renungan

Hai orang-orang yang beriman, … itulah orang yang zalim!

Posted on Updated on

renungan | ajaran diin islam | agama iman takwa | ciri-ciri orang yang zalim

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain! Bisa jadi, mereka (yang diolok-olok) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain. Bisa jadi, wanita (yang diolok-olok) lebih baik daripada wanita (yang mengolok-olok). Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri. Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat [dari kesalahan-kesalahan seperti ini], maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS al-Hujuraat [49]: 11)

Berikut ini adalah beberapa komentar olok-olok yang baru saja aku jumpai saat blogwalking. Aku khawatir, orang-orang mukmin yang menyampaikan olok-olok berikut ini tergolong zalim, lebih zalim daripada yang diolok-olok.

Baca entri selengkapnya »

Akhirnya, kutemukan agama yang pasti benar

Posted on Updated on

religions symbols Untuk menemukan seseorang, kita perlu tahu lebih dahulu ciri-ciri khasnya. Untuk menemukan agama yang benar, kita perlu tahu lebih dahulu kriteria agama yang benar. (Lihat “Manakah agama yang benar?“. Untuk alternatif lain, lihat “Kisah Nyata: Mencari Jalan Hidup Yang Benar dengan Hati Nurani“.)

Setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bertahun-tahun mencari, aku sudah menemukan “kriteria” agama yang benar. Sudah pula kujumpai agama yang memenuhi kriteria tersebut. Dengan kata lain, sudah kutemukan agama yang pasti benar. Berikut ini penjelasanku.

Baca entri selengkapnya »

Maka bertanyalah….

Posted on Updated on

“…Maka bertanyalah kepada yang tahu jika kamu tidak mengetahui.” (QS an-Nahl: 43)

Masalahnya, bukankah banyak orang yang seringkali sok tahu? Mereka mengira dirinya sudah tahu, padahal sebenarnya belum tahu. Ciri khasnya, mereka gemar menjawab dan membantah daripada bertanya dan bertanya. Apakah kita tergolong orang yang seperti ini? Na’udzubillah min dzalik.

Maka bertanyalah,
bertanyalah,
bertanyalah,
bertanyalah,
bertanyalah,
bertanyalah,
bertanyalah…….

Apakah kita ini hamba Allah ataukah hamba internet?

Posted on Updated on

Dalam daftar penyumbang, misalnya untuk membantu korban gempa atau pun lainnya, tak jarang kita jumpai bahwa penyumbangnya ialah Hamba Allah. Semoga mereka itu benar-benar hamba Allah. Semoga pula kita terdorong untuk juga menjadi Allah.

Aku sendiri takut menjuluki diriku Hamba Allah. Aku malu kepada-Nya. Di benakku seolah-olah terdengar suara-Nya, “Hai, Shodiq! Benarkah kamu hamba-Ku? Tidakkah kamu adalah hamba internet? Bukankah kamu keasyikan ngakses internet berjam-jam setiap hari? Bukankah untuk menyembah Diriku melalui shalat, kamu melakukannya hanya beberapa menit setiap harinya?”

Kisah Nyata: Derita Sampai Mati Gara-gara Nikah Siri

Posted on Updated on

Retmiyanti alias Desi (26)

Melacur untuk Hidupi Suami Siri (1)
Rabu, 1 Juli 2009 | 09:26 WIB

wartakota.co.id – Jenazah Retmiyanti alias Desi (26) sudah selesai dimakamkan di pemakaman SD 13, di dekat rumah keluarganya di Jalan Jaya 24, RT 05/10 Cengkareng Barat, Jakarta Barat Selasa (30/6) pagi. Namun kisah pilu selama hidupnya masih menjadi pembicaraan para kerabat dan tetangganya.

Selain mencari nafkah dengan melacurkan diri, dipaksa menjual bayinya, ia juga harus tewas dianiaya suami sirinya. “Yang ngontrak di tempat saya jadi pada pindah, soalnya takut, gara-gara Desi meninggal,” ujar Minyanti (38) pemilik rumah kontrakan yang ditempati Desi, kepada Warta Kota kemarin.

