Kisah Nyata: Derita Sampai Mati Gara-gara Nikah Siri

Posted on Updated on

Retmiyanti alias Desi (26)

Melacur untuk Hidupi Suami Siri (1)
Rabu, 1 Juli 2009 | 09:26 WIB

wartakota.co.id – Jenazah Retmiyanti alias Desi (26) sudah selesai dimakamkan di pemakaman SD 13, di dekat rumah keluarganya di Jalan Jaya 24, RT 05/10 Cengkareng Barat, Jakarta Barat Selasa (30/6) pagi. Namun kisah pilu selama hidupnya masih menjadi pembicaraan para kerabat dan tetangganya.

Selain mencari nafkah dengan melacurkan diri, dipaksa menjual bayinya, ia juga harus tewas dianiaya suami sirinya. “Yang ngontrak di tempat saya jadi pada pindah, soalnya takut, gara-gara Desi meninggal,” ujar Minyanti (38) pemilik rumah kontrakan yang ditempati Desi, kepada Warta Kota kemarin.

Lima bulan terakhir, Desi bersama suaminya Marsan, alias Marcong alias Acong (35), tinggal di Jalan Flamboyan RT 12/08 di sebuah kamar berukuran 3X3 meter yang disewa seharga Rp 300.000 sebulan. Kamar tersebut kemarin sudah kosong. Semua barang-barang miliknya telah diambil oleh keluarganya.

Para tetangga kurang mengenal dekat Desi. Meskipun orangnya cerewet, Desi tidak pernah menceritakan kekerasan apapun yang terjadi dalam rumah tangganya bersama Acong. tetangga juga tidak tahu persis apa pekerjaan Desi,

“Yang kita tahu memang dia kerjanya malem-malem itu, tapi nggak tahu dimana,” ujar Dani (40), suami Minyanti.

Seperti diberitakan sebelumnya, Desi dipaksa melacur oleh Acong untuk membantu ekonomi keluarga itu. Dari hasil kerjanya, ia memiliki sebuah sepeda motor bebek Yamaha Jupiter, satu televisi dan sejumlah barang lainnya. Desi memang tidak pernah secara resmi dinikahi oleh Acong. Kerasnya hidup bersama Acong masih kuat dijalaninya, selama sekitar dua tahun.

“Dia membela suami banget, saya juga bingung. Padahal dia kan lumayan cakep, kok mau sama Acong,” kata Minyanti lagi.

Hampir setiap hari, Desi membeli karedok atau soto untuk makan, terutama pada siang hari. Aksi kekerasan diduga sering dialami Desi selama berumah tangga dengan Acong. Ini terlihat antara lain dari lengannya yang sering lecet-lecet. Bahkan pada saat terakhir hidupnya, ia mencoba menutupi memar dimatanya dan ditutupi rambut.

“Dia cuma bilang kejedot,” tandas Minyanti.

Keluarganya mengetahui bahwa Desi kerap dipaksa melacurkan diri di kawasan Dadap, Tangerang. Entah apa yang membuat Desi tergila-gila pada Acong, padahal ia tidak pernah memberikan nafkah kepadanya, “Justru malah Desi yang cari duit, buat beli barang-barang itu semua,” kata Gandem (42) kakak ipar korban.

Menurut Gendam, pihak keluarga sejak awal tidak pernah menyetujui hubungan keduanya. Namun lantaran Desi sangat menyukai Acong, keluarga tidak bisa melarangnya lagi. Gendam bahkan kerap terlibat adu mulut dengan Acong.

Desi adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ia pernah menikah dengan Ronny, dan memiliki dua anak, yakni Nisa (7) dan Fahri (5). Keduanya kini dirawat ayahnya yang tinggal tak jauh dari rumah orangtua Desi. Tidak hanya itu, Acong juga tega menjual anak hasil hubungannya dengan Desi. Anak yang lahir pada akhir 2008 lalu itu dijualnya ketika baru berusia sekitar sebulan.

