Nikah dengan dia yang pernah cerai, salahkah?

Posted on Updated on

pak shodiq, senang rasanya bisa menemukan blog bapak, terutama yang membahas hal2 pra nikah.
saya ingin sekali dengar pendapat bapak soal masalah saya ini.
sekarang saya menjalani suatu hubungan serius dan ingin segera menikah dengan seorang duda (inisial D), 1 anak (perempuan, umurnya 5 tahun). dia duda karena cerai pak. saya diceritakan olehnya kenapa dia bercerai. tapi menurut saya, dari cerita dia, dia berhak untuk menceraikan istrinya. tapi saya belum tau bagaimana cerita versi dari istrinya. tapi wallahua’lam, saya percaya dengannya pak.

saya menceritakan kepada orang tua saya, dengan siapa saya menjalin hubungan. mendengar cerita saya, kedua orang tua saya langsung bilang tidak setuju. bagi mereka, laki-laki yang bercerai itu, pasti ada masalah. dan orang tua saya sudah men-cap bahwa laki-laki itu yang salah, yg tidak bisa membimbing mantan istrinya. orang tua saya mengkhawatirkan itu pak, hal itu akan terjadi kembali sama saya. selain itu orang tua saya mengkhawatirkan kehidupan ekonomi saya nantinya, karena pria pilihan saya seorang pengusaha pelebur logam. kalopun saya jadi menikah dengannya, orang tua saya langsung memberi ultimatum, kalo pas akad nikah nanti, ayah saya tidak bersedia menjadi wali. saya sedih sekali pak

saya dan D sudah bertekad ingin menikah, terutama D, dia gak ingin kejadian yang dulu terulang lagi dan dia sudah percaya dengan saya. kami bertekad, ingin menunjukkan hasil kerja keras kami selama ini, kepada orang tua saya, dan meyakinkan mereka kalo saya insyaAllah akan baik-baik saja.

sangat dilema buat saya pak.disatu sisi saya ingin sekali bisa menikah dengannya. karena setelah istikharah, meminta ketetapan hati, subhanallah, hati ini rasanya ringan sekali. tapi sisi lain, ada masalah di orang tua. beliau bersedia wali nya digantikan oleh saudara lain. pak, kalo pun saya tetap menikah dengan D, apakah saya termasuk orang yang tidak berterima kasih? hanya memperturutkan egoisme?
saya hanya ingin menjalankan sunnah Rasul pak, dan kami berdua hanya ingin memiliki keluarga yg sakinah, bahagia dunia akhirat.
apakah bapak setuju dengan pernyataan ini, jika wanita dan laki-laki tetap melangsungkan pernikahan tanpa persetujuan orang tua tidak bisa dikatakan keduanya sudah durhaka malah orang tuanya lah yang sudah tidak mentaati apa yang diperintahkan Allah agar tidak menghalangi-halangi anak-anaknya untuk menikah. Allah berfirman dalam Al Quran yang artinya: “…maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin dengan bakal suaminya apabila telah terdapat kerelaan di antara keduanya dengan cara yang ma’ruf” QS. Al Baqarah: 232.
terima kasih sebelumnya pak Shodiq

Jawaban M Shodiq Mustika:

Benar, pada dasarnya, orangtua/wali tidak berhak menghalang-halangi anaknya untuk menikah. (Lihat “Walau Bukan Siti Nurbaya“.) Namun, itu berlaku bila si anak sudah “dewasa”.

Dalam ceritamu itu, umurmu belum kau sebutkan. Karenanya, aku belum tahu apakah kau sudah bisa menikah dengan wali hakim. Di Indonesia, perempuan yang sudah “dewasa” (dalam arti bisa menikah dengan wali hakim) ialah yang telah berusia 21 tahun. (Begitulah seingatku. Untuk konfirmasi, silakan hubungi KUA terdekat.)

Mengenai ketidaksetujuan orangtuamu, aku kurang sepakat bila kau katakan bahwa beliau menghalang-halangi dirimu untuk menikah. Beliau sudah bersedia walinya digantikan oleh saudara lain. Secara demikian, beliau tidak menghalang-halangi pernikahanmu.

Mengenai tekad kalian untuk menunjukkan kerja keras kalian, bagus itu. Aku mendukung tekad kalian ini. Akan lebih bagus lagi bila kalian mampu menunjukkan bukti-bukti (atau kesaksian orang-orang terpercaya) kepada orangtuamu bahwa perceraian si dia itu bukanlah lantaran kesalahan dia. Untuk itu, kamu bisa mengutus 1-2 orang saudaramu untuk menggali informasi mengenai sebab-musabab perceraian tersebut, termasuk informasi dari mantan istrinya. Dengan adanya bukti-bukti begitu, besar kemungkinan bahwa orangtuamu akan merestui pernikahan kalian.