Lima bulan terakhir, Desi bersama suaminya Marsan, alias Marcong alias Acong (35), tinggal di Jalan Flamboyan RT 12/08 di sebuah kamar berukuran 3X3 meter yang disewa seharga Rp 300.000 sebulan. Kamar tersebut kemarin sudah kosong. Semua barang-barang miliknya telah diambil oleh keluarganya.

Para tetangga kurang mengenal dekat Desi. Meskipun orangnya cerewet, Desi tidak pernah menceritakan kekerasan apapun yang terjadi dalam rumah tangganya bersama Acong. tetangga juga tidak tahu persis apa pekerjaan Desi,

“Yang kita tahu memang dia kerjanya malem-malem itu, tapi nggak tahu dimana,” ujar Dani (40), suami Minyanti.

Seperti diberitakan sebelumnya, Desi dipaksa melacur oleh Acong untuk membantu ekonomi keluarga itu. Dari hasil kerjanya, ia memiliki sebuah sepeda motor bebek Yamaha Jupiter, satu televisi dan sejumlah barang lainnya. Desi memang tidak pernah secara resmi dinikahi oleh Acong. Kerasnya hidup bersama Acong masih kuat dijalaninya, selama sekitar dua tahun.

“Dia membela suami banget, saya juga bingung. Padahal dia kan lumayan cakep, kok mau sama Acong,” kata Minyanti lagi.

Hampir setiap hari, Desi membeli karedok atau soto untuk makan, terutama pada siang hari. Aksi kekerasan diduga sering dialami Desi selama berumah tangga dengan Acong. Ini terlihat antara lain dari lengannya yang sering lecet-lecet. Bahkan pada saat terakhir hidupnya, ia mencoba menutupi memar dimatanya dan ditutupi rambut.

“Dia cuma bilang kejedot,” tandas Minyanti.

Keluarganya mengetahui bahwa Desi kerap dipaksa melacurkan diri di kawasan Dadap, Tangerang. Entah apa yang membuat Desi tergila-gila pada Acong, padahal ia tidak pernah memberikan nafkah kepadanya, “Justru malah Desi yang cari duit, buat beli barang-barang itu semua,” kata Gandem (42) kakak ipar korban.

Menurut Gendam, pihak keluarga sejak awal tidak pernah menyetujui hubungan keduanya. Namun lantaran Desi sangat menyukai Acong, keluarga tidak bisa melarangnya lagi. Gendam bahkan kerap terlibat adu mulut dengan Acong.

Desi adalah anak bungsu dari dua bersaudara. Ia pernah menikah dengan Ronny, dan memiliki dua anak, yakni Nisa (7) dan Fahri (5). Keduanya kini dirawat ayahnya yang tinggal tak jauh dari rumah orangtua Desi. Tidak hanya itu, Acong juga tega menjual anak hasil hubungannya dengan Desi. Anak yang lahir pada akhir 2008 lalu itu dijualnya ketika baru berusia sekitar sebulan.

“Anak perempuan itu padahal cakep eh nggak tahu sekarang kemana, pas Desi hamil dan melahirkannya juga diam-diam, dia nggak pernah cerita,” ujar Gendam. (Ahmad Sabran/Totok Sunandar)

Retmiyanti alias Desi (26)


Melacur untuk Hidupi Suami Siri (2-Habis)

Rabu, 1 Juli 2009 | 14:05 WIB

wartakota.co.id – Retmiyanti alias Desi (26) diduga kuat tewas setelah berkali-kali dianiaya suami sirinya, Marsan alias Marcong alias Acong (35). Mereka tinggal di rumah kontrakan di Jalan Flamboyan RT 12/08, Cengkareng Barat, Jakarta Barat. Kamar itu disewa dengan tarif Rp 300.000/bulan.

Desi dipaksa melacur oleh Acong untuk membantu ekonomi keluarga itu. Kekerasan sering dialami Desi, antara lain terlihat dari lengannya yang sering lecet-lecet. Bahkan pada saat terakhir hidupnya, ia mencoba menutupi memar dimatanya dan ditutupi rambut.

Menurut anggota keluarganya, Desi kerap dipaksa melacurkan diri di kawasan Dadap, Tangerang.

Acong menghilang sejak tewasnya Desi. Padahal ia mengaku hendak mencari uang untuk biaya pemakaman Desi. Di antara tetangga kos-kosan, Acong dikenal selalu acuh terhadap para warga sekitar, bahkan penghuni kontrakan yang lain.

