Diskusi

Konsultasi: Ketika sudah letih untuk mengenal lelaki lain

Posted on Updated on

pak ustad,tlglah sy yg lg bingung ini.sy mempunyai pacar kami berhubungan sktr 1th dan dia tlh mengakhiri hub ini dgn alsn tdk bs melpkn mantan pcrnya.awlnya sy berusaha menerima dgn ikhlas sgl keptsnnya,tp dia kdg2 msh menhubngi sy wl hnya sms menanyakn kbr sy.skpnya itu membuat sy semakin sulit utk melupakannya,sy ingin membencinya tp sy tdk bs krn sy sgt menyayanginya.dlm stp do’a2 sy sllu berhrp bs kembali lg bersamanya.krn sy sdh berusaha melupakannya dgn berbagai cara ttp sj sy blm bs.pak ustad apa sy msh bs diberi kesempatan utk bersatu dgnnya lg?sy letih utk mengenal laki2 lain selain dia,skr usia sy sdh 31th dan sy ingin segera menikah.tlglah sy pak,bgm caranya agr dia bs kembali lg dgn sy? sy mohon jawabannya

Demikian pertanyaan dari seorang pengunjung yang bernama yani. Silakan turut membantu mbak yani dengan menyampaikan masukan/saran di bagian kotak komentar di bawah ini.

Diskusi: Pacaran tiap saat sampai lupakan teman?

Posted on Updated on

sekarang saya pacaran bisa dibilang tiap hari kita komunikasi perhatian saya tertuju ma dia ampe ma temen atau sobat sendiri aku lupakan, gmn baiknya sikap saya menghadapi seperti ini.

Demikian pertanyaan dari seorang pengunjung yang bernama rizki. Silakan sampaikan jawaban menurut dirimu di kotak komentar di bawah ini.

Konsultasi: Perlukah melupakan si dia?

Posted on Updated on

asslm… mau ikut cerita dong…
aku punya temen sd yang sudah lama punya rasa sama saya. tapi kita ketemu lagi setelah 10 tahun waktu reuni sd. dan kita merasa dekat dan nyaman setelah melakukan iktikaf. dia menilai saya dri hal iktikaf itu.. mulai itu saya smsan terus dari sahur sampai sahur lagi. kadang kalo tidak dibals, saya atau dia emosi.
akhirnya dia memberikan untuk meminta ijin untuk mendekati saya dan saya mengiyakan karena ia berniat baik. kita dekat hanya 1 mingguan..selama kita dekat porsi dia lebih banyak dalam ngobrol, dan ketika saya berbicara saya kurang diperhatikan.sebetulnya dalam masa seperti itu bukannya kita saling memahami??
stelah itu dia kuanggap menghilang ato diam kalo kata dia.. dan seminggu kemudian dia datang dan mengatakan hal yang diluar dugaan..
katanya kita bagai magnet yang bertolak belakang, gak bisa menyatu.. dan saya juga tidak sempat berbicara bagaimana perasaan saya. saya bingung.. mengapa dia sangat keras kepala, itu menurut saya.. dia yang memulai , dia juga yang mengakhirinya…
apakah sebaiknya saya melupakan dia saja??
trimakasih

Demikianlah pertanyaan dari seorang tamu yang menyebut dirinya: Dee.
Silakan sampaikan masukan kepada dirinya di bagian kotak komentar di bawah ini.

Bolehkah suami melarang istri pulang menyambut lebaran di rumah orangtuanya?

Posted on Updated on

Bagaimana kalo isteri nga’ diizin pulang menyambut lebaran di rumah orangtuanya atau meraikan majlis2 kerai’an seperti majlis perkahwinan sodaranya atau adik2nya? Apa bole dikira isteri menuntut hak untuk bersama keluarga atau wajib patuh jika dilarang suami?