Demikianlah saranku, wallaau a’lam.

21 respons untuk ‘Nikah dengan dia yang pernah cerai, salahkah?

    azizah21 said:
    14 Juli 2009 pukul 15:10

    Bagus, Asal ga ngerebut laki orang aja yach mba’

      rihan said:
      17 Juli 2009 pukul 00:12

      mbak azizah nulis replynya bener2 tulus kata bagusnya atau penuh dengan cibiran??

    Merry said:
    3 Agustus 2009 pukul 13:24

    Sjk kpn mulai ad kdktn? Klo dr sblm brcerai mgk mmg kt hrs mngingat kmbl niat mnikah. Mba jg ad baikny mdngr saran dr luar. Mrk sayang dn ingn y tbaik lo. Aplg kl mba tpelajar bnyk y bs kt lakukn spy kt bs mdpt pnglmn dn pndpt org lain.

    noenk said:
    26 Agustus 2009 pukul 10:45

    Masalah kita sm mbak… aku juga bingung, cm aku blum cerita sm ortu tapi aku sudah bisa tebak mereka pasti tidak setuju.

    tabassum said:
    5 September 2009 pukul 08:07

    ini lho ,..ada pengalaman sahabat saya, coba simak dan semoga dapat diambil pelajaran :

    Assalamualaikum..

    Tidak memuliakan wanita, selain laki laki yang mulia, dan tidak menghinakan wanita, selain laki laki yang hina…dan sekali kali tidaklah berbuat dusta selain seorang pendusta / penghianat

    Sahabat saya ( B ), janda meninggal anak 1, menikah siri dan ditalak sepihak oleh suaminya ( X ), alasannya ingin kembali ke anak2 dan rujuk dengan mantan istrinya. Sahabat saya mau menikah karna X berulang ulang berjanji dengan sumpah nama Allah tidak akan kembali ke mantannya dan dikarenakan mantannya lah yang menuntut diceraikan alasan gaji X kecil & X malas ( X bekerja, mantannya ibu rumah tangga – berjualan baju musiman ). Selama pernikahan 10th, X dan mantannya selalu talak rujuk – pisah ranjang – X pindah ke rumah ortunya, sedangkan mantan& 2 anaknya di rumah warisan ortu mantan.

    Di awal pernikahan X selalu memuji B, cantik, solehah, dan betapa X sangat bahagia bisa menikahi B, betapa pula X baru merasakan kasih sayang sesungguhnya yang tidak pernah X dapatkan dari pernikahan terdahulu. ( pernikahan dibiayai B, mas kawin hutang kepada B ).Perkenalan B dan X hanya 2 bulan kemudian menikah, karna bagi B, kesolahan yang utama, penampilan dan materi bukan keharusan, dan tidak perlu pacaran, menikah untuk menyempurnakan ibadah karna Allah. B dan X tidak serumah, bertemu tiap akhir pekan / tgl merah di rumah ortu X – X tinggal dengan ortunya.

    Sejak kenal hingga menikah, B lah yang menopang ekonomi alias tidak dinafkahi oleh X, memenuhi kebutuhan sandang pakaian, termasuk kendaraan, dan kebutuhan sekolah 2 orang anak X, yang mana mantannya selalu menelpon untuk minta kiriman tambahan uang, sedangkan sebelum X bercerai, mantannya selalu mengatakan bisa menafkahi anak2 dan tidak perlu santunan X, kemudian mengusir X dengan kata kata kasar.

    B sejak kenal X, selalu menyarankan X untuk tidak bercerai kasihan anak2nya, dan jangan pedulikan tuntuntan istrinya, rayulah terus dia. X mengikuti saran B, tapi istrinya tetap keras hati dan meminta cerai dengan mengusir dan tidak mengijinkan x untuk menengok anak2nya, menginap semalam.Cerita ini dikuatkan oleh keluarga X belakangan setelah B makin akrab dengan keluarga X.

