Kumpulan Puisi Tragedi Situ Gintung

Posted on Updated on

PUISIKU UNTUK INDONESIA RAYA”KU”

mazih007

Indonesia-ku…. mengapa masih saja merintih… padahal mobil mewah dengan merk terkenal bersliweran… rumah megah nan mewah bertebaran… Mall dan pusat hiburan berhadapan… Gedung nan tinggi bersusulan… Orang naik pesawat sudah seperti naik angkot, saling berebutan… handphone termahal hingga termurah sudah seperti kacang, sampai anak SD, pemulung, pengemis juga menggunakan… hingga bermunculan “Ketik Weton Spasi Tanggal Lahir Kirim SMS ke 7878″…..

Tapi mengapa… menambal tanggul saja tidak dilakukan? Hingga muncul lagi jatuh korban. Adanya bencana Tsunami, Yang Maha Kuasa sudah memperingatkan… Meluapnya lumpur Lapindo pun tidak diindahkan…

Indonesia Raya”KU”… berubah tidak mudah… berkelit justru tidak sulit…

Beranikah kita untuk berubah??? Sanggupkah….??? Sungguh…..???
Ayo… Indonesia Raya”KU”…. kita coba mulai dari diri sendiri dan hal yang paling kecil….

situ gintung

tayak

Ketika mendengar teriakan sekeras itu kengerian menyerangku. Puisi dengan cepat menyergapku : tersampaikan padaku kisah manusia terdahulu (tentang rasa mual yang beranak-pinak di punggungku)

Ketika mendengar teriakan sekeras itu udara mencekikku. Puisi perlahan meninggalkan pertanyaan padaku : tak usaikah kisah yang dimulai kata “manusia duka” (si palsu mengaku diriku)

Situ Gintung

Gagah Putra Arifianto

Mereka yang berlari
Menghindari Mati
Berharap napas kan terpanjang
Walau hanya sedetik, lagi

Mereka lalu terdiam
Tersesak, Tertangis
Dan Mereka ditanya
Aku terdiam menanya
Kenapa

Saat ku duduk
Lalu melihat keatas
Mereka Tersenyum
Minta diri
Untuk hari ini
Dan kita yang masih bernapas
Untuk Esok
Akankah kita belajar dan bernapas demi diri sendiri?

SITU BITUNG DALAM PUISI

Abdullah G.Sugiyarto

Tujuh puluh sembilan tahun silam…
Engkau diciptakan oleh penguasamu
Untuk mensejahterakan, lewat airmu
kini……
Engaku telah rusak,… wajah ayumu nan sirna
engkau dijajah, dipaksa untuk muram
airmatamu tak kuasa kau bendung
murkamu kau tumpahkan pada orang yang tak berdosa

Situ Gintung…., taukah kamu….
kau marah pada orang yang salah
kau murka pada orang yang tak berdosa
walaupun aku tau… itu hanya peringatanmu
kemurkaan dan keangkaraan manusia,

Situ Gintung, aku tau kau murka
karena Tuan-tuanmu hanya memikirkan kampanye
tuan-tuanmu hanya memikirkan kursi-kursi yang empuk
hingga tak memperhatikanmu

Situ Gintung… pikirkan tindakanmu itu
sawah ladang yang kau airi telah tumbuh menjadi gedung nan tinggi
kini… kau luluh lantakkan dengan murkamu
puaskan dirimu situ gintung……

sekarang kau manja…. kau senyum-senyum, kau suka, kau puas
setiap umat di seluruh dunia memperhatikanmu
melirikmu, menyapamu, memanjakanmu
Bahkan Presiden dan para mentrinya menyambangimu

Semua orang ingin menengokmu, kecuali aku
karena aku tau, kau hanya SITU GINTUNG sebuah bendungan
yang dibuat oleh tangan-tangan manusia
dan wajar kalau dirusak pula oleh tangan-tangan manusia

Cuma menyesal Tung Gintung….
kenapa orang-orang tak berdosa menjadi korbanmu..

Situ Gintung

Asep Sambodja

air
air
air
membedah tanggul
rubuh
air bagai bah
adzan subuh
masjid menggigil
air berenang di dalam rumah
pohon-pohon berenang
mayat-mayat berenang
siaran televisi
menangis
air
air
air berlumpur
air lagi
lumpur lagi
kematian lagi
kematian yang itu juga
tangis yang itu juga
luka yang itu juga
presiden
wakil presiden
pidato
pidato
luka lagi
di jakarta
mobil-mobil tak bisa berenang
orang-orang kandas
orang-orang datang
menolong
menangis
menonton
menangis
memohon
menangis
sakit lagi
sakit hati
menghitung yang mati
menghitung yang kembali
menghitung yang hilang
ibu
ibu
kematian ini begitu dekat
begitu akrab
gali lagi
lubang itu
tempat yang nyaman
masjid itu
kini kesepian
ia berdiri
sendirian
rumah-rumah beterbangan
kos-kosan menghilang
anak-anak kos menghilang
pemilik kos menghilang
menangis
menangis
air
air
air
air
tanah
berlumpur
menutup mata
siapa saja
di situ gintung
kota kenangan
kota yang indah
taman bermain
anak-anak yang ceria
pemancingan
yang kini luka
restoran yang kehilangan indah
tak ada air
sepi
sepi
luka
luka
Allah
Allah
Allah
Allah