Acong memiliki istri tua bernama Mus (26) yang tinggal di rumah yang disediakan untuk satpam kompleks Perumahan Taman Kencana. Dari pernikahannya dengan Mus, Acong memiliki dua anak. Meski tidak tampak temperamental, Acong juga sering memukul istri tuanya itu.

“Dulu kan tulang bahu istri pertamanya juga dihajar sampai patah,” kata seorang pengojek yang mengenal Acong.

Bokam (67) rekan kerja Acong mengatakan, pria bertubuh subur itu biasanya masuk dalam shift sore, mulai pukul 16.00 hingga 24.00. “Kalau dari istri tuanya, dia punya dua anak. Yang gede umur 10 tahun baru mau disunatin,” ujar Bokam.

Hingga kini, pria asal Serang, Banten, itu kini masih dalam kejaran petugas. Acong yang sudah sekitar enam tahun bekerja sebagai satpam di Perumahan Taman Kencana tidak lagi masuk bekerja sejak dua hari terakhir.

Menurut para tetangga, kejadian penganiayaan kepada Desi tidak sepenuhnya terjadi di kamar kontrakannya. Desi diketahui sudah memar-memar ketika membeli air mineral dan sepotong roti untuk makan. Saat itu ia mengeluh dadanya sesak dan kepalaya sakit.

Ia juga sempat dikerok sebelum meninggal. Sabtu (27/6) malam, ia terlihat jalan bersama suaminya. Namun Minggu (28/6) malam tampak bertengkar hebat.

Sekitar pukul 19.00 keduanya pergi dengan sepeda motor. Namun ketika pulang sendirian pukul 21.00, kedua matanya sudah lebam.

Pihak keluarga Desi berharap polisi segera bisa menangkap Acong dan memberi hukuman setimpal. “Saya juga kemarin cari-cari dia di tempat dia biasa nongkrong di Tegal Alur, tapi nggak ada, di Serang katanya juga nggak ada, nanti malam saya mau coba cari lagi,” ujar seorang kerabat Desi.

Sementara itu, karena tidak menikah secara resmi, kasus pembunuhan yang dialami Desi, kini ditangani Satuan Reskrim Polrestro Jakarta Barat dan Polsektro Cengkareng. Sebelumnya, kasus ini dikategorikan kedalam kekerasan dalam rumah tangga yang ditangani oleh unit khusus perlindungan perempuan dan anak.

Kasatreskrim Polrestro Jakarta Barat Kompol Sujudi Arioseto mengatakan pelaku penganiayaan terhadap Desi akan dijerat Pasal 351 ayat tiga yang mengatur tentang perbuatan penganiayaan yang menyebabkan kematian seseorang.

Untuk menangkap Acong, Polrestro Jakarta Barat dan Polsektro Cengkareng membentuk lima tim sekaligus. Kemarin kelima tim ini disebar ke sejumlah lokalisasi hiburan malam untuk mencari Acong. Namun, Acong diduga sudah melarikan diri ke luar Jakarta setelah menganiaya Desi. (Ahmad Sabran/Totok Sunandar)

Bahagia Walau Berwajah Hancur

Posted on Updated on

Kalau kita merasa kurang bahagia lantaran wajah kita kurang cantik atau kurang tampan, bandingkanlah dengan wajah James Maki di sebelah kanan ini. Dia saja merasa bahagia dengan keadaan ini, bukankah kita juga bisa demikian?

Untuk keterangan lebih lanjut, silakan simak berita berikut ini.

Pemilik Wajah Hancur Itu Kini Berani Tampil
Minggu, 24 Mei 2009 | 04:47 WIB

BOSTON,KOMPAS.com-Empat tahun silam, kecelakaan fatal dialami James Maki (59). Pria asal Boston ini terjatuh ke rel kereta api bertegangan listrik di stasiun bawah tanah Ruggles, Boston. Kecelakaan tersebut menghancurkan hampir seluruh wajahnya. Ia kehilangan hidung, bibir atas, pipi maupun tulang penyangga wajahnya.