Jawaban M Shodiq Mustika:

Kita senantiasa wajib memelihara hubungan kekeluargaan dan haram memutuskannya, termasuk setelah menikah. Jika ketidakhadiran dalam acara-acara keluarga itu akan merenggangkan hubungan kekeluargaan, maka istri sebaiknya (atau bahkan harus) menuntut hak untuk bersama keluarga pada acara-acara tersebut jika dilarang suami.

Suami yang melarang istri memelihara hubungan kekeluargaan itu akan dilaknati Allah dan tidak akan masuk surga. “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa, kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad 47:22-23). Rasulullah saw bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan” (Muttafaq ‘Alaih).

Jadi, seharusnya suami mengizinkan istri memelihara hubungan kekeluargaan tersebut. Bahkan, lebih baik lagi bila suami mengantar istri ke acara-acara tersebut.

Artikel-artikel terkait:

“Istriku Bidadariku”

Posted on Updated on

– Menurut Pak Shodiq, apa arti dari Pernikahan?

Pernikahan adalah penyatuan jiwa-raga antara seorang pria dan seorang wanita untuk membangun keluarga baru yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sakinah bermakna tenteram dan bertahan lama. Mawaddah berarti penuh dengan cinta kasih antara istri dan suami. Sedangkan rahmah mengandung makna penuh dengan karunia dari Allah Sang Maha Penyayang.

– Bagaimana Pak Shodiq memandang suatu pernikahan?

Menikah itu bagaikan menanam bibit pohon buah-buahan. Bila pengelolaannya baik, maka baik jugalah buah yang dihasilkannya. Begitu pula sebaliknya. Seandainya pengelolaannya buruk, maka buruk jugalah buah yang dihasilkannya.

– Pernikahan yang ideal menurut Pak Shodiq itu bagaimana?

Yang ideal adalah bila sang suami dan sang istri sama-sama merasa seolah-olah berada di surga sejak akad nikah hingga akhir hayat. Suami merasa, “Istriku bidadariku.” Begitu pula sebaliknya. (“Suamiku bidadaraku.”) Sementara itu, sebagaimana di surga, masing-masing tidak merasa takut akan kehilangan. (Apabila yang menonjol adalah rasa takut akan kehilangan pasangan, maka penderitaannya hampir bagaikan di neraka.)

– Menurut Pak Shodiq, apa yang dimaksud dengan relasi suami istri?

Pola hubungan antara suami dan istri dalam kaitannya dengan posisi masing-masing. Pandangan suami bisa berbeda dengan pandangan istri mengenai hubungan antara mereka ini.

– Dalam suatu pernikahan, biasanya relasi apa saja yang terjalin antara suami dan istri?

Dalam suatu pernikahan, segala kemungkinan relasi dapat terjadi. Faktor kepribadian dan latar belakang budaya masing-masing biasanya berpengaruh besar. Dalam pengamatan pribadi saya, relasi suami-istri yang paling banyak terjadi pada masa kini adalah relasi kepemilikan. Pola pikir suami pada umumnya adalah “saya memiliki istri”. Sedikit sekali yang berpikiran “saya dimiliki oleh istri”. Namun, pola pikir istri pada umumnya adalah “saya memiliki suami” dan sekaligus “saya dimiliki oleh suami”.

– Apakah relasi suami istri di Indonesia ini sudah berjalan dengan baik?

Relasi kepemilikan bukanlah relasi yang baik. Yang baik menurut saya diantaranya adalah relasi penyatuan (atas dasar cinta). Mestinya, pola pikir yang dominan pada kedua pihak adalah “Kami suami-istri saling mencintai bagaikan sepasang mempelai di surga“.

– Biasanya, permasalahan apa saja yang terjadi di dalam rumah tangga menyangkut relasi suami istri?

Relasi kepemilikan menumbuhkan akar masalah berupa “rasa takut kehilangan”. Sebab, hanya orang yang merasa memiliki sajalah yang bisa kehilangan. (Sebaliknya, orang yang merasa tidak memiliki apa-apa takkan merasa kehilangan apa-apa.)