26 respons untuk ‘Kumpulan Puisi Tragedi Situ Gintung

    A Maulana said:
    1 April 2009 pukul 11:51

    Menurut saya kejadian ini disebabkan karena ulah manusia itu sendiri,,,,,
    karna Allah merasa kesal terhadap tingkah laku masyarakat sekitar yang ada di tanggul situ gintung tersebut………………………..!

    Rien Hanafiah said:
    1 April 2009 pukul 12:54

    Situ Gintung’nya Gagah Putra Afirianto menggugah.
    Maknanya dalam 🙂
    Semoga kita yang masih diberi rizki melimpah untuk bernafas, masih bisa menyisakan empati bagi mereka yang ditimpa kemalangan ini, lewat hal apa saja 🙂

    syukron Pak, selalu bertandang 🙂

    bangun.s said:
    1 April 2009 pukul 14:53

    disana situ disini gintung
    ditengah tengah ada pohon asem
    disana bingung saya pun bingung
    lho kok ada pohon asem ditengah-tengah

    nurdjaedi Soemarno said:
    2 April 2009 pukul 08:52

    KETIKA SANGKAKALA KECIL MEMERAH (Puisi Karya : Nurdjaedi).

    Pagi buta nan indah suasana kabut membiaskan beningnya nuansa waktu
    Air merekah bak membuih menggelegarkan sanubari anak manusia yang ternganga………..
    Alam sedang duka, tak dapat lagi menampung amarahnya,
    akankah ini kemungkaran dari kelalaian kita semua…….!!!!
    Air bah menggetarkan tembok pembatas waktu dan cinta.
    menerjang bagai halilintar, meluluh lantakan bumi yang dipijak.
    tak ada lagi senyum, tak ada lagi tawa.
    Derai air mata menjadi darah,
    air mata ditinggal sanak saudara,
    air mata ditinggal orang tua,
    air mata ditinggal adik tercinta,
    air mata ditinggal kakak tercinta,
    air mata ditinggal semua yang dikasihinya.
    Ya ALLAH…….Ya Maha Kuasa
    Ampuni kami yang lalai akan perintahmu,
    tapi jangan tambah derita dan nestapa ini pada rakyat kami
    yang telah tertimpa kepedihan.
    Ya ALLAH …….. Ya Robbi,
    Ampuni dosa-dosa saudara-saudara kami di Situ Gintung
    Amarah air bah, adalah amarahMU…………
    Berilah kami waktu membalas semua ini.
    Ampuni Kami, yA ALLAH………….
    Ampuni Pemimpin di Negeri Kami.
    Berilah cahaya terang dan nurani yang bening
    agar ada sepercik sinar jernih membalut hati mereka
    ntuk melihat bahwa tragedi di Situ Gintung
    adalah bukan sekedar amarah air dan tanah,
    bukan sekedar amarah alam semata,
    namun ini ada peringatan buat kita semua
    bahwa kita masih banyak berdosa.
    Air mata………..
    Air darah……….
    di Situ Gintung……. adalah air mata kita semua.
    Jakarta, 1 April 2009
    Buat saudara-saudara di Situ Gintung, bersabarlah, tawakal,
    dan berdoa semoga Allah SWT memberikan rahmat, hidayah, dan
    Rejeki bertambah untuk mengganti rumah dan harta benda
    yang telah rusak. Amin. By.Nurdjaedi, Jakarta

    gagahput3ra said:
    3 April 2009 pukul 00:12

    Waduh, makasih banget nih mas udah masukkin puisi bikinan saya ke postingan ini….walau masih setengah mateng 😀

    natanael wowo sunaryo said:
    4 April 2009 pukul 14:51

    mudah2 han tragedi Situ Gintung Membuka hati kita untuk menolng para korban,kalau menong jangan bawa2 nama tertentu karna itu percuma,kalu menong harus deng hati yang ikhlas dan dari lubuk hati,jangan kaya pemerintah banten lempra sana lempar sini. itu adalah Manusia Tidak Punya Hati.pengen menong dengan membawa nama……………………

    zenal said:
    5 April 2009 pukul 14:59

    thank atas puisi yang bermanfaat muda-mudahan menjadi sbuah cerita yang berguna bagi semua orang jangan lupa kamu harus lebih perdalam lagi jalur cerita

    uthie said:
    6 April 2009 pukul 19:00

    puisi karya abdullah sugiyarto,, bner”
    bkin merinding.. makna’ny dlm seakan-akan
    saya merasa dampak yg begitu luar biasa

    Dewi said:
    6 April 2009 pukul 20:06

    Puisi” ny sngt menyntuh hati.. Bgs” smua ny.