“Anak perempuan itu padahal cakep eh nggak tahu sekarang kemana, pas Desi hamil dan melahirkannya juga diam-diam, dia nggak pernah cerita,” ujar Gendam. (Ahmad Sabran/Totok Sunandar)

Retmiyanti alias Desi (26)


Melacur untuk Hidupi Suami Siri (2-Habis)

Rabu, 1 Juli 2009 | 14:05 WIB

wartakota.co.id – Retmiyanti alias Desi (26) diduga kuat tewas setelah berkali-kali dianiaya suami sirinya, Marsan alias Marcong alias Acong (35). Mereka tinggal di rumah kontrakan di Jalan Flamboyan RT 12/08, Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Kamar itu disewa dengan tarif Rp 300.000/bulan.

Desi dipaksa melacur oleh Acong untuk membantu ekonomi keluarga itu. Kekerasan sering dialami Desi, antara lain terlihat dari lengannya yang sering lecet-lecet. Bahkan pada saat terakhir hidupnya, ia mencoba menutupi memar dimatanya dan ditutupi rambut.

Menurut anggota keluarganya, Desi kerap dipaksa melacurkan diri di kawasan Dadap, Tangerang.

Acong menghilang sejak tewasnya Desi. Padahal ia mengaku hendak mencari uang untuk biaya pemakaman Desi. Di antara tetangga kos-kosan, Acong dikenal selalu acuh terhadap para warga sekitar, bahkan penghuni kontrakan yang lain.

Acong memiliki istri tua bernama Mus (26) yang tinggal di rumah yang disediakan untuk satpam kompleks Perumahan Taman Kencana. Dari pernikahannya dengan Mus, Acong memiliki dua anak. Meski tidak tampak temperamental, Acong juga sering memukul istri tuanya itu.

“Dulu kan tulang bahu istri pertamanya juga dihajar sampai patah,” kata seorang pengojek yang mengenal Acong.

Bokam (67) rekan kerja Acong mengatakan, pria bertubuh subur itu biasanya masuk dalam shift sore, mulai pukul 16.00 hingga 24.00. “Kalau dari istri tuanya, dia punya dua anak. Yang gede umur 10 tahun baru mau disunatin,” ujar Bokam.

Hingga kini, pria asal Serang, Banten, itu kini masih dalam kejaran petugas. Acong yang sudah sekitar enam tahun bekerja sebagai satpam di Perumahan Taman Kencana tidak lagi masuk bekerja sejak dua hari terakhir.

Menurut para tetangga, kejadian penganiayaan kepada Desi tidak sepenuhnya terjadi di kamar kontrakannya. Desi diketahui sudah memar-memar ketika membeli air mineral dan sepotong roti untuk makan. Saat itu ia mengeluh dadanya sesak dan kepalaya sakit.

Ia juga sempat dikerok sebelum meninggal. Sabtu (27/6) malam, ia terlihat jalan bersama suaminya. Namun Minggu (28/6) malam tampak bertengkar hebat.

Sekitar pukul 19.00 keduanya pergi dengan sepeda motor. Namun ketika pulang sendirian pukul 21.00, kedua matanya sudah lebam.

Pihak keluarga Desi berharap polisi segera bisa menangkap Acong dan memberi hukuman setimpal. “Saya juga kemarin cari-cari dia di tempat dia biasa nongkrong di Tegal Alur, tapi nggak ada, di Serang katanya juga nggak ada, nanti malam saya mau coba cari lagi,” ujar seorang kerabat Desi.

Sementara itu, karena tidak menikah secara resmi, kasus pembunuhan yang dialami Desi, kini ditangani Satuan Reskrim Polrestro Jakarta Barat dan Polsektro Cengkareng. Sebelumnya, kasus ini dikategorikan kedalam kekerasan dalam rumah tangga yang ditangani oleh unit khusus perlindungan perempuan dan anak.

Kasatreskrim Polrestro Jakarta Barat Kompol Sujudi Arioseto mengatakan pelaku penganiayaan terhadap Desi akan dijerat Pasal 351 ayat tiga yang mengatur tentang perbuatan penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang.