Dari akar masalah tersebut, bisa tumbuh berbagai masalah “keserakahan” seperti perselingkuhan, kecemburuan yang berlebihan, merasa kebutuhan diri kurang terpenuhi, merasa kurang dihargai, merasa kurang dicintai, dan sebagainya. Masalah KDRT (kekerasan dalam rumahtangga) pada umumnya pun mungkin berakar di situ pula, terutama karena suami merasa sepenuhnya “memiliki” si istri, seolah-olah istri adalah budak yang dimiliki oleh suami.

– Apa saja hak dan kewajiban seorang suami?
– Apa saja hak dan kewajiban seorang istri?

Pembicaraan hak dan kewajiban itu berarti menggunakan sudut pandang hukum normatif (misalnya: hukum Islam dan hukum negara). Saya bukan ahli hukum normatif dan jarang pula menggunakan sudut pandang tersebut. Karena itu, saya mungkin kurang mampu menjelaskan apa saja hak dan kewajiban seorang suami atau pun istri.

Sebagaimana saya sebut di atas, saya memandang bahwa menikah itu bagaikan menanam bibit pohon buah-buahan. Jika kita melakukannya dengan berlandaskan cinta, maka segala yang kita lakukan dalam rangka penanaman dan perawatan pohon itu tidak kita rasakan sebagai kewajiban (atau apalagi beban). Kita juga tidak perlu menuntut hak kepada si pohon untuk memberi buah kepada kita. Bila kita menanam dan merawat pohon buah-buahan itu dengan penuh cinta, maka pohon tersebut akan menghasilkan buah yang sebagus-bagusnya “dengan sendirinya” (sesuai dengan sunnatullah).

– Bagaimana pandangan Pak Shodiq mengenai sepasang suami istri yang nekat menikah muda namun mereka tidak memiliki bekal yang cukup (baik dari segi mental maupun finansial)? Apakah hal tersebut akan berpengaruh dalam relasi suami istri pada pasangan tersebut?

Buru-buru menikah padahal belum siap itu mungkin menunjukkan “keserakahan”. Bolehjadi mereka terlalu bernafsu ingin “memiliki” sesuatu yang belum waktunya untuk “dimiliki”. Padahal, “keserakahan” itu merupakan salah satu unsur utama dalam pola “kepemilikan” seperti yang saya sebut di atas. Secara demikian, relasi kepemilikan pada pasangan semacam itu mungkin lebih menonjol.

Akibatnya, akar masalah yang akan mereka hadapi, yakni “rasa takut kehilangan”, akan lebih besar pula. Padahal, kemampuan mereka untuk mengatasi rasa takut ini masih amat kurang. Walhasil, bisa-bisa rumahtangga mereka (dan bahkan diri mereka sendiri) menjadi “layu sebelum berkembang”.

Curhat: Nikah Siri & Bingung Akan Dicerai Suami

Posted on Updated on

saya F,21th.Pelaku nikah siri.
sy melakukan nikah siri karena sudah terlanjur hamil dengan suami orang.sebenarnya saya tdk menginginkan menikah dengan dia,tapi sy juga cinta banget dengan dia.setelah keluarga saya tau kalo saya hamil,sya langsung dinikahkan dengan dia.mau ato tidak sy jadi istri siri dia.Dalam kehidupan pernikahan kita,saya merasakan tidak sanggup lama2 bersama dia.Pasalnya,dia tidak bisa memberikan nafkah yang cukup dan yang halal kpd sy dan istri sahnya.Dia hanya bisa berjudi tiap malam dan selalu menggadaikan semua barabg berharga milik sy,dia,dan istrinya.Keluarga saya tidak tau dengan situasi itu.Karena sy tdk mau nanti malah jadi ribut.
Beberapa hari yang lalu saya dikasih ultimatum untuk sesegera mungkin meninggalkan dia setelah sy melahirkan anaknya.Membiarkan dia membawa anak ini.Dan memberikan saya pilihan untuk memilih cara hidup yang baru tanpa bersama dia.
Apa yang harus saya lakukan?Saya masih mencintai dia,Saya ingin mempertahankan kehidupan sy,dia,dan anak kita.Tapi saya juga tidak sanggup hidup dengan kbiasaan dia berjudi.