    Heroes said:
    6 April 2009 pukul 20:40

    aq mo kasih puisi juga nieh

    ARTI BENCANA
    Pagi itu masih gelap berhias bulan petang
    Dan cemerlangnya bintang yang terang
    Namun semua berubah ketika suratan takdir datang
    Dan membuat hati mereka tersayat

    Aku disini hanya bisa menangis dalam hati yang merana
    Dan puisi ini buka untuk suatu tipuan kanvas kata
    Atau curahan fatamorgana semata
    tetapi adalah untaian sya’ir hati mereka

    Entah sampai kapan hatiku berhenti
    Berhenti, membuat untaian sya’ir
    Ketikaku melihat mereka menangis
    Dan mereka yang tak berdaya dan mati

    Mungkin kata-ktaku adalah fana
    Namun hatiku bukan dusta
    Aku hanya ingin membuat kalian ingat kepada Yang Maha Kuasa
    Walaupun sejujurnya itu sungguh sukar

      alikha said:
      11 Juli 2009 pukul 11:10

      yang q tau pasti smua da hikmnya dan aku pcya itu…….
      bgs banget puisinya….. good luck y

    Heroes said:
    6 April 2009 pukul 20:43

    klo bagus ya thanks but klo jelek sorry ya all^^namanya juga masih kecil^^V

    vdee said:
    8 April 2009 pukul 19:59

    gw salah satu mahasiswi umj
    dan relawan buat kampus ijo tercinta..

    1 hari,2 hari,3 hari setelah musibah gw belum merasa kehilangan yang sangat.setelah 1minggu berlalu,rasa pedih mulai dateng.ga ada lagi wajah2 yg senyum seperti billy,doyok, dan temen2 yg lain. hidup emang harus dilanjutkan,walaupun tidakakan pernah sama..

    Rokhis hidayah said:
    10 April 2009 pukul 15:10

    makna puisi ciptaan Gagah ciapa itu len9kapnya….s9t is very nice & s9t menyntuh hti apl9i mlik Abdullah………….(Gx tau ln9kpnya) tu j9a makna’N s9t dleeeee…..mm ngetz

    ary said:
    11 Mei 2009 pukul 19:11

    q cm mw ngasih pesan ja…

    ” Wahai manusia khilaf dan salah itu memang datangnya terlambat… maka dari itu apabila dirimu masih bisa bernafas dengan lega tanpa beban… apa salahnya kalau dirimu sekali-kali memelihara dirinya yang selama ini menjadi kebanggaan terhadapmu… situ gintung tersayang kini dirimu hanya tinggal nama…yang mungkin sebagian orang menganggap bahwa kau bukan yangf selama ini mereka bangga-banggakan….

    hati ini menangis setiap kali melihat fotret lamamu….
    I LOVE U SITU GINTUNG……
    semoga kau tetaqp hidup di hati orang-orang yang selalu menyayangi mu….
    YA ALLAH ampunilah mereka yang tidak menjaga ciptaan mu….