Hidupnya berubah akibat kecelakaan tersebut. Ia lebih banyak mengurung diri di rumah karena orang-orang ketakutan melihat wajahnya. Kini ia berani menunjukkan wajah barunya di hadapan publik, Jumat (22/5). Dalam sebuah konferensi pers di Rumah Sakit Brigham and Wanita di Boston, ia menuturkan pengalamannya menjalani operasi transplantasi (face off) pada wajahnya.

“Saya sangat bahagia. Hidup saya seperti petualangan yang kadang berada di atas atau di bawah. Saya harap ini menjadi kesempatan untuk memulai hidup baru,” ujar James.

Ya, James melakukan operasi untuk membenahi wajahnya 9 April kemarin. Operasi selama 17 jam di bawah koordinasi Dokter Bohdan Pomahac. James sendiri mendapatkan donor wajah dari seorang pria asal Brookline, Joseph Helfgot yang meninggal akibat transplantasi jantung. Helfgot memiliki usia dan kontur kulit yang sama dengan James. Empat hari setelah operasi dilakukan, James tak sabar ingin melihat wajah barunya dalam cermin.

“Saya ingin melihat seperti apa wajah Jim yang baru,” ujarnya blak-blakan. Ia memuji kerja keras yang dilakukan Pomahac dkk. Bahkan ia sempat tidak percaya dengan hasil operasi tersebut.

James merupakan orang ketiga di dunia dan kedua di Amerika yang melakukan operasi transplantasi wajah dengan donor dari orang yang telah meninggal. Ia tidak pernah mengira jika dirinya masih memiliki kesempatan untuk melakukan transplantasi wajah. Sampai akhirnya tahun 2007, ia melihat wawancara Pomahac di televisi tentang topik tersebut. Ia pun berencana melakukannya. Dan keinginannya terwujud bulan kemarin.

Pihak rumah sakit tidak menarik biaya sepeserpun atas operasi yang menghabiskan biaya 200.000 dolar Amerika atau sekitar Rp 2,1 miliar. Tim dokter menyediakan waktu mereka untuk melakukan operasi ini.

Tak lupa James mengucapkan terima kasih pada istri mendiang Helfgot, Susan Whitman yang rela mendonorkan wajah untuk dirinya. James tak kuasa menitikkan air matanya ketika Susan bertutur singkat. “Saya senang mengetahui orang lain memiliki sebuah kesempatan. Butuh waktu yang panjang untuk merelakan kematian suami saya,” ujar Susan.

James juga sempat bertemu dengan Isabelle Dinoire, wanita asal Perancis yang melakukan operasi transplantasi wajah pertama di dunia. “Ia terlihat baik-baik saja dan inilah yang membuat perasaan saya cukup tenang,” katanya. Pasien cangkok wajah kedua adalah wanita asal Ohio, AS, Connie Culp.mail/huf/tis

Kisah Nyata: Bahagia Walau Cinta Tak Berbalas

Posted on Updated on

–Kutipan dari Dan Baker & Cameron Stauth, Pergulatan Cinta dan Rasa Takut (Bandung: Kaifa, 2006), hlm. 158-166:

Berpuas diri adalah ibarat membuat bangunan dengan menumpuk kartu remi, karena kalaulah hidup ini mengajarkan sesuatu, pelajarannya adalah bahwa kita tidak dapat menghindari masalah dan kehilangan. Kebahagiaan bukanlah seni membangun kehidupan yang bebas dari masalah. Kebahagiaan adalah seni untuk merespons dengan baik ketika masalah menghampiri kita.

Saya sendiri mengalami patah hati ketika usia dini. Waktu itu saya masih muda dan jatuh cinta, [saya] seorang doktor di bidang psikologi yang sedang menanjak, baru saja berkeluarga, dan merasa kurang lebih sudah mapan. Lalu, dunia saya terasa runtuh. Baca entri selengkapnya »

Seperti Nabi, Gaul Islami Pria-Wanita Itu Seluas-luasnya

Posted on

Luaskah pergaulan Nabi saw. dan para shahabat dengan lawan-jenis yang bukan muhrim? Sebatas dengan suami atau istri sajakah? Sebatas untuk kepentingan pernikahan dan keperluan darurat lainnya sajakah? (Ataukah meliputi semua bidang kehidupan manusia?) Manakah bukti yang menunjukkan sempitnya (atau luasnya) pergaulan tersebut?

