Orang Malaysia lebih cerdas daripada orang Indonesia?
“… perkembangan dunia buku di Malaysia jauh lebih cepat. Jumlah oplah buku yang beredar untuk sekitar 25 juta penduduknya jauh lebih besar dibanding oplah buku di Indonesia dengan penduduk 200-an juta jiwa. … Di Malaysia yang populasi penduduknya hanya 12 persen dari jumlah penduduk Indonesia, buku berkategori non-fiksi dengan oplah 2.000 eksemplar hanya butuh waktu 6-12 bulan untuk terjual di pasar. Sementara di Indonesia membutuhkan waktu tiga tahun.” Demikian ungkap Adhe dalam bukunya, Declare! Kamar Kerja Penerbit Jogja (1998-2007), hlm. 35 dan 133.
Selaku penulis buku, informasi mengenai perbedaan Malaysia-Indonesia tersebut telah kurasakan kebenarannya. Bedanya jauh. Kita bisa membandingkannya secara langsung. Contohnya: Salah satu buku andalanku, Pelatihan Salat SMART: Untuk Kecerdasan dan Kesuksesan Hidup (Jakarta: Hikmah, Desember 2006), membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk cetak-ulang. Sedangkan edisi Malaysia-nya, yang berjudul Solat Khusyuk Solat SMART (Kuala Lumpur: PTS Millennia, November 2007), hanya membutuhkan waktu tiga bulan untuk menjadi salah satu buku terlaris (bestseller) di Malaysia.
Sementara itu, kita juga bisa mendapat gambaran yang “menarik” dari jenis orang yang menyampaikan tanggapan positif terhadap kedua buku tersebut. Sejauh ini, pembaca Indonesia yang menyambut hangat hadirnya buku Pelatihan Salat SMART: Untuk Kecerdasan dan Kesuksesan Hidup hampir semuanya berasal dari kalangan “orang awam”. Selain Dr. Moh. Sholeh dari IAIN Sunan Ampel, Surabaya, belum ada cendekiawan muslim atau ulama lain di Indonesia yang menyampaikan komentar positif di depan publik mengenai buku tersebut.
Bandingkan dengan tanggapan pembaca Malaysia yang menyambut hangat hadirnya buku Solat Khusyuk Solat SMART. Diantara mereka yang menyampaikan komentar positif di depan publik itu ada: (1) Imam Besar Masjid Negeri Pulau Pinang, (2) Webmaster www.daawah.com, (3) cendekiawan muslim mantan Presiden Perwakilan Pelajar Universiti Islam Antarabangsa Malaysia, dan (4) cendekiawan muslim penulis buku BioMekanik Solat. Lihat http://salatsmart.wordpress.com/sambutan-hangat-tokoh-malaysia.
Memperhatikan perbandingan begitu, aku jadi bertanya-tanya: Ada apa gerangan? Apakah orang-orang Malaysia menaruh perhatian yang lebih besar pada perkara kecerdasan daripada orang-orang Indonesia? Apakah karena itu, mereka lebih cerdas daripada kita?
22 Februari 2008 pukul 09:08
Ah masa sih?
salam kenal.
http://danummurik.wordpress.com
22 Februari 2008 pukul 13:11
wah, pokokn ya selamat buat pak shodiq. ini juga bukti kalo bangsa kita itu masih iliterate, pak. yang penting bukunya bisa best seller meki bukan di negeri sendiri.
22 Februari 2008 pukul 23:20
Sama sekali tidak!! Mungkin pendapatan orang Malaysia rata2 lebih tinggi dari orang Indonesia, mangkannya terlihat buku “lebih cepat laku” di sana, perputarannya bagus. Tapi untuk menjadi cerdas, bukan hanya faktor “daya beli buku” saja yang dilihat, tetapi daya cerna terhadap buku2 tersebut yang menjadi faktor utama. Dan dalam masalah daya cerna belum tentu orang Indonesia kalah dari negara2 lain, apalagi cuma lawan Malaysia! 😉
24 Juni 2009 pukul 14:00
iya memang benar kecerdasan orang bukan dilihat dari daya beli bukunya saja. Tapi dari banyak faktor, di antaranya daya tangkap, pengalaman, IQ dsb. Di sini saya menilai bahwa orang malaysialah yang tidak lebih cerdas dari orang Indonesia. lihat saja anak2 kita selalu langganan juara olimpiade internasional. Coba malaysia mana pernah menang. dan setahu saya orang malaysia paling terkenal arogannya dari akalbudinya.Tq
23 Februari 2008 pukul 01:32
ah yang bener aja mas kalo nulis orang malaysia lebih pintar dari orang indonesia, kalo di oil n gas aja diadu antara engineer malaysia dengan indonesia jauh lebih pintar orang indonesia dari pada malaysia, dosen2, para pekerja di malaysia itu yang pintar2 itu pada umumnya orang indonesia yang enggan balik ke indonesia lantaran penghasilan di sana lebih gede, boleh tanya deh sama mahasiswa indonesia yang kuliah disana cerdasan mana orang malaysia dengan orang indonesia!!!!!