Tanggapan M Shodiq Mustika:

Maaf, aku sedang kurang sehat. Aku sedang tak mampu berpikir sejernih-jernihnya. Jadi, aku persilakan kepada para pembaca lain untuk menyampaikan masukan-masukan di bawah ini.

MUI: Wajib Tes HIV/AIDS Sebelum Menikah

Posted on Updated on

Akhir-akhir ini, sedang diwacanakan keharusan untuk menjalani tes HIV/AIDS bagi pasangan yang hendak menikah. Setujukah dirimu dengan “kewajiban” ini? Untuk pertimbangan, silakan simak sejumlah berita terkait berikut ini:

  • MUI mengusulkan pemerintah hendaknya membantu biaya cek HIV/AIDS. Terlebih jika sudah ada kesepakatan mengenai cek HIV/AIDS sebagai syarat menikah, maka sudah semestinya dokter ahli dan peralatan pendukung cek kesehatan menyebar merata di pelosok nusantara. “Kalaupun tidak ada, negara harus bertanggung jawab mengadakan demi masa depan bangsa dan keturunan yang berkualitas. Karena kalau tidak maka penularan HIV/AIDS akan terus berlangsung.” (Baca berita selengkapnya: “MUI Bengkulu setuju tes HIV/AIDS jadi syarat nikah“)
  • Bebas penyakit HIV/AIDS sebelum menikah perlu didukung dan disambut baik, karena pemikiran tersebut cukup cemerlang dalam upaya menyelamatkan kehidupan masyarakat dari penyakit yang menakutkan itu. Hal tersebut ditegaskan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara, Abdullah Syah ketika diminta pendapatnya mengenai cek penyakit HIV/AIDS sebagai syarat nikah tersebut di Medan, Senin (8/6). (Baca berita selengkapnya: “MUI SumUt: Tes HIV/AIDS Pra Nikah Perlu Didukung“)
  • Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku setuju adanya persyaratan surat keterangan bebas penyakit HIV/AIDS bagi setiap pasangan yang akan melangsungkan pernikahan. “Secara keagamaan harus didukung. Rencana itu sangat positif karena bertujuan mencegah bahaya penyebaran virus HIV/AIDS yang hanya akan menyengsarakan pasangan mau menikah,” kata Latuconsina kepada ANTARA di Ambon, Selasa. (Baca berita selengkapnya: “MUI Maluku Setuju Bebas AIDS untuk Syarat Nikah“)

Perlukah berdesak-desakan untuk melihat Manohara dari dekat?

Posted on Updated on

Ini fenomena apa, ya? Kok mau-maunya para pengunjung rumah sakit berdesak-desakan hanya supaya dapat dari dekat melihat Manohara sehabis visum? Apakah karena mereka merasa bosan dengan pemandangan rumah sakit sehari-hari yang “tanpa warna”? Apakah karena mereka kurang hiburan? Atau apa?

Silakan sampaikan apa pendapat dirimu. UNtuk bahan pertimbangan, ini dia berita yang mengabarkan bagaimana para pengunjung RSCM heboh ketika Manohara lakukan visum:

Selasa, 09/06/2009 16:16 WIB

Manohara Divisum, Pengunjung RSCM Heboh, Kaca Pecah

Laurencius Simanjuntak – detikNews

Jakarta – Manohara menjalani visum di RSCM. Sejumlah pengunjung di rumah sakit milik pemerintah itu heboh ingin melihat kecantikan si model blesteran ini. Kaca rumah sakit pun sampai pecah.