      aldi said:
      15 September 2009 pukul 11:36

      trima kasih atas saran-nya

    fathya said:
    17 Juni 2009 pukul 18:06

    bagus ya , karangan puisinya

    nurdjaedi Soemarno said:
    22 Juni 2009 pukul 08:53

    INDONESIA, DITENGAH DERAI AIR MATA
    Puisi karya Nurdjaedi Soemarno – Jakarta

    Serenada jingga mengkristal
    berpeluh air mata, berpeluh luka
    Dogma itu tak lagi terpatri disudut kota
    Indonesia menangis lagi
    di Penghujung pemilu Presiden RI 2009
    Air mata bangsaku…………
    Air mata rakyat negeriku………..
    Air mata Ibu Pertiwi……………
    Air mata kita semua…………….
    Situ Gintung…
    Pesawat Fokker…
    Tambang Sawahlunto…
    Banjir Bah….
    Tanggul Lumpur Lapindo yang belum usai…
    TKI yang teraniaya di Malaysia…
    Manohara bagian luka ini…
    Prita tentang Email kepada sahabatnya yang
    berujung penjara di Tangerang…
    Air mata….
    Air mata….
    Indonesia,… luka ini adalah luka bangsa.
    Bumi Pertiwi tersenyum, melihat CAPRES berlomba
    merangkul rakyat jelata..
    Bantar Gebang disulap menjadi Anjangsana…
    Beribu nokhtah menjadi indah dan jernih.
    Luka negeriku, luka bangsaku, luka kita semua…
    Aroma darah di negeri indah.
    Jangan ambil lagi darah ini.
    karena sudah lama air mata kering
    dihempas angin,
    jangan lagi air mata mengkristal,
    sebab senyum sudah lama tidak semringah……
    Indonesia, cintaku, negeriku.
    Pada bumi dipijak aku tengadahkan doa
    Ya Allah, Ya Rabbi.
    Ya Allah, Ya Rabbi,
    Ampunkan Kami,
    Ampunkan Pemimpin Kami,
    Ampunkan Kedua Orang Tua Kami,
    Ampunkan Bangsa Kami,
    yang telah lalai,
    Ya ALLAH, jangan cerai berai bangsa Kami.
    NKRI tetap jiwa kami,
    Merah Putih tetap Nafas Kami,
    Pancasila tetap NADI Kami,
    UUD 1945 tetap Pondasi rumah Kami.
    Untuk Saudara2ku, sebangsa setanah air………………..
    By.Nurdjaedi – Sekjen Partai Nata Negara, Jakarta.
    Menteng, 22 Juni 2009.

    Yunita said:
    15 Maret 2010 pukul 21:19

    Q sangt ska bangt ma mua puisi2’a.. Q nx sma klz 1,q pcinta puisi dr sjk q sD,poko na mah puisi teh sabagian kahirupan abdi.

    Yunita nurmalasari said:
    15 Maret 2010 pukul 21:27

    Bunda
    Hembusan angin malam itu
    membuat luka hatiku
    perpisahan tanpa berpamitan
    kau pergi tuk slama’a
    buah kasih pernah kau berikan
    namun kini tinggallah kenangan
    jasamu belum ku balaskan
    menyesal kini hidup ku
    andai kau ada lengkaplah
    kasih sayang
    kau pergi tinggalkan sbuah mimpi

    Yunita nurmalasari said:
    18 Maret 2010 pukul 19:52

    To;galih bayuherdiansyah
    kak,maaf klw q lancang membuat surat lewt ky.. Tp q g da mksd pa2 qo,q hanya ingn tau keadaan kak z.. Kak,wlwpn skrng kakk udh lupa sama q,tp q kn ttp sllu ingt sma kak… Kak,andai q d bri kesmptn,q pngn bgt ‘sa ktmu sma kakak.. Dn q jg mw saat nant ulth q tgl 26 jun,kak sa datang… Menjd kado istwa wt q..

    Kak,nwch num q 085719749358.. Q krg d angkt anak sama pak kiyai…

    taufik said:
    28 Maret 2010 pukul 21:45

    pohon beterbangan air laut tumpah
    bak air yang di tumpahkan
    karena….karena kemarahan pencipta

    smua orang berlari
    berlari tanpa melihat ke belakang
    tak perduli dengan orang yang mereka cintai

    menangis-menangis yang ada
    tanpa ada perubahan

    dedeys said:
    24 November 2010 pukul 19:52

    buKan hanya situ gintungg ..
    bnyaK bencana* sekarang yg terjadii d.indonesiia 😦
    hnya biisa terpaKu dan terdiaM 😦
    puisii KUU
    .
    lautt marah ..
    gunung gelisah ..
    apa yang akan terjadii ??
    indonesia pun resah 😦
    .
    Kami mohon padamu tuhan
    jangan lah ini terjadi lagi ..
    segala cobaan kau lemparkan
    dan , sekuat hati menerima kenyataan ini 😦
    .
    kami hanya manusia biasa
    dan tak luput dari dosa
    berilah kami kedamaian
    Ohh .. engkau yang kuasa ..
    .
    langkah demi langkah hati ini bergetar
    apakah ini teguran yang kuasa ??
    teguran yang tidak bisa ditawar..
    semoGaa perjuangan hidup ini, tidak sia* ..
    amiinn :))

    irfan said:
    14 Desember 2010 pukul 09:27

    wau puisinya bagus bagus aku suka semuanya .dan aku turut ber duka ………

      almaura said:
      3 Maret 2011 pukul 14:42

      sma saya jga turut berduka cita

    almaura said:
    3 Maret 2011 pukul 14:41

    bukan hanya situ gintung yg terkena musiba:(
    banyak kota-kota lain yg juga terkena musibah

Silakan sampaikan pemikiran Anda