23 Februari 2008 pukul 08:51
Jadi, orang yang BERADA DI Malaysia itu lebih cerdas daripada yang berada di Indonesia?
23 Februari 2008 pukul 09:46
@ danummurik
salam kenal kembali
@ Sawali
terima kasih, Pak
mengakui kelemahan diri sendiri, bangsa sendiri, memang sulit
@ Yari
ya, dayabeli mereka rata-rata lebih tinggi; walau dijual di sana dengan harga 50% lebih tinggi daripada di sini, ternyata malah lebih laku
@ inugraha
wah, saya kurang tahu kecerdasan orang sana yang berada di sana
yang saya tahu paling-paling hanyalah cerdasnya orang sana yang berada di sini
@ Rahayu
maybe yes, maybe not
23 Februari 2008 pukul 18:41
wah slamet ya om, bukunya laris. ditunggu traktirannya. halah… sok kenal hehehe… 😀
btw, kita orang Indonesia memang lebih dekat dengan budaya Audio ketimbang visual. jadi minat baca kita kurang. coba banding dengan minat menikmati musik.
24 Februari 2008 pukul 20:28
mas shodiq, saya udah dapet buku dari malaysia itu. ketika jalan-jalan ke Hikmah Mizan, Mas Iqbal kasih saya satu. bukunya bagus!
buku saya selanjutnya segera diterbitkan oleh Hikmah Mizan. sekarang saya lagi nulis tiga buah buku bulan ini.
26 Februari 2008 pukul 07:50
Ya ya selamat deh … go internasonal ni ye. Gimana ya boleh nyusul ya.
27 Februari 2008 pukul 00:53
wow.. udah internasional melayu rupanya.. iya pak sewaktu sy kesana jg meraskan perbedaan yg kental antara sikap mental bangsa kita dengan malaysia, terlepas dari berbagai macam fenomena yg ada skrg loh yah..
dan sy pikir knp bukunya om shodiq bs meroket disana adalah krn mereka pnya kans yg lbh kepada religi..dan indonesia skrg lbh suka wacana yg “sekuler”
27 Februari 2008 pukul 11:59
@ norie
makasih… benar, minat baca kita kurang; tingkatkan yuk!
@ rusdin
good luck, semoga sukses dan diberkahi Allah!
@ Ersis
silakan nyusul, Pak
@ fauzan
ooo… gitu…. thank you
28 Februari 2008 pukul 10:38
Apakah hal tersebut disebabkan orang-orang kita malas menulis atau malas membaca, ya?Aah dua-duanya tidak enak didengar.
28 Februari 2008 pukul 13:24
Sebenanya untuk kecerdasan lebih tinggi orang Indonesia. Ini yang saya alami sendiri ketika 4 tahun kulian di Mesir. Buktinya?
Untuk bimbingan belajar banyak mahasiswa Malaysia minta dibimbing orang Indonesia (seperti saya misalnya narsis dikit) dan nggak ada orang Indonesia yang minta bimbingan orang Malaysia.
Setiap ujian akhir selesai, kalau antara orang Indonesia nanyanya, “Kamu dapat predikat apa?” Kalau orang Malaysia bertanya kepada sesamanya, “Kamu najah (naik) nggak?” Jadi untuk naik tingkat bagi Indon sesuatu yang sangat biasa, lain dengan orang Malaysia
28 Februari 2008 pukul 13:27
Tapi …….
Orang Malaysia itu mudah diatur, disiplin, dan menghargai waktu.
Kalau orang Indonesia sulit diatur dan tidak disiplin.
Intinya, secara otak lebih encer Indonesia, tetapi secara kedisiplinan dan kemajuan budaya lebih tinggi Malaysia.
Selain itu, tingkat pendapatan Malaysia sangat tinggi dibanding Indonesia. Bisa 4 kalinya malahan.
Sukses buat Pak Shodiq 🙂
10 September 2009 pukul 20:38
orang malaysia tuh bisa nya cuma copy paste ja kebudayaan indonesia
di siplin ga tu nma’y?
anjing
21 Maret 2008 pukul 12:17
Melihat fenomena di atas, aku malah berpikir: orang Indonesia justru lebih cerdas daripada orang Malaysia.