    Suatu hari mantannya mengetahui bahwa X ada hubungan dengan B, X menangis dan memohon rujuk dengan X didepan ke 2 anak2nya, demikian juga anak2nya menangis karna fikiran polos mereka ayahnya selingkuh dan menyakiti ibu mereka.Anak2 taunya ortu mereka bercerai, tapi tidak tau / ditutupi jika ibu kandungnya yang memaksa meminta cerai dari ayahnya, betapa akan kaget anak2nya dewasa nanti cerita sesungguhnya dari ibu kandungnya. Anak2nya mulai rajin menelpon X meminta datang tiap minggu untuk jalan2, padahal mantannya tau kondisi keuangan X banyak dibantu oleh sahabat saya ( dan mantannya meminta cerai karna materi X kurang ), begitu pula jarak yang jauh. X sempat mengatakan ke mantannya rumah B dan ortu X berdekatan ( 10mnt ), B sempat berfikir, apakah ini rencana mantan X untuk memisahkan huhungannya dengan X ? tapi X memarahi B, mengatakan mantannya tidak sejahat itu. mantannya tau X dan B kerja, jadi akhir pekan lah mereka bertemu,, dibuatlah permintaan anak2 dikunjungi tiap minggu.
    Sikap X lalu berubah menjadi kasar, membentak, acuh, berbohong, dan menuntut untuk mengunjungi anak2nya tiap satu minggu atas permintaan mantannya, dan dananya lagi2 sahabat saya yang harus memikirkan, yang mana sahabat saya juga bukan orang kaya, kadang sering harus berhemat dengan anaknya.

    Selama X pisah ranjang dan belum berkenalan dengan B, X hanya mengunjungi mantan & anak2nya 1bulan sekali memberi uang belanja, karna jarak rumah ortu X dan mantannya jauh beda kota, tapi kantor X dekat dengan rumah mantannya. B menganjurkan untuk mengunjungi 2 anak sepulang kantor, tapi X menolak alasan tidak ada uang lebih untuk ongkos & mentraktir anak2. Dan selama itu pula anak2 dan mantannya tidak pernah menelpon untuk sekedar bertegur sapa, kangen atau percakapan ringan, sedangkan X sangat dekat dengan anak2, tapi mantannya meredam & memisahkan kerinduan ayah & anak, begitupun sebaliknya, hanya karna tuntutan cerai & keegoisan mantan kepada X, tanpa memikirkan dampak psikologis anak2nya.

    B mulai ragu dan lebih bermunajat kepada Allah meminta petunjuk, banyak kebohongan X yang terungkap, dari mulai uang lembur 2 bulan yang disembunyikan ( padahal sahabat saya hanya perlu tau jumlah nya, bukan meminta, karna memang sahabat sayalah yang menafkahi X ),tanggal surat cerai yang mundur dari aslinya dan terkatung katung ditunda untuk diterbitkan, dan ungkapan2 X yang menyatakan jika membahas masalah anak2 & mantannya, X bisa kembali senang kepada mantannya, atau X sering berubah memuji mantannya padahal sebelum X menikahi B, dan sebelum mantannya tau hubungan X dan B, X selalu mengatakan mantannya orang yang kasar ke anak2, ke X juga keluarga X, mantannya juga banyak menuntut,

    Dengan kebesaran hati, B memohon kepada X, untuk berubah dan tidak berbohong, memohon untuk terus bersama mempertahankan rumah tangga, tapi jika X berat & masih menyukai mantannya, B meminta talak, karna tak sanggup menghadapi mantan X dan 2 anak2nya, juga tak mau mengahalangi perasaan X ke mantannya, bagi B, X sudah berkhianat / berbuat curang dan menipunya. Bagi sahabat saya, mantannya sudah terganggu kejiwaanya, dan tak sanggup menghadapi kebohongan dan sikap kasar X, tapi di sisi lain B tidak ingin bercerai dari X, dan X selau meminta maaf dan berjanji untuk berubah, hingga makin hari B tambah sayang dan percaya pada X.

    B meminta X untuk bicara dengan mantannya baik2, membuka pernikahan siri mereka ke mantannya & anak2nya, tapi X marah besar, X hanya mau membuka jika pernikahan sudah resmi dan untuk menjaga perasaan mantannya & anak2nya ( usia 9 & 5 ), X mengancam jika B berani membuka jangan salahkan jika pernikahan akan bubar.

    Suatu hari anak X sakit, X menjenguk tapi terus menghilang ,handphone tidak diangkat, sms tidak dibalas, sementara X mau/bisa menelpon keluarganya. Atas saran keluarga X , B mengirim sms ke mantan X memberitahukan bahwa X sudah menikahinya, meminta pengertian mantannya X bahwa X belum bisa maksimal ke anak2nya dalam hal kunjungan & materi karna X seperti mantannya juga tau, X memang berpenghasilan minim. beberapa jam,mantan X membalas sms B mengatakan bahwa X masih sangat mencintai & menyayanginya dan anak2nya, wajar jika X tidak mau pulang ( X bersama dengan mantannya saat membalas sms ), B menanyakan kebenaran sms itu ke X, tapi X tidak menjawab sekian jam, bukannya permintaan maaf malah X tidak pulang beberapa hari, dan menceraikan melalui telepon, karna tidak tega jika terjadi apa2 dengan mantannya sementara anak sakit, karna mantannya marah besar ke X, begitupun keluarga mantannya marah ?? atas dasar apa ?