Mano yang ditemani ibunya, Daisy Fajarina serta kuasa hukumnya, Hotman Paris Hutapea dan Farhad Abas tiba di RSCM, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Selasa (9/6/2009) sekitar pukul 15.00 WIB.

Manohara divisum oleh Dr Mun’im Idris di ruang visum, Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal, RSCM.

Belasan petugas rumah sakit dan pengunjung tampak menunggu Mano di depan ruang visum. Demikian pula dengan puluhan wartawan.

Saat hendak keluar ruangan, Mano dicegat oleh wartawan dan pengunjung lainnya. “Mano…Mano,” kata pengunjung yang ingin berjabat tangan. Mano yang terbalut blazer warna biru itu pun akhirnya masuk lagi ke dalam ruangan.

“Saya mau lihat Manohara habis cantik, pintar bisa bahasa Inggris. Saya mau salaman,” kata seorang petugas pembawa makanan di RSCM yang enggan disebutkan namanya.

Akibat puluhan orang yang saling berdesakan, kaca papan pengumuman pecah, terbagi dua. Untungnya, kaca itu tidak pecah berserakan di lantai.

“Masih akan ada lanjutan untuk darah, urine, dan psikologis. Kalau tidak hari ini, mungkin besok pagi,” kata Hotman.

Hotman membenarkan ada luka penganiayaan di sekujur tubuh Mano pada bagian sensitif, terkait dengan hubungan seksual.

“Bahwa benar ada luka sayatan dan suntikan. Ini akan menjadi bukti untuk dibawa ke Mabes Polri,” kata Hotman.

(aan/asy)

Curhat: Letih Menanti Jodoh (Tolooong…!)

Posted on Updated on

Membaca curhat ini, aku turut merasa sedih. Betapa biat baik itu tak jarang belum jua terpenuhi. Sementara itu, aku pun merasa letih. Hari ini, disamping menjadi “ayah rumah tangga” (karena istri sedang ke luar kota), para netter yang berkonsultasi denganku “banyak sekali” (untuk ukuranku). Masih banyak yang terpaksa antri menunggu jawaban dariku. Jadi, aku minta tolong kepada para pembaca semuanya untuk turut menyampaikan masukan-masukan atas curhat berikut ini:

ustad,saya jg ingin curhat,saya bingung mau curhat kman….
saya wanita,tahun ini akan genap 29 th,tp knp sy mrsa jdoh saya jauh dari saya…
saya orgnya sulit untuk klik dg seseorang,tp tiap saya klik sm seseorang knp selalu dipertemukan dengan org dalam keadaan yang salah….entah org itu bl siap mnkh atau msh py tanggungan membiayaai keluaga…
ustad,setiap kali saya dkt dg seseorang saya selalu minta petunjuk diakah yang terbaik tp hasilnya selalu pisah dikarenakan faktor tidak siap itu td,entah itu alasan mereka atau memang mreka bnar2 tdk siap….
mungkin ini cara Allah menguji kesabaran saya……
terakhir,aya py tmn dkt,km sudah 7 bl menjalani hub,nmnya J, dari awal say sdh blg niat seius sm dia tp dia blg ms bl bs janji krn dia bl py pkerjaan tetap dan kakakny bl mnkh,dan org tuanya jg mlrang dia nkh dlu sbl kakaknya….
saya mncb bertahan dan bersabar dan selau sholat mlm mhon ptunjuk Allah…..
saya sudah merasa sayang sm dia ,saya berharap dia adalah org terakhir dl hdup saya,krn saya sudah mersa sngat lelah……dalam setiap doa,saya memohon diberi petunjuk yang terbaik,saya jg tau baik mnurut saya bl tentu baik menurut Allah….
selama jln sm sya J ini baik sekali,dia terbuka tentang semuanya,jg tentang wanita2 yg mengejarnya,….
km sdh saling terbuka,bahkan e-mail dia saya jg selalu bc,ada e-mail dr 1 org cwe yang selalu dtg,sebut saja Z,Z ini selalu kirim e-mail dg tulisan2 mesra,tp ketika saya tykan dJ jwb tdk ada apa2 diantara mereka,sampai seminggu yg lau Z ini kirim e-mail lg yang isinya bhw merka telah jadian,saya minta J jwb jujur,krn tdk mugkin Z mengirim e-mail spt itu jk mrk tdk ada apa2,akhirnya J mengakuinya,mrk memang b’hubngan…
ksbaran sy habis ustad,dia minta maaf sm saya tap saya memutuskan untuk mengakhiri semuanya,sebelumnya sy jg minta ktgasan lg J blg br siap 2 th lg…..
mkin itu hny alsan J saya……..
lalu,sy py tm cwe nmya D,D pernah sy kanalkan dg J tp lwt telp,krn wk itu D lg ada mslh sm pcrnya dan mnita bantuan sm J,wktu itu sy pernah ngajak J ktm D biar curhat2annya enak,tp J nolak,dan kt tdk pernah bhs mslah D lg…
lalu kmrin D ty kbr soal hub sy dan J,sy blg kita sdh ptus,stlh itu D crt klo sbenarnya dia dan J sering ktmu,J sering main kekosan dia dan mreka sering keluar….
wk dgr itu sy sangat kcwa ustad,tp sy mencb mangambil hikmah dari semua ini,mkin ini petunjuk dari Allah bhwa dia memang bkan yg terbaik bwt saya,sy mncb ikhlas,tp sy manusia biasa,sy psrah skr…..
disisi lain sy py adik yg usianya jg sdh siap nkh,dia sdh py calon…..
org ua sbnarnya mnginnginkan saya lbh dlu,tp mlhat sya msh bl jelas akhrnya mereka mnanyakan pd saya bgmna jk adik nkh dlu,didepan mrka sy mngatakan iklhas jk adik dluan dan sy jg tdk mau jg penghalang,tp sy manusia biasa ustad,diluar sya bs blg ikhlas tp dihati saya menagis……
sy memohon pd Allah klo memang ini jln hidup sy,mhon diberi kekuatan untuk melewati semua ini…….
sy ttp pasrah dan usaha,sy jg sholat mlm mhon ptnjuk,…
kdg sy bertanya dl hati,apakah dosa sy sdh sbesar itu hingga Allah memberi cobaan bgini,sy mncb iklhas menerima smuanya,sy tau Allah tidak akan memberikan cbaan diluar kemampuan hambanya kan…..dan sy jg tau Allah sedang menyiapkan rencana yang elbih baik bwt saya,tp mngapa rsnya berat sekali…ustad…
sy selau berty mngapa Allah selalu menganugrahkan persaan cinta saya kpd org yang salah….
sy tdk mau munafik,sy kangen skali sama J ustad,apakah yg hrs sy lakukan ustad……
saat ini ada org yg mendekati sy,sy berpikir dia baik,agamanya jg baik,mkin sy menerima dia sj ustad,bgmna cr sy bs mendapatkan kemantapan,sy tdk mau org itu jd plmpiasan ksian prasaan dia…..atau sy mhon ditaarufkan oleh ustad saja,mkin ustad py calon….

terimakasih byak ustad

Pacaran… tetapi secara islami

Posted on Updated on

[0] saya kurang sependapat dengan pemaparan saudara mengenai pacaran, karna menurut pandangan saya pacaran itu banyak mudharatnya.
1. pacaran itu ikatan uang mengikat hubungan laki-laki dan perempuan tanpa ada hukum yang sah menurut islam seperti nikah.
2. nabi muhammad yang menurut saudara pernah pacaran , menurut saya itu bukanlah pacaran melainkan sebatas kontrak kerja dengan khatidjah, dan jika terdapat perasan suka itu tidak ada ikatan yang mengikat.
3. dan ikatan itu bila tidak terjalin dengan baik akan menimbulkan patah hati (istilah dalam pacaran), dan itu akan merusak hubungan persaudaraan sesama muslim, bahkan tak jarang ada seseorang yang bunuh diri gara-2 putus pacaran.