21 April 2008 pukul 08:56
Eh,,,,
enak j orang indonesia lebih bloon dari pada orang malaysia…..
tetangga sendiri jangan saling menyiksa!!!!
indonesia is the vest
2 Juni 2008 pukul 13:30
Turut sumbang saran… kecerdasan suatu bangsa tidak hanya dapat diukur dari laku tidaknya sebuah buku ataupun banyak tidaknya komentar yang diberikan atas enerbitan buku tersebut. Banyak faktor lain yang sangat mempengaruhi kecerdasan suatu bangsa.
24 November 2008 pukul 09:32
saya rasa harusnya dibalik.
mahasiswa indonesia lebih cerdas dari pada mahsiswa malaysia.
fakta:
dalam tingkat dunia.olimpiade sains indonesia berulangkali menjadi juara.
malaysia mana??????
daya kritis mahasiswa indonesia lebih bagus
mahasiswa indonesia tak segan2 turun kejalan demontrasi menyuarkan ketidak adilan
mahasiswa malaysia mana???hanya bengong dikampus…
banyak fakta berbicara.
malaysia hanya membanggakan diri sendiri.maklumlah pers disana dikekang.hanya berita baik negri sendiri yang dimunculkan.berita buruk dinegri orang disebarkan.
1 Desember 2008 pukul 14:52
@ semua
Apa sih kriteria “cerdas”?
8 Desember 2008 pukul 20:40
jangan liat dari satu sisi aj bang….
12 Desember 2008 pukul 04:01
@ siswoyo
yes yes yes
@ banabakery
kita jadi ikutan bingung?
10 Desember 2008 pukul 06:29
satu lagi, ketika ada pertemuan ek.syariah di FE UGM dgn dosen tamu (malaysian)…dosen tsb bilang bahwa mahasiswa Indonesia dan Malaysia sama saja kok. Maksudnya gini, kalo ditanya dieeemmmmmm…gak jelas…faham atau tidaknya. Bikin bingung dosen.
10 September 2009 pukul 20:35
goblog nu pinter hanya orang indonesia twu ga sih lho anjing
16 Desember 2008 pukul 14:47
kelebihan negeri jiran kita itu adalah mereka mau berubah untuk lebih baik. sementara kita indonesia para pemimpinnya “takut” terhadap perubahan.
20 April 2009 pukul 23:20
salam semua rakan dari indonesia..
aku zul dari malaysia..
sebenarnya,di Malaysia pelajarnya tidak dibenarkan untuk terlibat dalam bidang politik dan menjadi satu kesalahan yang besar dan boleh dibuang dari unversiti..jadi sebab itu kami tidak terlibat dalam politik,tetapi kami lebih berusaha menyuarakan pendapat kami dalam politik secara aman..
di malaysia,politiknya tidak seperti di indonesia..boleh dikatakan suasana politik kami lebih aman jika dilihat dari pelbagai aspek..
kami juga telah diajar dari kecil supaya sentiasa berdisiplin dan belajar mengurus masa sendiri..
kempen membaca buku juga sedang diperhebatkan disini..
faktor pendapatan bagi saya tidak begitu mempengaruhi minat membaca di malaysia kerana disini,kami jika ingin membeli buku,kami akan berusaha dengan cara apa pun untuk membeli..
ini semua kerana sikap pemimpin kami yang menerapkan nilai murni membaca sejak di zaman kanak-kanak lagi..
10 Juni 2009 pukul 12:55
[…] mempublikasikan postingan-postingan yang isinya memuji-muji orang Malaysia. Diantaranya: “Orang Malaysia lebih cerdas daripada orang Indonesia?” dan “Inilah foto seronok Siti […]
10 September 2009 pukul 20:33
ekh anjing malaysia tuh kaya kotoran aku yang bru kluar
persetan dengan malaysia
ashhole malaysia
malaysia go to hell
15 September 2009 pukul 16:14
Soal pinter dan tidak pinter tergantung orangnya…kalau menurut yg saya tahu orang israel tuhan kasih kepintaran yg lebih dari semua bangsa bangsa. tapi akhirnya karena dia merasa lebih pinter dia jadi sombong, samalah dengan iblis yg tak mau bersujud pd adam krn sombongnya. Tapi Allah Swt Maha Kuasa, tak ada satu kekuatan pun yg melebihi Dia. Saya saran marilah kita semua seluruh ummat manusia di manapun adanya berbuat baiklah untuk kemaslahatan ummat. terima kasih. kalau ada salah ucap mohon di buka pintu maaf.
28 September 2009 pukul 11:25
ga usa pke kta2 kotor keq c0mment nya ..