    B memohon untuk tidak bercerai, tapi X sudah mata gelap,tidak ada rasa kasihan sedikitpun, jatuhlah talak X ke B.

    Seluruh keluarga X awalnya tidak setuju atas keputusan X menceraikan B, tapi akhirnya mereka setuju, dan meminta maaf pada B.
    keluarga X mengatakan X sangat tidak tau diri, karna mereka tau perbedaan mencolok dari X sejak kenal B, badannya menjadi gemuk, bersih – tadinya berjerawat kusam, hitam,rapi – karna pakaian, sepatu, tas, dll untuk penunjang penampilan dibelikan oleh B.
    Selang beberapa hari, X sudah satu rumah dengan mantannya.

    X membawa pergi kendaraan ( baru 3minggu keluar dari dealer ) yang Dp nya dari B, dan playstation kredit, yang harus dilunasi / dibayar full oleh B. semua benda konsumtif itu X yang memaksa untuk membeli, disaat kondisi rumah tangga B dan X dilanda goncang karna sikap2 mantan X yang tidak terima X membangun hidup barunya dengan wanita lain – X banyak berhubungan dengan banyak wanita sebelum dengan B.
    Atas permintaan anak B, B memohon kepada X, untuk mengembalikan uang DP dan PS, karna baru 1 bulan dibeli, X menceraikan B, dan langsung dipakai bersama mantan dan 2 anak X, B merasa ditipu habis habisan. sedangkan yang kecil2 dibawah 1 juta, untuk anak2 X dan X, benda2 sandang, B & anaknya sudah mengikhlaskan. Jawaban X menolak dan mengancam untuk mengatakan bahwa X tau nomer telepon kantor B, dan siap membukanya.

    Sahabat forum,,
    1. Bagaimanakah sikap X , apakah termasuk Dholim kepada istri ( sahabat saya ) dan anaknya yang yatim ?
    2. Bagaimana dengan sumpah X yang memakai nama Allah kemudian dilanggar ?
    3. Apakah X termasuk kategori ” licik, curang, khianat ?” karna hanya memanfaatkan keuangan dan kondisi kesendirian sahabat saya ?
    4. Apakah rujuk X dan mantannya tidak termasuk mencampurkan yang hak dan bathil, mengingat X sudah menikahi sahabat saya, dan menceraikan secara sepihak, mungkin jika X belum neikah lagi dengan sahabat saya, rujuknya mereka menjadi Halal ?
    5. Kondisi X yang pernah diusir dan dituntut cerai oleh mantannya, lalu mantannya marah, dan membiarkan X menceraikan sahabat saya, siapakah yang menjadi pengganggu rumah tangga orang ? B atau mantannya X ? apa ada hukuman Allah terhadap mantan X yang semena mena terhadap rumah tangga sahabat saya.
    6. Bercerai sangat dibenci Allah, apalagi B tipe istri setia, bakti dan menopang ekonomi mengalah kepada kondisi masa lalu X, menyayangi anak2 X seperti anak kandungnya, terbukti dengan B selalu mensupport X untuk kebutuhan sekolah anak2 x yang tidak sedikit jumlahnya, dan juga mengunjungi sepulang kerja, juga keluarga X, B sangat menghormati. Apakah perceraian sepihak X dibenarkan menurut hukum syari islam ?
    7. Saat ini sikap X jangankan menafkahi iddah kepada B, berulang kali mengabarkan hanya betapa X sudah bahagia dengan mantannya dan anak2nya, sewaktu menjadi suaminya pun B tidak pernah dinafkahi, X perokok berat, X lebih memilih membeli rokok daripada sebagian uang rokok untuk B.
    8. Menurut X, semua kejadian ini atas takdir Allah, dan jodoh sudah diatur Allah, padahal setelah bercerai dengan mantannya, takdir jodohnya X sudah dengan B, dan yang buat kerusakan dalam pernikahan B & X adalah X dan mantan X,
    9. Awalnya, X lah yang mengejar untuk berkenalan dengan B, merayu B, dan terlihat pencemburu kepada B, karna B punya pergaulan yang luas dan terpandang, banyak sahabat termasuk saya, menganggap B terkena santet oleh X dan ayahnya. X suka membaca salawat nariyah, pendidikan x dan mantannya SMA, mantannya tidak bekerja ( baca NOTE di bawah )