Leluasanya Perbauran Pria-Wanita di Zaman Nabi

Ternyata, Baca entri selengkapnya »

Balada Seorang Pencopet Amatir

Posted on

Dari pinggir kaca nako, di antara celah kain gorden, Umay melihat lelaki itu mondar-mandir di depan rumah. Matanya berkali-kali melihat ke rumah Umay. Tangannya yang dimasukkan ke saku celana, sesekali mengelap keringat di keningnya.

Dada Umay berdebar menyaksikannya. Apa maksud remaja yang bisa jadi umurnya tak jauh dengan anak sulung Umay yang baru kelas 2 SMU itu? Melihat tingkah lakunya yang gelisah, tidakkah dia punya maksud buruk dengan keluarga Umay? Mau merampok? Bukankah sekarang ini orang merampok tidak lagi mengenal waktu? Siang hari saat orang-orang lalu-lalang pun penodong bisa beraksi, seperti yang banyak diberitakan koran. Atau dia punya masalah dengan Yudi, anak Umay?

Kenakalan remaja saat ini tidak lagi enteng. Tawuran telah menjadikan puluhan remaja meninggal. Umay berdoa semoga lamunan itu salah semua. Tapi mengingat peristiwa buruk itu bisa saja terjadi, Umay mengunci seluruh pintu dan jendela rumah. Di rumah ini, pukul sepuluh pagi seperti ini, Umay hanya seorang diri. Kang Yayan, suami Umay, ke kantor. Yudi sekolah, Yuni yang sekolah sore pergi les Inggris, dan Bi Nia sudah seminggu tidak masuk.

Jadi kalau lelaki yang selalu memperhatikan rumah Umay itu menodong, Umay bisa apa? Pintu pagar rumah memang terbuka. Siapa saja bisa masuk.

Tapi mengapa anak muda itu tidak juga masuk? Tidakkah dia menunggu sampai tidak ada orang yang memergoki? Umay sedikit lega saat anak muda itu berdiri di samping tiang telepon. Umay punya pikiran lain. Mungkin dia sedang menunggu seseorang, pacarnya, temannya, adiknya, atau siapa saja yang janjian untuk bertemu di tiang telepon itu. Umay memang tidak mesti berburuk sangka seperti tadi. Tapi di zaman ini, dengan peristiwa-peristiwa buruk, tenggang rasa yang semakin menghilang, tidakkah rasa curiga lebih baik daripada lengah? Baca entri selengkapnya »

Kiat Imam Ghazali agar Tidak Sombong

Posted on Updated on

Dari beraneka-ragam komentar terhadap artikel “PKS Sombong Lecehkan Artis Sinetron & Kalangan dari Dunia Hiburan Lainnya“, sekurang-kurangnya ada 2 pandangan mengenai kesombongan yang perlu kita kritisi: (1) penyangkalan bahwa sikap Presiden PKS itu tergolong sombong, (2) peremehan keburukan sikap sombong di dunia politik. Di sini hendak aku tunjukkan: (1) sikap Presiden PKS tersebut sudah tergolong sombong, (2) keburukan sikap sombong tak dapat kita remehkan. Sesudah itu, silakan simak kiat dari Imam Ghazali untuk tidak sombong.

Sikap apa yang tergolong sombong?

Ada yang menyangka bahwa sombong itu hanyalah membangga-banggakan diri atau kelompoknya. Mereka mengira bahwa merendahkan orang lain bukan termasuk kesombongan. Terhadap persangkaan keliru seperti itu, dapatlah kita sampaikan sabda Rasulullah s.a.w., “… kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.” (HR. Muslim dari Abdullah bin Mas’ud r.a.)

Berdasarkan hadits tersebut, Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata, “Orang yang sombong adalah orang yang … memandang orang lain rendah, meremehkannya dan menganggap orang lain itu tidak layak mengerjakan suatu urusan …”. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam 2/275)

Dari situ, tentu kita tidak dapat menyatakan bahwa Presiden PKS (Tifatul Sembiring) tidak sombong ketika mengatakan, “Kalau yang masuk di partai itu… artis sinetron, mau jadi apa? Partai sinetron? … Mereka akan membahas persoalan legislasi, yudikasi, dan budgeting akan seperti apa? … Artis sinetron itu hanya sering muncul di iklan.”

Baca entri selengkapnya »