7 November 2010 pukul 18:41
malaysia pd thn2 sbekumnya lg marak2nya melancarkan ajakan mari membaca scara nasional dgn berjudul “bangsa membaca, bangsa berjaya!”
ajakan mari membaca tersebut mendapatkan perhatian yg sgt meluas & disambut scara antusias oleh semua rakyat malaysia, oleh sbab itulah perkembangan buku di m’sia jauh lebih cepat dibanding indonesia
11 November 2010 pukul 09:55
Persoalan siapa lebih tak perlu ditekankan di sini. lebih baik kita bersama-sama berganding bahu memartabatkan bangsa kita ini, bangsa MELAYU(jawa,bugis,banjar,dll) kerana kita serumpun. Kita sama datang dari Bani Jawi. Jangan lagi kita terleka dengan hasutan-hasutan dr luar(mungkin…) yang cuba memecah belahkan bangsa kita ini. Bangkitlah BANI JAWI dari tidurmu…
6 Oktober 2011 pukul 12:28
oyaaa …?? salam kenal sajahhh
10 Mei 2014 pukul 09:28
Eh, saya malah belum pernah dengar Mahasiswa Indonesia muncul juara dalam lomba kecerdasan peringkat internasional di luar negara. Tak ada diberitakan tentang kejayaan mahasiswa Indonesia dalam media Malaysia. Belum habis bangga yg dulu, muncul lagi kejayaan lain yang menambah bangga kami sebagai warga Malaysia.
Jadi dapat dimengertikan di sini bahawa media Indonesia juga melakukan hal yang sama. Kejayaan anak-anak Indonesia dilaporkan hampar tak cukup tempat, tapi kejayaan anak-anak Malaysia didiamkan sampai muncul kesan-kesan seperti ini:-
“Anak saya lebih cerdas dari anak anda, kerana kejayaan anak saya diberitakan sangat banyak.”
10 Agustus 2016 pukul 19:57
“juara olimpiade internasional” satu hujah yang biasa saya dengar untuk menyatakan bahawa Indonesia mendapat tempat di mata dunia berbanding Malaysia.. apakah ianya setiap tahun dimenangi oleh Indonesia?? apakah menjuarai satu kejohanan tersebut membuktikan semua rakyat Indonesia pintar?? tidak sama sekali… kepintaran ini bergantung kepada banyak aspek sebenarnya,… bukan pada juara,… tetapi peramalan, teori tukar kepada praktikal, alam buku diterjemahkan kepada alam sekeliling… ini pandangan saya sahaja ( salahkan saya sahaja jangan salahkan rakyat malaysia ) kenapa Indonesia sedikit lembab dalam kemajuan sedangkan banyak guru-guru dihantar ke Malaysia, melihat kepada terjemahan teori kepada amali.. Indonesia banyak teori yang mereka ada tapi untuk dipraktik diluar sedikit sahaja.. sedangkan Malaysia belajar teori dan terus praktik.. sebab itu negara kami sedikit kedepan berbanding negara Indonesia… pemerintah negara kami menghantar rakyatnya ke luar negara untuk belajar teori.. tamat pengajian pulang ke malaysia terapkan untuk amali… sedangkan Indonesia sebaliknya.. belajar teori tapi susah nak dipraktikkan sebab pemerintah mereka… tetapi sekarang baru saya nampak kebijakan JOKOWI berbanding pemerintah sebelum ini yang lebih menerapkan praktik untuk kemajuan negara berbanding pemerintah sebelum ini yang menanamkan fikiran yang negatif terhadap Malaysia.. Apakah Universiti Indonesia berada dalam senarai tertinggi di dunia?? Bagaimana kedudukan pendidikan Indonesia di mata dunia?? bandingkan dengan Malaysia.. situ terbuktinya siapa menang siapa… saya tahu rakyat Indonesia memang pintar.. tapi pemerintah yang menyekat kepintaran rakyatnya.. Salam Dari Malaysia.. Marahkan saya sekiranya saya salah,, ini sekadar pandangan peribadi…
19 Januari 2017 pukul 10:47
Pujituhan yang maha kuasa, saya ingin bercerita tentang orang yang berjasa dalam hidup saya, sebelumnya terimakasih banyak atas bantuan eyang rimbun yang telah mengubah hidup saya, sekali lagi terimakasi atas bantuan eyang rimbun, dulu saya punya hutang sekitar 500juta karna usaha yang saya kelola bangkrut total yang bukan menghasilkan keuntungan malah menghasilkan hutang yang banyak, tapi hidup saya berubah sekejap setelah saya menghubungi eyang rimbun yang telah memberikan ANGKA TOGEL GOIB 6D yang benar benar tembus, berkat bantuan eyang rimbunlah sekarang saya tidak di kejar kejar lagi rentenir dan penagi penagi hutang, dan sekarang saya bisa hidup bebas tanpa hutang dan bisa membuka usaha kecil kecilan yang bisa menghidupi anak dan istri saya, saya berbagi cerita ini kepada orang di negara malaysia dan negara saya tercinta negara Indonesia, jika anda berniat untuk menghubungi nomor pribadi eyang rimbun silakan hubungi nomor embah rimbun di 082259078513