    kasihan sekali sahabat saya sekarang menjadi trauma dan hidupnya semakin tertutup, hanya makin meningkatkan ibadah untuk menguatkan keimanannya & ketaqwaan. ( hubungan B dan X tidak disetujui oleh kel. B alasan feeling ga bagus dan performance X yang tidak meyakinkan – pendidikan, gaji,latar belakang kel, dan khawatir X rujuk ke mantannya karna mantannya masih hidup – pernikahan B diwalikan oleh ustad yang juga penghulu di KUA )

    perlu info, sahabat saya tidak pernah tertarik dengan Pria beristri/ bermasalah keuangan – cerai hidup, akan tetapi janji dengan nama Allah lah, dan terlihat dari kulit luar X alim,,ternyata srigala berbulu domba..hati hati kaum wanita…..dengan pria baru dikenal, habis manis sepah dibuang..nauzubillah…

    * NOTE : awal perkenalan B meminum air mineral yang sudah dibacakan doa2 oleh ayah X yang profesinya paranormal bisa sembuhkan orang disantet, guna2, pelet. air itu untuk membantu menenangkan fikiran, karna B baru saja ditipu bisnis oleh sabahatnya hingga puluhan juta, atas promosi dan saran X, B mengunjungi ayah X di lingkungan padat penduduk, B sempat memberi jasa beberapa ratus ribu. Air mineral sempat dapat 2botol air mineral uluran 2liter – 2 kali pertemuan, sebagian untuk diusapkan di wajah. Doa hanya dibaca dalam hati, tidak diperdengarkan oleh ayah X, dan caranya dengan memberi data diri : nama lengkap, tanggal lahir dan nama ayah / bin atau binti.

    Ditunggu respon sahabat forum…

    Wass wr wb,,..

      Yanti said:
      28 Oktober 2009 pukul 13:16

      Menikah dengan duda tidak masalah selama kita sudah dengan segala konsekuensinya. Apalagi duda karena cerai dan telah memiliki anak. Pernikahan dgn seseorang yang berstatus duda cerai dgn anak tentu jauh berbeda dengan pria single karena begitu menikah, sang wanita harus siap lahir dan batin untuk berbagi dengan keluarga suami yang terdahulu. Karena suaminya tentu harus tetap memberikan nafkah materi kepada anak-anaknya, meluangkan waktu dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Jika anaknya tsb berada di bawah pengasuhan ibu, berarti wanita tsb juga harus merelakan suaminya untuk sering berkunjung ke rumah mantan istrinya untuk bertemu dengan anak-anaknya.
      Belum lagi anggapan minor ataupun tuduhan dari sebagian orang bahwa si wanita tsb adalah penyebab rusaknya rumah tangga orang, padahal barangkali si wanita tsb bertemu dengan suaminya setelah suaminya bercerai.
      Jika si wanita tidak siap dengan segala kemungkinan di atas, sebaiknya dipikirkan kembali niatan untuk menikah, daripada nantinya kandas di tengah jalan. Namun, jika memang sudah siap dengan hal tsb, maka tidak ada salahnya tetap melanjutkan hubungan ke pernikahan, walaupun dengan orang yg berstatus duda, karena tidak ada seorang pun yang bercita-cita ingin menjadi duda atau janda.
      Wish you all the best

    penuai said:
    12 Desember 2009 pukul 06:29

    Asal jangan sengaja cerai karena memang pengen kawin lagi ama orang lain, banyak tuchhh seperti artis-artis di Indonesia..

    DOWNLOAD E-BOOK AKHIR ZAMAN GRATIS
    http://www.penuai.wordpress.com

    lailul said:
    9 Maret 2011 pukul 16:38

    Saya juga gitu pacaran sama seorang duda,,tapi aku udah tau mantan istrinya karena tetangganya..tapi toh aku yakin dia bisa jadi jodohku,,ortuku juga tidak setuju karena sekarang aku masih kuliah mungkin mereka menginginkan yang terbaik buatku.

    vina said:
    7 November 2011 pukul 12:55

    cerita ini sama persis dengan yang saya alami sekarang…..
    dan sampai detik ini, saya masih sangat galau dan bingung harus bagaimana…sementara hati saya merasa mantap untuk menjalani ini….

    aiee said:
    12 Januari 2012 pukul 00:41

    sama persis kjdian ini sperti saya
    hanya sajah kluarga saya belum tau
    dikarenakan saya jg baru mengetahui calon saya itu duda

    tp bagi saya itu hnya masa lalu yg buruk
    dan bkn untuk di ulangi lagi

    Linda said:
    27 Desember 2012 pukul 11:55

    Kejadian ini sama sperti saya, saya saat ini sdng menjalani hub dengan duda cerai tanpa anak. Alasan perceraiannya adalah karena suatu hari mereka berantem, kemudian mantan istri menampar dia, dan dia pun lgsg berkata “ya, sudahlah cukup sampe sini”. Dia langsung pulang ke rmh ortunya, dan menceritakn mslh tsb, kemudian ortunya berkata sejak awal memang tidak suka dgn mantan istri. Nah sejak itu tekad untuk bercerai makin besar, dia hnya bpikir restu ortu paling penting dr segalanya. Umur pernikahannya hanya bjalan 2 bulan.