[4] mohon maaf jika pemaparan saya sebelumnya kurang tertata dengan baik, tapi yang perlu anda koreksi ialah pernyataan anda yang menyatakan nabi pernah pacaran. karna pendapat anda mengenai pacaran bisa menjadi sebuah alasan seseorang berpacaran yang secara tidak langsung mengarahkan kepada perbuatan zina… [5] iya kalo langsung nikah kalo masih main-2. he…he… kan kalo memang mau serius langsung nikah saja… [6] kan ALLA SWT sudah menjamin laki-2 baik akan mendapatkan wanita baik-2 (Al-Qur’an) [7] jadi pernyatan untuk mengenal itu hanyalh sebuah alasan saja.

Jawaban M Shodiq Mustika:

0) Kita boleh berbeda pendapat. Kalau bagimu “pacaran itu banyak mudharatnya”, aku mendukung sikapmu untuk tidak pacaran. Namun aku juga mendukung saudara-saudara kita lainnya yang berpendapat bahwa “tanpa pacaran, mudharatnya lebih banyak lagi”.

1) Masalah ikatan pranikah dalam Islam telah kubahas di “Diskusi: Janji Menikah Tapi Belum Khitbah” .

2) Definisi pacaran itu ada banyak, tergantung pada sudut pandangnya. Dalam sudut pandang tertentu, memang percintaan Khadijah r.a dan Muhammad saw. itu bisa saja tidak kita anggap sebagai pacaran. Namun dengan sudut pandang lain, hubungan mereka dapat kita pandang sebagai pacaran. Intinya, dengan menyadari bahwa definisi pacaran itu banyak, kita bedakan antara pacaran yang tidak islami dan pacaran yang islami. Karena itulah, aku tidak sekadar mengatakan bahwa “Nabi Muhammad saw. pernah pacaran”, melainkan juga menambahinya dengan penjelasan “tetapi secara islami“.

3) Putus cinta, patah hati, dan bahkan putus silaturrahim tidak hanya terjadi pada pacaran, tetapi juga pada pernikahan. Bahkan, putus cinta pada pernikahan itu lebih menyakitkan. Sungguhpun demikian, pernikahan tidaklah lantas menjadi haram hanya karena dapat mengakibatkan patah hati yang amat menyakitkan.

4) Sekali lagi aku tegaskan, aku tidak sekadar mengatakan bahwa “Nabi Muhammad saw. pernah pacaran”, melainkan juga menambahinya dengan penjelasan “tetapi secara islami“. Dengan secara islami, kita TIDAK mengarah kepada perbuatan zina.

5) Dalam urusan yang bukan darurat, yang lebih serius bukanlah yang “langsung”, melainkan yang dengan persiapan lebih dulu sematang-matangnya, sehingga tidak main-main. Begitulah yang diajarkan dalam ilmu manajemen.

6) Jaminan Allah “laki-2 baik akan mendapatkan wanita baik-2″ itu benar. Supaya menjadi baik, tentunya kita perlu mengikuti petunjuk-Nya. Allah sudah memberi kita petunjuk untuk berikhtiar semaksimal mungkin, maka mestinya petunjuk-Nya ini kita ikuti.

7) Semua amal kita justru harus ada alasannya. Kita jangan beramal secara asal-asalan! Innamal a’maalu bin niyaat. (Sesungguhnya amal itu [bergantung] pada niatnya.)

Demikianlah jawabanku, semoga cukup jelas.