayangi pembaca (ini syarat mutlak); 
  • menghargai pembaca, terutama kecerdasannya;
  • mendorong pembaca untuk belajar lagi, sehingga menjadi lebih cerdas;
  • …. (apa lagi ya? tambahi dong!)

Untuk contoh, yuk kita simak:

Ssst…. omong-omong, postinganku kali ini TIDAK membodohi pembaca, ‘kan?

13 respons untuk ‘Penulis Yang TIDAK Membodohi Pembaca

    alief said:
    11 Mei 2007 pukul 19:05

    pak, pensilnya kok yang keliatan hanya pengahpusnya tok??? apa itu maksudnya, penulis (sampean) akan sering menghapusi komentar2 yang tidak enak??? 😀

    *Kalo kelihatannya aku akan suka menghapus komentar cak alief yang kurang enak (kayaknya gak ada yang kurang enak), itu mungkin karena gambar pensil yang terlihat jelas (warna merah jambu) oleh dua bola mata sampeyan hanya penghapusnya tok. Padahal, setidaknya di mataku, gambar yang sebelah kanan itu kan gambar beberapa batang pensil (warna kuning).

    camagenta said:
    12 Mei 2007 pukul 10:47

    He he… kok sama ya kesannya sama cak alief. Tapi mang kita lebih sering lihat dari permukaannya saja. Jarang bisa liat sampe dalemnya.

    Ikutan belajar ya pak.

    Iwana Nashaya said:
    12 Mei 2007 pukul 11:04

    Alhamdulillaah….

    Yuuuhuuuu….. kayaknya saya makin disayang Pak Shodiq nih… Asyiiiiiiik… Hihihihi… {GR.com}

    Aduuuh… mau ngomong apa, ya??
    Mmm.. jadi bingung nih… 😛

    *Idem sama Cak Alif nih… di gambar yang menonjol kok justru penghapusnya??? Kalau orang yang belum pernah lihat pensil yang model begitu, pasti nggak akan berpikir bahwa itu memang buntutnya pensil. 🙂 Bisa-bisa malah dikira lipstik. 😛
    Hmm… kira-kira mau diganti lagi nggak ya??? :)*manggut-manggut sambil berpikir*

    arul said:
    12 Mei 2007 pukul 22:54

    awalnya kirain tutup botol minuman keras gitu…. 🙂

    M Shodiq Mustika responded:
    13 Mei 2007 pukul 01:22

    Hmmm….

    Camagenta ikutan belajar….
    Iwana manggut-manggut sambil berpikir….
    Arul awalnya kirain….

    Alhamdulillaah…. semuanya belajar dan berpikir.

    Omong2, istriku pun awalnya menyangka itu gambar lipstik yang “menggoda”.

    Yach, supaya “dilirik”, kita emang perlu tampil “menggoda”, ‘kan?

    Rien said:
    13 Mei 2007 pukul 14:15

    subhanallah…alhamdulillah…

    ikutan GR, tp semoga GRnya bisa memacu utk lebih tawadhu, punya ilmu padi dan ikutan belajar juga 🙂

    judul GRnya nih “Kebahagiaan penulis diblogger yg dinilai memiliki kriteria ini oleh Pak Shodiq” 😀

    btw, soalnya header pensil, jujur, klu pertama kali melihatnya saya langsung inget pensil pada jaman SD, bukan yg 2B, tp yg biasa…malah ga kepikir klu itu lipstik 😀

    donny said:
    13 Mei 2007 pukul 14:24

    Walah!! blog saya jadi contoh? *…tersandung…eh, tersanjung…* 😉
    Semangat berbagi dan sebagai sarana silaturahmi, mungkin itu kang yang saya jadikan pegangan. Bagi saya pembaca adalah ‘aset’ yang harus dijaga, meskipun hanya satu atau dua orang, karena saya tahu pembaca blog saya itu hanya sedikit.

    Karena saya juga menyukai tulisan-tulisan berkualitas, saya pun berusaha untuk menghadirkan tulisan2 yang berkualitas, meskipun lebih banyak isi yang nggak pentingnya sih… 😀

    Duh, jadi takut tulisan-tulisan selanjutnya malah membodohi… 😦

    donny said:
    15 Mei 2007 pukul 20:59

    Oh, ya…ada yang ketinggalan Kang. Kalau yang membodohi itu seperti apa sih? Apakah yang langsung bertentangan dengan point-point di atas? Bisa berikan contoh?

    Contoh tulisan yang tidak menyayangi pembaca:
    “Sebelum kalian menawarkan resep Sekulerisme, dan isme-isme lainnya, ANDA SEKALIAN MURTAD SAJA, KARENA DIENUL ISLAM TIDAK BUTUH KALIAN!”

    Contoh tulisan yang tidak menghargai kecerdasan pembaca:
    “Apa Anda gak pernah baca Qur’an? Saya malas berdiskusi dgn orang2 bermental kacung… dadah kacung… …” [kacung = pelayan rendah]

    Contoh tulisan yang tidak mendorong pembaca untuk belajar lagi:
    “Tentang gus dur… sudahlah.. saya udah ndak respect dgn sosok yg satu ini. biarlah nanti ALLAH yg mengurusnya. ya moga2 saja, sosok ini masih diberi kesempatan oleh ALLAH untuk memperbaiki dan bertobat.”

    saniroy said:
    25 Mei 2007 pukul 09:20

    Salam kenal Pak. Hanya sedikit penasaran dengan gambar bannernya. Oo itu pensil to, saya kira lipstik :-). Maaf dan trima kasih. MSR

    klikharry said:
    26 Mei 2007 pukul 16:24

    terima kasih mas buat pesannya

    Pacaran a la ustadz Mustika « kang tutur’s weblog said:
    24 September 2007 pukul 11:12

    […] ada disitu), akhirnya komentar saya diblog “pacaran” muncul juga. Mungkin sang ustadz yang mengaku Tidak Membodohi Pembaca ini, gak enak juga setelah saya susulkan dengan komentar yang menanyakan […]

    […] baik juga saya ceritakan di “Tersanjung” karena Kang Shodiq menilai bahwa saya termasuk penulis yang tidak membodohi pembaca. Hal tersebut tentu saja meningkatkan motivasi saya untuk selalu menulis lagi…dan lagi. […]

    agorsiloku said:
    22 Agustus 2008 pukul 13:09

    😀
    agak mengejutkan juga dan sekaligus agor respek karena Mas ternyata mau juga membaca buku pemasaran : Perang dalam otak berpikir kita.

    Ini buku favorit saya yang sudah begitu lama dilupakan.

Silakan sampaikan pemikiran Anda