    Berdasarkan cerita itu, saya sampaikan ke ortu saya. Dan seperti dugaan saya ortu akan kaget, n saran ke saya, apa tidak ada yg lain selain seorang duda. Kami pun sebenarnya dah sreg dg hubungan ini. Tp ada kendala dr ortu saya. Banyak alasan ortu tidak menginginkan saya berhubungan serius dengan dia. Pertama, omongan orang lain ke saya akan jelek, ortu memikirkan psikis saya akan spt apa nanti. Kedua, biasanya yg sudah berpengalaman menikah akan membanding-bandingkan dengan yg sebelumnya. Ketiga, takut mantan istri akan mengganggu kembali dsb.

    Sampai skrng saya bingung hrs spt apa, apakah hrs berpihak ke ortu atau trus melanjutkan bersama dia. Alhamdulillah saya sdh istikharah, dan hati saya terasa lebih mantap. Oh iya, adik2 saya pun tidak menyetujui jika saya berhubungan dengan duda.

    Mohon masukannya ya temans

    ade said:
    27 September 2013 pukul 12:43

    sama seperti kejadian sya skrg ini
    sy brpcran dg duda,dn mntap untk sgera menikah.
    mslhny bkn soal restu kluarga
    tp mslhnya dy sdh brcerai tp blm pny surat cerai,
    bingung harus gmana?
    sdgkn

    rika said:
    10 Januari 2014 pukul 21:15

    Sama ama yg saya alami sekarng… ortu g setuju karena dia status duda dan anak 3.. ampe skrg ortu saya tetap g setuju… pdhal kami sudah serius untuk melanjutkan kejenjang pernikahan… bingung harus bagaimna ….

    mema said:
    13 Mei 2014 pukul 06:59

    Assalamu alaikum..
    Saya sedang menghadapi kegalauan yg ckup berat.. saat ini saya brumur 24 thn. Ad Hal yg menggangu pikiran saya.. Tentang jodoh.. Sebelumnya saya brpcrn dengan R ckup lama kami menjalani hubungan hampir 2 thn. Namun saya memutuskan hubungan krn ad org lain yg dekat Dgn saya.. Dan saya pikir akn lebih Baik dr A. Namun endingnya saya pun gagal menikah dengan A krn org tuany tdk Merestui. Saya ckup trpuruk wktu itu. Dan R dtang menghibur saya.. Namun saya acuhkan krn msh tidak menerima kegaglan pernikahan saya. 3 bln brllu kmudian R menikah Dgn prempuan lain. Dan itu membuat saya sangat trpukul… Mengapa saya tiidak Dgn R saja. Krn Bru sya sadari sya sangat nyaman brada di dekatnya. Skrg ad rsa penyesalan. Saya smpt komunikasi Dgn R dy blg klo dy merasa brt menikah Dgn org lain. Krn dy pikir saya lbih Baik dr istrinya.. Dan rsa sayang itu msh bgitu besar. Tp saya pikir itu mungkin Kt2 yg hanya ingin menyenagkan saya saja. Skrg sya brfikir apakah saya Akan mendapatkan sebaik R. iMohon masukanny agar saya mnyikapi inindgn bijak.

    nita said:
    15 Juni 2014 pukul 22:44

    Pas sekali sy menemukan blog ini.. Sy nita umur sy 23th.. Saat ini sy juga menjalani hubungan serius dengan seorang duda beranak 2.. Hubungan kami sudah brjalan 5th dan insya allah desember nanti kami akan melangsungkan pernikahan.. Namun, entah knp akhir” ini sy merasa risau… Ragu.. Semua pikiran yg menjadi satu diotak saya.. Kadang kala merasa menyesal.. Mengapa duda ??? Mohon bantuan / pencerahan dr teman” sekalian. Agar sy bs lebih mantab lg menjalani ini semua..