Untuk menangkap Acong, Polrestro Jakarta Barat dan Polsektro Cengkareng membentuk lima tim sekaligus. Kemarin kelima tim ini disebar ke sejumlah lokalisasi hiburan malam untuk mencari Acong. Namun, Acong diduga sudah melarikan diri ke luar Jakarta setelah menganiaya Desi. (Ahmad Sabran/Totok Sunandar)

13 respons untuk ‘Kisah Nyata: Derita Sampai Mati Gara-gara Nikah Siri

    Dian said:
    1 Juli 2009 pukul 21:41

    Masya Allah… Smg laki2 itu sgr d bukakan pintu hatinya shg tidak ada lg desy2 yg lain.

    KangBoed said:
    2 Juli 2009 pukul 06:04

    Waaaaah.. terrrrrlaaaalluuuuuuu..
    Salam Sayang

      erik said:
      14 Juli 2009 pukul 13:37

      gila th orang

    mano bahlul said:
    3 Juli 2009 pukul 02:14

    kasian banget ya. itu baru namanya KDRT yg mengundang rasa empati dan trenyuh. bukan kasusnya si manohara yg malah membuatnya jadi di atas angun…

      Yasmin Jauza said:
      3 Juli 2009 pukul 14:08

      Hiya Mano bahlul. setuju. giliran si Mano yg dpt KDRT, malah jadi ngetob, malah sekarang udah mau release sinetronnya di RCTI…ckk ckkk…mau ngetob aja susah amat yah perjuangannya. kalu si Mano better lah, setidaknya dari kisah hidup dia, masih ada yang mau “membayar” dengan bikinin sinetron en dia yg jadi pemeran utamanya. enaknyo…..

      Pelajaran buat Qt semua. Perlakukan istri/suami dengan sebaik2nya, kelak kejahatan yg qt lakukan, akan kembali lagi ke pembuat kejahatan.kalau di dunia sudah luar biasa jago mendzolimi orang (terutama keluarga & pasangan hidup)..ingat pertangung jawaban di akhirat kelak. Allah langsung yang akan membalas kedzholiman Qt. Ga ada tempat untuk lari.

      Perlakukan manusia secara manusiawi, sebab QT bukanlah Hewan yg tak punya hati, tak punya moral, tak punya akhlak. manusia adalah makhluk Tuhan yang paling beradab, maka buktikan bahwa Qt layak mendapat status itu !!!
      Salam…

    mano bahlul said:
    3 Juli 2009 pukul 02:14

    kasian banget ya. itu baru namanya KDRT yg mengundang rasa empati dan trenyuh. bukan kasusnya si manohara yg malah membuatnya jadi di atas angin…

      erik said:
      14 Juli 2009 pukul 13:38

      mungkin manohara cman cari sensasi

    masruri said:
    5 Juli 2009 pukul 21:07

    wajar-wajar aja kayak lo, coz di sendiri kaya gitu. key………………….

    dedeh said:
    10 Juli 2009 pukul 13:19

    knp gak di penjarakan se umur hidup aja…
    saya sbgai wanita, sangat sakit hati mmbaca berita di atas…

    doa saya,, smoga kebaukan arwah bs di trima sama yg di atas…

    azizah21 said:
    14 Juli 2009 pukul 15:15

    Astagfirllah…… Semoga Alloh memberikan hidayah kepada leleki tsb, itu Orang atau Ibliss

    ijulz said:
    15 Juli 2009 pukul 09:01

    MUDAH2AN LELAKI ITU SEGERA MENDAPAT AZAB DARI ALLAH

    linathulin said:
    15 Juli 2009 pukul 15:23

    Semoga lelaki tersebut segera kembali pada jalan kebenaran…amien

    ngip regulus said:
    14 Juli 2016 pukul 10:49

    Ketika aku belum reda untuk yang kedua kalinya,
    Adeel membukaku lebar-lebar dan merekahkan kedua bibirku
    dengan tangan kirinya. Kemudian dengan telapak tangan kanannya (ke empat
    jari-jarinya), dia mulai menepuk-menepukku yang terpampang lebar di
    depannya. Gerakan-Gerakan itu bermula dengan pelan, dan setiap kali “tamparan”
    nya mengenai bibirku yang sudah basah itu, aku tersentak-tersentak antara rasa
    kaget dan …
    Baca selengkapnya »

Tinggalkan Balasan ke dedeh Batalkan balasan