    Terimakasih 🙂

      ima said:
      18 Juni 2015 pukul 09:11

      Saya juga berencana akan menikah dengan duda anak 1.. Kadang sy cemburu jika dia hrs berhubungan dengan mantan istrinya walaupun membicarakan masalah anak,,saya jadi galau

    deratna said:
    10 Agustus 2014 pukul 21:32

    Saya wanita umur 22th, mohon penjelasan bagi yang tau cara menikah dengan lelaki beristri secara sah lewat KUA terutama jika ada yang punya pengalaman atau pemilik blog ini mengetahui proses kelengkapan prosedur.
    Setelah saya baca prosedur pengurusan surat2 nikah dari pihak CPW ( calon pengantin wanita ) dan CPP ( calon pengantin pria )yang beristri harus mempunyai izin dari pengadilan agama daerahnya, dri tingkat rt sampai kelurahan untuk kemudian dserahkan ke KUA
    Yang saya tanyakan adalah
    Pihak saya ( CPW ) mengurus surat2 di daerah tinggalny dari tingkat RT – Kelurahan, apakah pada saat urus surat dtingkat tersebut akan tau status CPP apakah surat izin poligami CPP dbawa untuk urus di tingkat RT – Kelurahan CPP, atau nanti pas penyerahan dokumen di KUA?
    Kenapa saya tanya proses pengurusan pihak CPW, karena saya berharap pada saat pengurusan di tingkat RT – Kelurahan saya itu tidak tau bahwa saya menikah dengan status poligami, karena saya tidak mau secara psikis orang tua saya akan dhantam oleh gunjingan tetangga
    Jika identitas CPP hanya di serahkan di KUA mungkin akan kecil lingkupnya untuk mengetahui secara gamblang bahwa pria yang menikahi saya beristri
    Saya ceritakan tentang kisah hidup saya kenapa saya menikah dengan lelaki beristri dan saya tidak mau secara gamblang tetangga mengetahuinya , bukan karena pure saya malu dan mau menutupinya
    Saya akan menikah dengan calon saya ini memang sudah drencanakan dari tahun 2012 setelah kami menggelar acara pertunangan, kami menjalin hubungan sejak kami SMA, dan sampai kami kuliah dan bekerja
    Pada saat tahun 2012 kami memutuskan untuk mengikat hubungan kami yg sudah berjalan lama dan keluarga sudah saling mengenal
    Tapi pada saat 2013 akhir ada wanita yg masuk dalam hidup kami, dan bagaimanapun calon saya harus menikah dengan wanita tersebut pada juni 2014 lalu tapi hubungan saya baik2 saja dengan calon
    Dri pihak keluarga calon pun yang notabennya sudah kenal saya dan keluarga saya karena kami pernah membuat acara pertunangan secara keluarga besar dri dua belah pihak
    Kami berdua menjelaskan kronolagis kenapa calon saya harus menikah dahulu dengan wanita yg baru datang kepada keluarga saya maupun keluarga calon pertama mereka kaget dan shock. Tapi kami bilang hubungan kami baik2 saja dan saya tegar sabar bahwa calon yg secara urutan atau adat harus saya dahulu yg menikah jadi mereka mengerti terutama ke dua orang tua saya akhirnya mengerti menerima kalau saya nanti menikahnya, walaupun saya tau secara psikis dan sosial mereka nanti ny akan bingung karena tetangga saya pun sudah tau calon saya . Maka dri itu yg saya tanyakan pada saat pengurusan surat2 saya untuk KUA apakah dri tingkat RT – kelurahan nantinya akan ada indentitas calon saya karena saya tidak mau orang tua saya jdi tambahan gunjingan secara langsung walau secara langsung orang tua saya mengetahui bahwa saya di madu dan kami pun tidak bisa menutup2i hal ini karena bagaimanapun nantinya juga akan tahu, cuma tidak secara langsung seperti itu, saya kira calon ini apakah bisa langsung kasih berkasnya ke KUA langsung berikut izin dri pengadilan agama untk surat poligaminya di kecamatan tempat tinggal saya dan nantinya akan akad . Saya dan calon di kabupaten yang sama hanya kami berbeda kecamatan
    Mohon pencerahan bagi yg tau atau pengalaman untuk urusan berkas atau nikah dengan pria beristri
    Mohon bantuannya sekali ya
    Terima kasih

    ridha said:
    24 November 2014 pukul 11:26

    Saya juga sdh mhjalani hubungan dengan duda anak 2 ,dia org yng mapan,dia baik dn kami sdh sejalan,udah gtu agamanya juga baik,beliau bercerai krna isyrinya slingkuh lg,,,insyaallah sy mau dilamar dlm wktu dekat ini,,tpi mslahnya ayahku blm tau kalo dia duda,,,dlm islam duda maupun bujang itu hanya mslh status saja jd tdk mlanggar syariat,,dn sepertinya ayahku setuju ,,asalkan dia baik agama dn tanggung jawabnya

    vini said:
    7 September 2015 pukul 02:52

    saya umur 27th, saya sudah menyetujui menikah dengan duda tp tidak ada anak dan saya sudah bertunangan. Awalnya saya sudah menetapkan hati untuk menerima dia karena dia telat bercerai dari 6th yg lalu, tapi semakin mendekati bulan2 rencana kami menikah, hati kecil saya semakin merasa ada yang ganjil dengan perceraian dia, dimana calon saya ini dulu hanya menikah selama 3 bulan dan setelah itu mereka bercerai, dia memberikan penjelasan kepada saya bahwa perceraiannya yang dahulu di karena sering cekcok dan sering berantem mulut. Saya resah karena tidak ada pembatalan pernikahan melalui agama, alasannya karena pengurus di agama setempat tidak memberikan ijin, tetapi mereka tetap ngotot perceraian melalui pengadilan. Saat saya menyuruh dia mengurus surat pembatalan di agama, maka harus memberikan keterangan mantan istri dan calon suami saya ini tidak memberikan alamat dan nomer telefon sama sekali, alasan dia karena orang tua mantannya jika di hadirkan menjadi saksi maka akan semakin mempersulit proses. Saya semakin bertanya2 mengapa dahulu dia bercerai dan bagaimana saya bisa mengetahui penyebab dari perceraiannya? apakah mungkin bisa bertanya pada pengadilan dahulu tempat dia bercerai,mungkin dengan membawa surat perceraian yang sah dari pengadilan? karena hati kecil saya belum percaya sepenuhnya dengan cerita calon suami saya ini. mohon petunjuk atau saran. Terima Kasih

    Caca said:
    2 Juli 2016 pukul 16:29

    Ass.. Sama seperti keterpurukan yg saya alami saat ini, saya berpacaran dg duda sudah 2th lebih kami menjalaninya, keluarga kami pun sudah silahturahmi dan saling kenal. Walaupun bukan tukar cincin tp kami punya niat yg sangat baik sehabis lebaran th ini. Tp mimpi buruk datang, dy ragu dg hubungan ini, dy bingung antara anak dan saya, yaAllah.. Padahal kami sudah mantap dan yakin sebelumnya tp tiba2 knp dy jd berbalik seperti ini ke saya, saya bingung dy tdk mau kehilangan saya tp dy yg mengajak utk sekarang ini intropeksi. Saya sudah sangat mantap dan yakin tp kenapa perasaan saya malah diputar balik seperti ini, alhamdulillah semua saya sudah serahkan kepada Allah saya selalu berdoa dan hati sedikit tenang, tp kiranya apakah ada saran yg lain harus seperti apakah keputusan yg saya ambil :’)

    Ratu said:
    29 September 2016 pukul 20:25

    saya berusia 16 tahun, dan saya sudah menjani hubungan dengan seorang duda berusia 38 tahun, dan dia sudah punya anak 1 berumur 8 tahun. Saya ingin menikah dengan nya… Dan Dia bercerai dengan istrinya dikarnakan istrinya selingkuh dam pada awal pernikahan dia ,dia menikahi seorang wanita yang sudah hamil dengan cowo lain, dan si cewenya ini sebelumbya ga deket dengan pria ini, dan pria ini tidak menyukai cewe ini, dan karna si cowo ini kesian dengan cewe ini jadi dia yang bertanggung jawab dan si cewe dan cowo ini saling berjanji untuk saling mencintai,,dan akhirnya dia menikah. Dan setelah menikah kandungan dia keguguran dikarenakan jatuh dari wc, dan setelah beberapa bulan dalam kecelakaan itu dia hamil lagi dengen pria ini.sampai ia melahirkan…tetapi sesudah ia melahirkan dia berselingkuh dengN cowo yang sudah menghamili dia yg tidk mau brrtnggung jwb itu, dia selingkuh berhubungan intim saat cowonya lagi bekerja keluar kota. Untungnya ada berkas2 dia ketinggalan di rmh jadi dia balik lg ke rmh ,setelah ia smpe ia mendengar suara anaknya sedang menangis saat umur ank dia berusia 5 bulanan ,si cowo ini mikir kenapa nangis mungkin ibunya sedang tdur karna kecapean, saat ia masuk kmr ia melihat ternyata istrinya ini sedang berhubungan dengan pria lain dan pada saat itu juga cowonya menceraikan istrinya dan smpe skrng dia ga pernah ada hubungan lagi smpe anak dia berumur 8 tahun… Mohon berikan saran untuk saya…

Silakan sampaikan pemikiran Anda